NovelToon NovelToon
Berteman Dengan Arwah Leluhur

Berteman Dengan Arwah Leluhur

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Mengubah Takdir / Anak Lelaki/Pria Miskin / Hantu / Ilmu Kanuragan / Pendamping Sakti
Popularitas:7.6k
Nilai: 5
Nama Author: rcancer

Karena hendak mengungkap sebuah kejahatan di kampusnya, Arjuna, pemuda 18 tahun, menjadi sasaran balas dendam teman-teman satu kampusnya. Arjuna pun dikeroyok hingga dia tercebur ke sungai yang cukup dalam dan besar.

Beruntung, Arjuna masih bisa selamat. Di saat dia berhasil naik ke tepi sungai, tiba-tiba dia dikejutkan oleh sebuah cincin yang jatuh tepat mengenai kepalanya.

Arjuna mengira itu hanya cincin biasa. Namun, karena cincin itulah Arjuna mulai menjalani kehidupan yang tidak biasa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rcancer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menemukan Petunjuk

"Apa Nona sudah memberikan obatnya?" tanya seorang pengawal, kepada wanita yang meminta pengawal itu dan temannya untuk keluar rumah.

"Sudah," jawab wanita bernama Tarmini. "Kita tunggu aja, reaksinya bagaimana nanti."

Dua pengawal itu nampak senang mendengarnya.

"Bagus lah, semoga ada kabar baik," jawab pengawal yang satunya. "Sekarang, kita tinggal menjalankan rencana berikutnya," ujar pria yang bertugas memegang kendali mobil.

"Tapi, kita mau nyari cincin itu dimana? Gerobag yang kita cari aja, sama sekali nggak kelihatan. Padahal udah lebih dari satu bulan, kita mencarinya," ujar pengawal bernama Sarjo, yang duduk di sebelah rekannya.

"Benar," sahut Sarno, pria yang memegang setir mobil. "Kalau Tuan besar duluan yang menemukannya, bisa bahaya buat rencana kita."

"Maka itu, nanti jika pengaruh obatnya sudah bekerja, kita cari dulu, berkas-berkas kepemilikan aset Tuan besar," ujar Tarmini.

"Berkas kepemilikan aset?" tanya Sarjo. "Bukankah berkasnya disimpan di tempat pengacaranya?"

"Nggak mungkin," bantah Tarmini. "Bratawali kan orang pelit, mana mungkn dia menyerahkan surat-surat penting ke pengacaranya."

"Iya juga yah?" Sahut Sarjo lagi. "Terus Tuan besar nyimpen berkasnya dimana? Apa di bank?"

"Kemungkinan sih di kamarnya," sahut Sarno. "Kalau di Bank, kayanya nggak mungkin. Kan dia sudah kaya."

"Iya juga sih," balas Sarjo sambil mengedarkan pandangannya ke arah tepi jalan. Tak lama kemudian, di saat mata Sarjo memperhatikan semua pemandangan di tepi jalan, pria itu tiba-tiba bersikap seperti orang terkejut kala melihat sesuatu.

"Sarno, berhenti sebentar, No, berhenti, cepet!" pinta Sarjo tiba-tiba.

"Mau ngapain?" tanya Sarno yang tidak segera menuruti permintaan temannya.

"Berhenti sebentar, ya elahh," balas Sarjo. "Itu, gerobag yang kita cari ada di sana. Cepet berhenti."

"Serius?" Sarno nampak kaget. Begitu juga dengan Tarmini. Mata wanita itu bahkan langsung jelalatan mencari keberadaan gerobag yang dimaksud Sarjo.

Sarno segera menepikan mobilnya. Begitu mobil berhenti, Sarjo langsung turun dan melangkah menuju gerobag untuk memastikan dugaannya.

Begitu sampai dilokasi, Sarjo langsung memperhatikan gerobag yang berdiri di depan sebuah warung.

