NovelToon NovelToon
Hot Duda Dan Baby Sitter

Hot Duda Dan Baby Sitter

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Duda / Ibu Pengganti / Pengganti
Popularitas:8.8k
Nilai: 5
Nama Author: Rhtlun_

Di tengah hujan deras yang mengguyur jalanan kota, Kinanti menemukan seorang anak kecil yang tersesat. Dengan tubuhnya yang menggigil kedinginan, anak itu tampak sangat membutuhkan bantuan. Tak lama kemudian, ayah dari anak itu muncul dan berterima kasih atas pertolongan yang ia berikan.

Meskipun pertemuan itu sederhana, tidak ada yang tahu bahwa itu adalah awal dari sebuah kisah yang akan mengubah hidup mereka berdua. Sebuah pertemuan yang membawa cinta dan harapan baru, yang muncul di tengah kesulitan yang mereka hadapi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rhtlun_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 27

Suasana di rumah Julian terasa lebih tenang dibandingkan hari-hari sebelumnya. Kinanti dengan cekatan menyiapkan sarapan untuk Kenzo, ditemani oleh Bi Inah yang membantu menata makanan di meja makan. Aroma harum dari makanan yang disiapkan memenuhi ruangan, menambah kehangatan pagi tersebut.

Tak lama kemudian, Marta dan Adam turun dari lantai atas untuk bergabung di meja makan. Marta tampak lebih tenang dibandingkan sebelumnya, dan Adam menyambut pagi dengan senyuman hangat. Di meja makan, Julian sudah duduk menunggu, dengan wajah yang menunjukkan bahwa perasaan hatinya lebih baik.

Marta mengambil tempat duduk di sebelah Julian, lalu dengan lembut berkata, "Julian, Mama ingin meminta maaf atas sikap Mama yang terlalu memaksakan perjodohanmu dengan Hanah. Mama menyadari bahwa Mama terlalu berambisi dan tidak memikirkan perasaanmu."

Julian menatap ibunya sejenak, lalu tersenyum. "Aku memaafkan, Mama. Aku tahu Mama hanya menginginkan yang terbaik untukku, tapi aku juga berharap Mama bisa mengerti keinginanku."

Mendengar itu, Marta merasa lega. Adam, yang duduk di sebelahnya, tersenyum bangga melihat istrinya akhirnya mengakui kesalahannya dan meminta maaf. Kinanti, yang berdiri tidak jauh dari meja makan, ikut tersenyum senang melihat hubungan antara Julian dan ibunya kembali harmoni.

Bi Inah, yang mengamati dari dapur, merasa bahagia karena ketegangan di keluarga itu perlahan mulai mencair.

Setelah menyuapi Kenzo dengan penuh kasih sayang, Kinanti bergegas bersiap untuk mengantar anak itu ke sekolah. Namun, ketika ia hendak melangkah keluar, Julian menghentikannya.

"Tunggu, Kinanti. Berangkatlah bersama kami." Ucap Julian sambil menggenggam tangan Kinanti dengan lembut.

Kinanti mengangguk, lalu mereka bertiga, Julian, Kinanti, dan Kenzo berangkat bersama. Di dalam mobil, suasana terasa hangat. Julian yang menyetir, menoleh ke arah Kenzo yang duduk di sampingnya bersama kinanti.

"Kenzo, apakah kamu menyukai Kak Kinanti?" Tanya Julian sambil tersenyum.

Kenzo dengan mata yang berbinar-binar, menjawab, "Aku suka Kak Kinanti. Dia baik dan sangat menyayangiku."

Julian tertawa kecil mendengar jawaban polos anaknya. "Kalau begitu, apakah kamu ingin Kak Kinanti menjadi ibumu?"

Kenzo mengedipkan matanya dengan cepat, lalu mengangguk penuh semangat. "Aku ingin Kak Kinanti menjadi Mama. Aku tidak ingin berpisah dengan Kak Kinanti, aku sangat menyayanginya."

