SEKUEL : "MENIKAHI MAFIA"
Elard Frey Ardolph seorang mafia kejam terpaksa menikah dengan sahabat dari adiknya karena sebuah rencana gila dari mommynya.
Sedangkan seorang wanita cantik yaitu Aneisha Cheryl Adiguna harus menjadi seorang yatim piatu karena sebuah kecelakaan yang menimpa orang tuanya.
Tidak ada niatan untuk menikah dekat-dekat ini namun siapa sangka bahwa dia akan menikah dengan kakak dari sahabatnya sekaligus anak majikan dari orang tuanya.
Elard yang menganggap bahwa Neisha memanfaatkan keluarganya pun terus saja menggoreskan luka di hati Neisha padahal dia sudah menjadi istrinya.
"Ayah ibu, Neisha pingin ikut kalian!" batinnya karena tidak kuat dengan penyiksaan yang di alaminya.
Yukkk kepoinnnn ceritanya!!
🥕🥕🥕
Follow Instagram @lala_syalala13
Follow TikTok @Lala_Syalalaa13
Follow Facebook @Lala Syalala
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lala_syalala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 19_Perhatian
Perlahan lahan Neisha pun membuka matanya, hal pertama yang dia lihat adalah sang suami yang sedang duduk di sofa kamarnya dan fokus dengan laptopnya biasa masalah pekerjaan.
Neisha melihat jam yang ternyata sudah jam 11 malam membuat Neisha berfikir apakah tuannya itu menjaganya sepanjang malam.
"Tu... Tuan," panggil Neisha pelan namun bisa di dengar oleh sang empunya nama.
Elard pun mengalihkan pandangannya dari laptop dan melihat ke arah Neisha.
"Kau sudah bangun," ucap Elard bukan pertanyaan loh ya.
Dia pun mendekat ke arah Neisha dan menempelkan tangannya ke kening sang istri untuk mengecek suhu tubuh dan untung saja suhu tubuhnya sudah mulai menurun.
"Kakimu bagaimana?" tanya Elard.
Dia tadi sudah mengobati kaki Neisha dan mungkin harus di ganti lagi perbannya.
"Kaki saya baik baik saja kok tuan," ucap Neisha.
"Sini," sahut Elard duduk di tepian ranjang dan menaruh kaki sang istri di pangkuannya.
"Tu... Tuan, saya bisa obati sendiri," ucap Neisha merasa sangat tidak nyaman.
"Diam!" tegasnya membuat Neisha dia seribu bahasa.
Elard pun memperbarui perban sang istri dan menggantinya dengan yang baru, tapi sebelum itu dia memberikan salep terlebih dahulu agar luka Neisha segera sembuh.
Dengan telaten Elard mengobati luka Neisha memberikan perhatian kepada sang istri membuat Neisha terbuai dan merasa senang.
'Andai jika tuan selalu bersikap seperti ini maka hatiku akan selalu senang dibuatnya,' gumam Neisha di dalam hatinya.
"Lebih baik istirahat saja sekarang sudah malam," ucapnya datar setelah selesai mengobati luka di kaki sang istri kemudian kembali ke laptopnya.
Neisha tidak tahu harus bereaksi seperti apa, dia terkadang bingung sendiri dengan sikap sang suami kadang baik kepadanya dan perhatian namun juga terkadang menakutkan bahkan sering menyakitinya.
Neisha hanya menurut saja, tapi sebenarnya di lubuk hati yang paling dalam dia berharap agar sang suami naik ke ranjang dan tidur bersamanya, mungkin akan sangat menyenangkan bisa tidur sambil di peluk sang suami.
Kalau kalian bertanya kok bisa tahu kalau enak di peluk Elard, kalian jangan lupa Neisha sudah pernah tidur satu ranjang saat bercinta dengan sang suami loh ya dan akhirnya tidur berpelukan.
"Tuan tidak tidur?" tanya Neisha.
"Kau tidur saja duluan aku masih banyak pekerjaan gara-gara kau pingsan membuat pekerjaan ku terhambat saja." tegas Elard membuat Neisha terdiam.
'Mungkin tidak akan ada rasa cinta dari tuan kepadaku,' lirih Neisha di dalam hatinya.
Jika boleh jujur, Neisha sudah mulai membuka hati kepada sang suami karena bagaimana pun Elard sudah menjadi suaminya dan akan mulai mencintai suaminya itu.
Skip...
Pagi harinya Neisha terlambat, dia terburu buru dan tak menemukan sang suami di meja makan.
Dia bangun jam sembilan pagi yang tentunya Elard pasti sudah berangkat ke kantor.
"Astaga kenapa kok bisa bangun telat sih," ujar Neisha.
Ting tong Ting tong
Suara bel berbunyi menandakan ada seseorang yang datang, Neisha pun segera membukakan pintu tersebut dan ternyata itu adalah mikaila yang datang dengan buah buahan di tangan.
"Hai nei," sapa mikaila dengan senyum sumringah.
"Loh kamu kok bisa ada di sini mik? Gak ke kampus?" tanya Neisha.