"Ada apa ya, Bang?" tanya seorang pria yang baru saja keluar dari warung tersebut.

"Maaf, Bang, saya mau cuma mau ngecek gerobag ini. Kebetulan, gerobagnya sama persis dengan gerobag yang sedang saya cari," jawab Sarjo.

"Oh..." balas sosok pemilik warung sambil terus memperhatikan orang asing yang menurutnya sangat aneh.

"Ah iya, ini gerobagnya!" seru Tarmini kegirangan begitu dia menghampiri Sarjo.

"Benar kan ini gerobagnya?" ucap Sarjo puas.

"Benar," Tarmini pun langsung memeriksa ponselnya. "Tu kan, sama persis."

"Maaf, Bang, Neng, memang, ada apa yah, dengan gerobag ini?" tanya si pemilik warung. Dia heran sekaligus bingung dengan tingkah tiga orang di hadapannya.

"Gini, Bang, sebenarnya kita sudah lama mencari pemilik gerobag ini," ucap Sarno. "Apa Ini gerobag milik Abang?"

"Iya, ini punya saya," jawab pria berkumis itu. "Emang ada apa dengan gerobag ini?"

"Nggak ada apa-apa, Bang," balas Sarno. "Cuma mau memastikan aja, kalau gerobag ini milik Abang, apa Abang pernah jualan keliling menggunakan gerobag ini dan berhenti di daerah kali tengah?"

"Keliling?" kening pemilik warung langsung berkerut. "Nggak tuh. Dari awal aku beli, aku nggak pernah keliling."

"Yakin, Bang?" Tarmini ikut memastikan karena dia dan dua teman prianya terkejut mendengar jawaban pemilik warung.

Pemilik warung mengangguk, memastikan kalau dia tidak berbohong. "Aku nggak pernah julan keliling, Neng. Kalau aku keliling, yang jaga warung siapa."

"Loh, kok aneh ya?" ucap Sarno. "Apa ada orang lain yang punya gerobag seperti ini?" Laki-laki menatap Sarjo.

"Kayanya nggak mungkin deh," balas Sarjo. "Kalau pun ada yang sama, nggak mungkin ada stiker-stiker kaya gini." Ucapan Sarjo cukup masuk akal juga.

"Mungkin, yang kalian maksud, pemilik lama, geroba ini kali yah?" ucap pemilik warung tiba-tiba.

"Pemilik lama?" Sarno nampak terkejut mendengarnya. Begitu juga dengan Tarmini dan Sarjo. "Maksud Abang, Abang bukan pemilik pertama gerobag ini?"

Sang pemilik warung pun tersenyum. "Bukan, aku beli bekas, sekitar satu bulan yang lalu," jawabnya.

"Owalah..." Sarno dan yang lain nampak begitu lega mendengarnya.

"Dulu tuh, aku beli gerobag ini, karena dijual murah. Kata pemilik lama, sengaja dijual murah karena sudah memiliki lapak buat jualan, jadi dia nggak keliling lagi," terang pemilik warung lagi.

"Oh begitu?" sahut Sarno. "Kalau boleh tahu, Abang masih ingat nggak, alamat pemilik gerobag yang lama?"

"Ya masih lah," jawab si pemilik. "Emang ada apa, kalian mencari pemilik gerobag ini?"

Sejenak, ketiga orang itu saling tatap. Mereka cukup bingung karena tidak memiliki persiapan jika mendapat pertanyaan seperti itu.

"Kebetulan, dulu pemilik ini sering jualan keliling di daerah saya," ucap Tarmini tiba-tiba. "Terus adik saya tuh menjadi pelanggannya. Dia pengin belajar usaha dari orang itu."

"Ohh..." sang pemilik langsung percaya.

"Boleh saya minta alamatnya, Bang?" tanya Sarno. Dengan senang hati pemilik warung menunjukan alamatnya. Bahkan dia menunjukan secara rinci alamat tersebut agar ketiga orang itu, mudah mencarinya.

