Tampan, Kaya, dingin, dan Cuek
Itulah yang bisa menggambarkan sosok Aston Max Matthew yang hampir sempurna. Siapa yang tidak mengenal sosok Aston yang begitu banyak di sukai kaum hawa siapapun yang melihatnya pasti akan langsung jatuh cinta kepadanya. Tapi yang mengenal Aston dia adalah pria yang pemarah, suka mengatur, cuek dan tidak suka jika ucapannya di tentang.
Cantik, Polos, dan Pendiam
Seperti itulah sosok wanita bernama Ayana Yovanka, Wanita yang sudah mandiri sejak kepergian ayahnya yang sudah lama meninggal. Di mana Ayana harus bekerja keras untuk pengobatan sang bunda yang sudah lama sakit. Namun takdir berkata lain ketika saat Ayana di pertemukan dengan pria yang bernama Aston yang mengubah semua takdirnya.
Tapi di suatu kejadian membuat mereka menjadi dekat, akankah kisah mereka seperti kisah novel yang berakhir happy ending atau malah menjadi sad ending?
Ikutin cerita Marriage With CEO.
Update sesuka hati❤️
Start 14 Desember 2024
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dwinabila04, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Marriage With CEO | 15. Meeting ex-lovers
Seperti yang di katakan oleh Aston kemarin malam jika ia akan pergi ke Singapura untuk bekerja sekaligus untuk liburan bersama dengan Ayana.
Sekarang mereka berada di dalam pesawat untuk menuju ke Singapura. Awal mulanya Ayana akan menyusul ketika Aston sudah selesai urusan pekerjaan namun Aston melarang Ayana untuk pergi sendirian apa lagi Ayana baru saja mengalami insiden di mana ia harus keguguran.
Jika Ayana pergi sendiri maka Aston tidak akan tenang. Maka dari itu di sini Ayana sekarang berada dalam satu pesawat bersama Aston.
Sejak tadi Ayana hanya diam saja tanpa ingin membuka suara sedikitpun membuat Aston bingung harus bagaimana menghadapi Ayana. Memang sejak Ayana mengalami keguguran ia jadi minim berbicara tidak seperti biasanya yang sedikit cerewet. Tapi Aston tidak ingin memaksa Ayana untuk melakukan kebiasaannya seperti biasa karena Aston tau jika Ayana masih memikirkan calon bayinya. Begitu juga Aston yang baru saja bahagia mendengar kabar kehamilan Ayana harus bersedih lagi ketika mengetahui Ayana keguguran.
"Ini kamu makan dulu," ucap Aston menyodorkan makanan kepada Ayana.
"Aku masih belum nafsu makan," ujar Ayana.
"Tapi kamu harus makan walaupun sedikit, jika tidak kamu nanti tidak punya tenaga,"
Ayana menatap Aston terlebih dahulu sebelum mengambil sendok yang di sodorkan kepadanya. Tidak ingin berdebat terlalu lama dengan Aston akhirnya Ayana memakan makanan yang ada di hadapannya sekarang. Walaupun selera makan Ayana belum ada namun ia harus memaksakan untuk makan.
Baru tiga kali suapan Ayana sudah menaruh lagi sendoknya karena memang ia tidak berselera untuk makan.
"Kenapa? Apa makanannya kurang enak?" tanya Aston.
"Tidak, aku sudah kenyang," jawab Ayana.
"Kenyang? Aku lihat kamu baru saja makan tiga sendok tapi sudah kenyang?"
"Iya, aku sudah kenyang."
Aston tidak ingin memaksa Ayana untuk makan lagi karena tiga sendok makanan yang masuk ke dalam perut Ayana saja sudah membuat Aston sedikit lega.
"Ini minum susu kamu dulu,"
Ayana menatap kearah susu yang di berikan kepada Aston. Susu itu membuatnya teringat saat Aston membuatkannya susu hamil. Namun semua kejadian itu hanya berlangsung satu hari.
