NovelToon NovelToon
MY ARROGANT EX HUSBAND

MY ARROGANT EX HUSBAND

Status: sedang berlangsung
Genre:Single Mom / Anak Genius / Percintaan Konglomerat / Crazy Rich/Konglomerat / Wanita Karir / Trauma masa lalu
Popularitas:10k
Nilai: 5
Nama Author: Agura Senja

Setelah menikahi Ravendra Alga Dewara demi melaksanakan wasiat terakhir dari seseorang yang sudah merawatnya sejak kecil, Gaitsa akhirnya mengajukan cerai hanya dua bulan sejak pernikahan karena Ravendra memiliki wanita lain, meski surat itu baru akan diantar ke pengadilan setahun kemudian demi menjalankan wasiat yang tertera.

Gaitsa berhasil mendapatkan hak asuh penuh terhadap bayinya, bahkan Ravendra mengatakan jika ia tidak akan pernah menuntut apa pun.

Mereka pun akhirnya hidup bahagia dengan kehidupan masing-masing--seharusnya seperti itu! Tapi, kenapa tiba-tiba perusahaan tempat Gaitsa bekerja diakuisisi oleh Grup Dewara?!

Tidak hanya itu, mantan suaminya mendadak sok perhatian dan mengatakan omong kosong bahwa Gaitsa adalah satu-satunya wanita yang pernah dan bisa Ravendra sentuh.

Bukankah pria itu memiliki wanita yang dicintai?

***

"Kamu satu-satunya wanita yang bisa kusentuh, Gaitsa."

"Berhenti bicara omong kosong, Pak Presdir!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agura Senja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bisikan di Antara Kebisingan

"Di sudah datang?" Seorang wanita berjalan di antara mobil-mobil mewah lain yang sedang terparkir, mendengarkan informasi dari orang di seberang. "Aku ke sana," ucapnya sebelum menutup telepon.

Wanita itu memasukkan ponselnya ke dalam saku jaket dan berjalan cepat menuju sebuah pintu yang dijaga oleh dua orang berbadan besar. Penampilan mereka terlihat menakutkan dengan kepala plontos dan luka di wajah.

Sebuah kartu berwarna putih diperlihatkan saat wanita itu sudah sampai di depan para penjaga, membuat dua pria bertubuh tinggi besar itu langsung membungkuk hormat dan membukakan pintu.

Netra gelapnya tampak jeli ketika melihat lorong panjang yang lampu-lampunya berwarna kuning buram. Hening dan sedikit gelap, wanita itu bahkan tidak bisa melihat bayangannya sendiri ketika berjalan menyusuri lorong.

Pintu yang dimasukinya adalah jalan masuk yang dikhususkan hanya untuk tamu VVIP dan merupakan pelanggan lama di tempat itu. Wanita itu terus berjalan dalam keheningan, langkah kaki jenjangnya tidak menimbulkan suara sedikit pun.

Seolah sudah menjadi kebiasaan, tubuh wanita itu langsung berbelok ke kiri di ujung lorong, memasuki sebuah ruangan kosong dengan pintu kayu berwarna coklat.

Ia mengetuk di pintu, dua kali ketukan cepat, berhenti sebentar sebelum mengetuk satu kali. Wanita itu melakukan hal yang sama beberapa kali, sampai indera pendengarnya menangkap ketukan yang sama dari dalam.

Wanita yang mengenakan jaket kebesaran hijau tosca dan celana belel itu menyandarkan tubuh di dinding dekat pintu. Sepatu kets putih yang dikenakannya terdengar mengetuk lantai, sedikit tidak sabar dengan kelambatan orang di dalam.

Cklek!

Netra gelap itu menatap datar wanita yang membuka pintu sambil tersenyum canggung, "Ada yang meminta Apel, jadi aku agak terlambat," katanya cengengesan.

"Bawa aku ke lantai dua," ucap datar wanita yang mengenakan topi dan masker hitam.