Mendengar itu, Julian tersenyum lebar. Ia menoleh sejenak ke arah Kinanti yang sedang memangku kenzo di sampingnya.

"Kalau begitu, mulai sekarang, kalau kita sedang bertiga seperti ini, panggil Kinanti dengan 'Mama', bukan 'Kakak' lagi. Tapi ingat, Kakek dan Nenek jangan sampai tahu dulu ya."

Kinanti, yang mendengar percakapan itu, merasa pipinya memerah seperti tomat. Ia tidak menyangka Julian akan berkata seperti itu di depan Kenzo.

Julian melirik ke arah Kinanti, tersenyum, lalu kembali berbicara kepada Kenzo, "Jadi, kamu setuju, kan?"

Kenzo mengangguk paham, lalu Julian mencium pipi anaknya dengan penuh kasih sayang. "Anak pintar." Ujarnya gemas.

Setibanya di sekolah, Kenzo bersiap untuk turun dari mobil. Ia melambaikan tangan kepada Julian dan Kinanti, lalu berpamitan.

Namun, ketika ia hendak memanggil Kinanti dengan sebutan "Kakak", Julian dengan cepat mengingatkannya. "Ingat, panggil 'Mama'."

Kenzo mengangguk, lalu memanggil, "Mama, aku pergi dulu, ya!"

Kinanti tersenyum mendengar itu, hatinya terasa hangat. Ia mendekati Kenzo, lalu mencium pipi anak itu dengan lembut. "Belajar yang rajin, ya, sayang. Aku menyayangimu."

Kenzo tersenyum lebar, lalu mengangguk sebelum akhirnya masuk ke dalam sekolah. Julian dan Kinanti melihatnya hingga ia menghilang di balik pintu gerbang sekolah. Kinanti merasa sangat bahagia dan bersyukur memiliki Kenzo dan Julian dalam hidupnya.

Setelah memastikan Kenzo masuk ke dalam sekolah, Kinanti berdiri sejenak di depan gerbang, memperhatikan dengan penuh kasih. Namun, pikirannya terusik oleh percakapan sebelumnya di mobil. Ia pun berbalik menghadap Julian yang masih berdiri di dekatnya.

“Julian...” Panggil Kinanti dengan nada setengah kesal, “Kenapa kamu menyuruh Kenzo memanggilku Mama? Itu membuatku malu.”

Julian menatap Kinanti dengan senyum lebar di wajahnya. Tawa kecil terlepas dari bibirnya sebelum ia menjawab, “Kenapa malu? Kan pada akhirnya kamu memang akan menjadi mamanya Kenzo.” Ucapannya disertai tatapan lembut yang membuat Kinanti merasa hangat, tetapi juga salah tingkah.

Kinanti memalingkan wajahnya, mencoba menyembunyikan rona merah yang mulai menjalar di pipinya. Ia merasa jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya. “Tapi tidak harus seperti itu sekarang.” Gumamnya pelan, masih dengan ekspresi malu-malu.

Melihat Kinanti yang salah tingkah, Julian merasa gemas. Namun, ia tidak ingin membuatnya semakin malu, jadi ia memutuskan untuk tidak menggodanya lebih jauh. Sebagai pengalihan, Kinanti segera mengganti topik pembicaraan.

“Setelah Kenzo pulang sekolah nanti, aku ingin membawanya mengunjungi keluargaku. Apakah itu tidak apa-apa?” Tanyanya dengan nada penuh harap.

Julian menatap Kinanti dengan lembut. Ia mengangguk dan menjawab, “Tentu saja, Kinanti. Aku yakin Kenzo akan senang mengunjungi keluargamu. Terima kasih sudah mengajaknya. Itu pasti akan menjadi pengalaman yang menyenangkan untuknya.”

Kinanti merasa lega dan senang mendengar persetujuan Julian. “Terima kasih, Julian. Aku akan menunggu Kenzo sampai pulang sekolah, lalu kami akan langsung ke sana.” Ucapnya dengan senyum cerah yang memperindah wajahnya.