"Tadi kak El telepon aku terus bilang kalau kamu lagi sakit terus suruh aku buat jagain kamu soalnya kak El ada pertemuan penting dengan klien dan mungkin pulang malem, kalau soal kampus aku tadi udah ijinin kamu jadi gak usah masuk." sahut mikaila.
Entah kenapa mendengar sang suami akan pulang malam membuat hati Neisha sedih, dia tidak akan bertemu sang suami beberapa jam nanti kalau begitu.
"Kenapa? Sedih ya gak bisa ketemu sama suami sampai nanti malem," goda mikaila.
"Enggak, siapa juga. Udah yuk masuk," ajak Neisha.
Mereka berdua pun masuk, mikaila melaksanakan tugas dari sang kakak untuk menjaga kakak iparnya ini selama seharian penuh.
"Kaki kamu kenapa nei?" tanya mikaila karena melihat Neisha jalan dengan sedikit terpincang-pincang.
"Kemarin gak sengaja... kena pecahan kaca di jalan, iya di jalan," ucap Neisha mencari alasan dan mikaila pun hanya menggelengkan kepalanya saja.
"Makanya kamu kalau jalan itu hati-hati kalau gini kan malah gak enak gak bisa jalan dengan baik," tutur mikaila sudah seperti emak ke anaknya saja.
"Siap bos, jawab Neisha.
"Kamu udah makan?" tanya mikaila dan langsung mendapatkan gelengan dari Neisha, bagaimana makan orang dia saja baru bangun.
"Astaga udah mau siang tapi kok malah belum makan sih bisa gawat nanti kalau kak El tahu nei bisa di penggal kepalaku," tutur mikaila membuka kotak makan yang di siapkan oleh mommy Sheila.
"Kenapa memangnya?" tanya Neisha penuh kepolosan karena mendengar ucapan dari sahabatnya itu.
"Kenapa gimana sih? Asal kamu tahu kalau kak El udah marah itu menakutkan banget tahu!" ucap mikaila dan Neisha setuju akan hal tersebut.
"Ini makan, ini mommy sendiri loh masak. Sebenernya mommy pingin ikut tadi tapi gak bisa soalnya harus ikut daddy ke pertemuan dengan rekan kerja daddy," ucap mikaila.
"Iya, gak papa kok. Ada kamu aja aku udah seneng setidaknya gak sendirian," ucap Neisha.
"Nei, kamu bahagia kan menikah sama kak El?" tanya mikaila.
"Maksud kamu?"
"Aku tahu sifat kak El yang cukup mengerikan, terus kalian menikah bukan karena saling cinta kalian menikah karena sebuah insiden. Kak El pasti sangat marah dengan pernikahan mendadak ini nei, aku takut saat kak El ngajak kamu tinggal terpisah takut jika kamu bakalan di sakiti oleh kak El," ucap mikaila melimpahkan semua uneg-uneg nya.
Neisha menanggapi dengan senyuman, yang di ucapkan sahabatnya itu sangat sangat benar sekali.
Bahkan sebelum pindah pun Elard sudah main kasar dengan nya tapi Neisha tidak mungkin mengatakan permasalahan rumah tangganya takut jika mikaila akan khawatir apa lagi mommy Sheila.
Neisha memilih tidak menceritakan tentang kejadian kemarin yang dia harus berjalan kaki hingga kakinya lecet.
🥕🥕🥕
Malam harinya mikaila sudah balik ke mansion nya sehingga hanya ada Neisha sendirian di apartemen.
Jam sudah menunjukkan pukul delapan malam dan Elard belum juga pulang padahal makan malam sudah tersedia di meja makan, Neisha rasanya bosan tidak tahu harus melakukan apa.
Sedangkan di sisi lain Elard berada di markas klan elang, di sana sudah ada pengkhianat yang telah berani-beraninya berkhianat dengan nya.
"Tuan maafkan saya, saya melakukan ini karena terpaksa," ucap pengkhianat tersebut.
"Kau fikir aku perduli, asal kau tahu aku sama sekali tak perduli dengan kehidupan pribadi mu namun saat kau mengkhianati ku maka siap siap saja kau akan hancur!" tegas Elard.
"Jimi, bawa mereka masuk!" perintah Elard.
Jimi pun membawa seorang wanita paruh baya masuk membuat pengkhianat tersebut gemetar ketakutan.
"Tuan, tolong jangan sakiti ibu saya. Saya akan lakukan apapun jadi tolong jangan sakiti ibu saya!" ucap orang tersebut meminta tolong.
DOR DOR DOR
Namun seperti sudah tuli telinga Elard, dia membawa wanita tersebut ke tempat eksekusi dan langsung memberikan tembakan keras, tiga tembakan terdengar dan mengenai ke arah dada wanita tersebut hingga wanita itu mati mengenaskan.
"Ibu, jangan!" teriaknya memberontak ingin menghampiri sang ibu.
"Ibu! Dasar kau Elard manusia iblis kau!!" teriak pengkhianat tersebut seperti sudah tidak takut dengan Elard.
"Aku suka julukan yang kau berikan," ucapnya dengan seringai tajam.
.
.
TBC