"Kamu terlihat seperti ingin membunuh seseorang dengan penampilan seperti itu, Sha."

Wanita itu, Gaitsa, mengabaikan komentar dari wanita bersurai keriting yang membawanya melewati pintu dan menaiki tangga. Tempat hiburan ini adalah milik Ann, wanita bersurai coklat keriting yang malam ini terlihat berbeda dengan kemeja putih dan celana bahan hitam, rambutnya dibiarkan tergerai dengan bandana di kepala.

Gaitsa sampai di sebuah ruangan cukup besar yang memang disediakan untuk pelanggan VVIP. Sebuah laptop sudah menyala di atas meja. Wanita itu menatap puas pada beberapa botol air mineral dan berbagai snack yang disediakan.

"Kamu akan menonton dan mendengarkan dari sini?" Ann bersedekap di depan pintu setelah melempar kunci ruangan itu pada Gaitsa.

"Ya, pastikan kamu mengatakan seperti yang kuperintahkan."

"Aye aye, captain!" seru Ann sambil memasang sikap hormat. Wanita itu langsung membungkuk dan berpamitan setelahnya, kembali pada pekerjaannya sebagai bartender di tempat ini.

Gaitsa segera mengunci ruangan, jaga-jaga kalau ada pelanggan mabuk yang asal masuk. Wanita itu berjalan menuju sofa dan menatap layar laptop di depannya. Layar yang menampilkan rekaman kamera di meja bartender itu sedang mengarah pada seorang wanita yang sedang minum sejak beberapa saat lalu.

"Hmm ... ayo kita mulai," ucapnya sembari menghubungi Ann. Earbud di telinga langsung mengeluarkan suara musik cukup berisik dari lantai bawah.

"Apa terdengar jelas? Haruskah kusuruh kecilkan volume musiknya?"

Gaitsa menggeleng meski tahu wanita di seberang telepon tidak akan melihatnya. "Tidak perlu, aku mendengarmu dengan sangat baik," ungkapnya santai.

Wanita itu melepas topi dan jaket yang dikenakan, menampilkan kaos putih lengan pendek yang cukup membentuk lekuk tubuhnya. Gaitsa terburu-buru setelah menghabiskan waktu seharian bersama Erika, jadi memilih asal pakaian yang ditemukan di toko terdekat.

Netra gelap itu sempat melirik jam dinding yang menunjukkan pukul sebelas. Ia sudah menitipkan Biyu pada Alika sejak siang tadi, juga sudah mengatakan bahwa mungkin akan pulang terlambat.

"Berikan satu lagi!"

Seruan itu cukup mengagetkan Gaitsa. Wanita itu kembali menatap layar, memperhatikan wanita cantik yang sudah terlihat sedikit mabuk meski baru minum beberapa gelas. Gaitsa mencibir dalam diam. Netra gelap wanita itu tampak bersinar, seperti predator yang sedang memperhatikan mangsanya.

"Anda sudah minum terlalu banyak, Nona!" Ann menimpali, "Meskipun aku senang kalau keahlianku meracik minuman membuatmu ketagihan dan ingin terus minum," lanjutnya seraya tertawa terbahak-bahak.

"Aku ...!" Wanita bersurai panjang itu berseru sambil menunjukkan empat jarinya, "Baru minum tiga," katanya diiringi cegukan yang membuat Ann geleng-geleng kepala. Kenapa minum kalau lemah terhadap alkohol?

"Sepertinya anda harus pulang," kata Ann seraya menyerahkan segelas air mineral. "Minum ini dan sadarlah, pulang, cuci kaki lalu tidur."

"Kau mengusirku juga? Kenapa kau sama saja dengan dia?" keluh wanita itu sambil menidurkan kepala di konter bar. "Kenapa dia tidak melirikku sama sekali? Memangnya aku kurang apa?"