Julian mengangguk dengan senyum tipis di wajahnya. Ia mendekatkan diri ke Kinanti, lalu berkata dengan nada lembut, “Baiklah, aku harus pergi ke kantor sekarang. Jaga dirimu baik-baik.”

Kinanti mengangguk pelan. Sebelum pergi, Julian mendekatkan wajahnya dan memberikan ciuman lembut di kening Kinanti. Kinanti terkejut sejenak, namun kemudian senyum manis kembali merekah di wajahnya.

“Hati-hati di jalan, Julian.” Ucapnya dengan nada lembut, masih merasakan kehangatan dari ciuman Julian.

Julian tersenyum, lalu melangkah menuju mobilnya. Ia menoleh sebentar ke arah Kinanti sebelum akhirnya melajukan mobilnya, meninggalkan sekolah menuju kantornya. Kinanti tetap berdiri di tempatnya, memperhatikan kepergian Julian hingga mobilnya hilang dari pandangan. Perasaan bahagia dan harapan memenuhi hatinya.

Hari ini, Kinanti merasa hidupnya semakin berwarna. Hubungan yang semakin dekat dengan Julian dan cinta yang tumbuh di antara mereka membuatnya merasa menjadi wanita yang sangat beruntung. Dalam hatinya, ia berdoa agar semua ini bisa berjalan dengan baik, tanpa hambatan yang berarti.

*******

Kinanti menunggu dengan sabar di depan gerbang sekolah, menanti Kenzo menyelesaikan kegiatan belajarnya. Sesekali ia melirik jam di pergelangan tangannya, memastikan waktu masih cukup untuk membawa Kenzo ke rumah keluarganya seperti yang telah direncanakan.

Kinanti segera menghubungi sopir keluarga Julian untuk menjemputnya bersama Kenzo setelah jam sekolah usai. Ia menunggu dengan sabar di luar gerbang sekolah, memastikan semuanya siap untuk pulang.

Ketika bel sekolah berbunyi, ia tersenyum lega, bersiap menyambut Kenzo yang berlari kecil keluar dari gerbang. Dengan lembut, Kinanti menggenggam tangan Kenzo dan berkata, "Apakah Kenzo ingin ikut ke rumah keluarga Kakak?" Kenzo mengangguk antusias. Mereka pun masuk ke dalam mobil dan pulang ke rumah Julian terlebih dahulu.

Setibanya di rumah, Kinanti membantu Kenzo mengganti pakaian sekolahnya dengan baju yang lebih nyaman. Ia memastikan Kenzo merasa segar dan siap sebelum mereka berangkat ke rumah keluarganya. "Kita akan pergi sebentar ke rumah Kakak, ya." Ujar Kinanti lembut, sambil merapikan pakaian Kenzo. Kenzo mengangguk penuh semangat, menantikan perjalanan bersama Kinanti.

1
Ds Phone
ada kebahagian untuk nya
Ds Phone
semagat tu
selviana engol
ceritanya sangat seru
selviana engol
ceritanya sangat seru
Fitriadesy 99.df
cerita nya bagus
Ds Phone
perumpuan tu mesti paksa dia
Ds Phone
emak nya sombong tak bertempat
Ds Phone
ada rasa suka
Ds Phone
meraka suka sekali
Ds Phone
apa kah dia akan kembali
Ds Phone
ya semua nya tak bolih pasaka kalau hati tak suka
Ds Phone
lama lama akan rapat
Ds Phone
kebahagian yang dia fapat
Ds Phone
orang tak tahu malu macam tu kah
Ds Phone
dia ada bakat terpendam
Ds Phone
bunga bunga cinta
Ds Phone
dia pandai melayan anak anak
Ds Phone
dia dah jatuh cinta lah tu
Ds Phone
kebahagian anak lebih penting
Ds Phone
tentu ada masalah besar
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!