Setelah mendapat alamat yang diinginkan, Tarmini dan dua prianya segera beranjak. Mereka juga menyempatkan membeli dagangan pria itu, sebagai tanda terima kasih.

"Sekarang gimana? Kita langsung menuju alamat rumah ini atau pergi ke tempat teman kamu duluan, Non?" tanya Sarjo, begitu mereka memasuki mobil.

"Langsung ke alamat itu aja," jawab Tarmini. "Kalau benar, orang itu yang menemukan cincin milik Tuan besar, kita bisa lebih cepat bertindak dan segera menguasai hartanya."

"Benar juga," ucap Sarjo. "Ya udah yuk, No, kita berangkat."

"Siap!" Sarno pun segera melajukan mobilnya.

####

Sementara itu, di sebuah taman yang ada di belakang rumah mewah, sekelompok anak muda terlihat sedang berkumpul sembari memperbincangkan sesuatu.

"Serius, Bro, aku semalam kembali diteror oleh arwahnya Friska," ungkap Marvin. "Aku bingung sumpah, aku nggak tahu, apa yang harus aku lakukan."

"Sama, aku juga," sahut Brian. "Aku juga nggak nyangka kalau orang yang aku tabrak bakalan meninggal dan arwahnya neror aku."

"Duh, gimana nih, Xel?" tanya Denis. "Kok aku jadi merinding gini."

"Aku juga nggak tahu," Axel pun sama bingungnya. Apa lagi dia terus teringat kejadian semalam, membuat Axel cukup ketar-ketir karena tidak mau mendapat teror juga.

"Gimana kalau kita cari orang pintar yang bisa mengusir makhluk halus?" usul Denis.

"Emang ada?" tanya Brian.

"Ada kok, banyak malahan," jawab Denis. "Coba kita cari di internet, nanti jika ada yang cocok, kita samperin bareng-bareng."

"Oke!" Brian dan Marvin langsung memainkan ponselnya.

Di saat bersamaan.

"Permisi, Tuan Axel, di depan ada tamu yang mencari, Tuan?"

"Tamu? Siapa, Bi?" tanya Axel.

"Polisi, Tuan."

"Polisi?" Axel dan teman-temannya terperangah.

1
Apriyanti
lanjut thor 🙏💪
Apriyanti
lanjut thor
Was pray
biar tidak ketahuan kamu menyamar waktu menolong bratawali juna bisa minta tlng klawing utk merubah wajah kamu atau memakai topeng ,jadi ntar aman terkendali
Yuliana Purnomo
betuuull dugaan Juna
Was pray
kenapa klawing gak ngasih tau juna kl tarminem nencari cincin itu dan resikonya jika sampai cincin itu bisa diambil oleh tarminem? bego' banget kamu wing wing ...
Apriyanti
lanjut thor
ichcha
lanjut
Hardware Solution
koq Klawing nggak terus terang saja ya?
Yuliana Purnomo
cerdas juga mereka punya pemikiran andai tarmini berkhianat ke mereka berdua,,emng harus antisipasi
Apriyanti
lanjut thor 🙏
Apriyanti
makin seru cerita nya ni
lanjut thor 🙏
Apriyanti
lanjut thor 🙏
Yuliana Purnomo
Klawing pasti terkejut kalau ibunya Juna anaknya mantan boznya
Yuliana Purnomo
Klawing firasat mu gak salah lagi,, cepat balik kerumah Juna,, takutnya geng tarmini bikin ulah di rumah juna
Yuliana Purnomo
kapooookkk diciduk polisi Axel
Yuliana Purnomo
siapa lagi yg jadi korban Heng anak manja itu lah,, kasian nya gadis itu
ichcha
lanjut
ichcha
lanjut kak
Apriyanti
lanjut thor 🙏
Apriyanti
lanjut thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!