Gaitsa yang juga mendengar semua gumaman wanita itu mencibir.

"Anda tidak memiliki kekurangan apa pun, Nona. Kita hanya hidup di dunia yang menuntut untuk selalu sempurna."

Wanita cantik dengan bibir mungil itu mengangkat kepala, menatap Ann yang sedang tersenyum ramah.

"Sebenarnya aku sempurna, dia juga. Kami akan jadi pasangan paling sempurna di dunia kalau saja perempuan jalang itu tidak datang!"

Sedikitnya Ann bersyukur suasana tempat itu sangat berisik hingga tidak ada yang protes dengan teriakan penuh emosi wanita di hadapannya.

"Kekasih anda dicuri?" tanya Ann acuh tak acuh sambil membersihkan gelas. "Wah, kasihan. Zaman sekarang memang sedang musim pelakor," katanya lagi sambil lalu.

"Iya, dia mencuri Ravendra dariku! Perempuan tidak jelas asal usulnya itu! Bayinya mungkin saja bukan anak Ravendra! Dia pasti berselingkuh, aku yakin!"

Wanita itu kembali menelungkupkan wajah di meja konter setelah berteriak seperti orang tidak waras. Ann berjalan mendekat, tangannya menopang dagu ketika mengatakan sesuatu sambil berbisik.

Gaitsa tersenyum miring ketika wanita di layar terlihat tertarik dan antuisias mendengarkan.

***

"Mau langsung pulang?" Ann melihat wanita bersurai panjang yang menuruni tangga sambil menggunakan masker dan topinya.

"Sudah terlalu lama aku meninggalkan Biyu," jawab Gaitsa seiring langkah cepatnya memasuki pintu dekat konter bartender. "Sampai jumpa, Ann!" serunya sebelum menutup pintu.

Gaitsa kembali menyusuri lorong agak gelap yang dilewati sebelumnya. Wanita itu terlalu sibuk hingga tidak menyadari ada seseorang yang memperhatikannya ketika ia keluar dari ruangan tanpa mengenakan jaket atau masker untuk menutup wajahnya.

"Hmm ..." seorang pria yang tengah bersandar di pagar besi dan menatap suasana lantai dansa tersenyum miring, mengingat wanita yang dilihatnya beberapa saat lalu.

"Padahal Ravendra bilang jangan menyamakannya dengan wanita lain yang pernah kutiduri, tapi sepertinya sama saja?" Daniyal terkekeh geli sambil menggeleng, mengasihani sahabatnya yang terlalu polos tentang perempuan.

"Coba kita lihat ... berapa lama waktu yang kubutuhkan untuk membawanya ke ranjang setelah dia jadi sekretarisku?" Pria bersurai gelap itu tampak berpikir, "Dua hari. Ya, dua hari!" ujarnya diiringi seringai lebar.

'Tunggu saja, Ravendra. Akan kuperlihatkan wajah asli wanitamu,' batinnya sembari tersenyum mengejek.

1
Tri Febri
alur cerita dan penggunaan bahasa sangat menarik. berbeda dari novel yg biasanya
Agura Senja: wah, makasih udah mampir~! Terus dukung Gaitsa dan Ravendra, ya! 😍
total 1 replies
Agnes🦋
gemes wkwkw
Agnes🦋
.
Agnes🦋
blm update ya kak
Agnes🦋
seruuuu
Agura Senja: Terima kasiiihh
total 1 replies
Agnes🦋
aslii seru tor ceritanyaaa, pliss update dong torr
Agura Senja: Terima kasih sudah mampir yaa... Gaitsa akan tayang 5 bab setiap hari 😍
total 1 replies
Agura Senja
otewe bucin parah
Sunarmi Narmi
Itu pak CEO kena karma
..rasain akibat bikin wanita sakit hati...bikin dia bucin thor biar ngak arogant
Agura Senja: otewe bucin parah 😅
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!