Saat makan sudah selesai Ayana memilih untuk tidur karena matanya sudah mulai mengantuk. Sedangkan Aston harus masih membuka laptopnya untuk memeriksa beberapa email yang masuk. Sesekali Aston melirik Ayana yang begitu damai dalam tidurnya hingga membuat Aston tersenyum kecil.
Setelah menempuh penerbangan satu jam empat puluh lima menit mereka tiba di Singapura. Sekarang mereka harus pergi ke hotel untuk menginap. Setibanya di Singapura Aston menuju ke tempat di mana kolega sudah menunggunya sedangkan Ayana pergi ke hotel untuk istirahat sambil menunggu Aston pulang.
Ayana melihat seisi hotel yang cukup mewah dan elegan hingga membuat Ayana berdecak kagum. Hotel tempat Ayana menginap bernama Equarius Villas.
"Berapa harga hotel ini semalam?" ucap Ayana.
Ayana melihat nilai yang tertera di halaman pencarian membuatnya tercengang harga satu malam di Deluxe Pool Room mencapai Rp, 14.312.486.
"Apa Aston sudah gila menginap di hotel begitu malah seperti ini untuk lima hari,"
Tapi dengan harga yang begitu fantastis sesuai dengan pemandangan yang begitu indah. Hingga membuat menginap di sini terasa berada di rumah.
Sambil menunggu Aston hari ini Ayana berniat untuk berkeliling hotel karena sia-sia saja jika hanya berdiam diri di kamar. Suasana hati Ayana sedikit kurang baik namun Ayana harus bisa melupakan kejadian itu agar ia bisa melanjutkan hidupnya.
Tuhan tidak akan pernah menguji umatnya di ambang batas kemampuannya. Mungkin tuhan menguji dirinya dengan keadaan sekarang karena tuhan tau jika Ayana bisa melewatinya.
Setelah berkeliling dengan puas Ayana menuju kamar untuk beristirahat.
...•••...
"Ayana,"
"Ayana,"
"Ayana,"
Aston mencoba membangunkan Ayana yang tertidur sangat lelap. Aston tiba di hotel ketika jam menunjukan pukul delapan malam.
"Aston," ucap Ayana lirih.
"Ayo bangun,"
"Jam berapa ini?" tanya Ayana.
"Jam delapan malam," jawab Aston yang membuat Ayana terbangun dengan cepat.
"Jam delapan malam? Apa kamu baru saja sampai?" tanya Ayana yang sedang mengumpulkan nyawanya.
"Iya, aku baru saja pulang, kamu mandi dulu sana terus nanti kita makan malam," ujar Aston.
Ayana mengangguk kepalanya dan melesat menuju ke kamar mandi.
Di saat Ayana sedang mandi Aston melanjutkan pekerjaannya yang akan di adakan besok. Seperti inilah kehidupan Aston, di mana waktunya kebanyakan di habiskan untuk bekerja dan bekerja terus. Untuk pergi bertemu dengan sahabatnya pun jarang sekali karena waktu lain Aston hanya untuk bekerja.
Dua puluh menit berlalu Ayana keluar sudah berpakaian lengkap. "Aston, kamu cepetan mandi." Ucap Ayana.
"Oh, kamu sudah selesai ternyata," ujar Aston.
Karena terlalu fokus dengan pekerjaannya membuat Aston tidak menyadari jika Ayana telah selesai mandi. Di saat Aston mandi Ayana berdandan sedikit karena ia tau jika Aston akan membawanya ke tempat yang mewah karena tidak ingin membuat Aston malu Ayana akan berpenampilan cantik untuk malam ini.
Walaupun Aston memang tidak memperdulikan penampilan Ayana, karena Aston tipe pria yang menerima Ayana apa adanya. Menerima apa adanya? Tiba-tiba saja Ayana teringat soal perjanjian pernikahan itu. Membuat Ayana sedikit sedih.
Aston sudah selesai mandi dan Ayana sudah bersiap-siap, mereka pun pergi menuju ke restoran yang akan mereka tuju untuk makan malam.
Sesampainya di restoran Ayana begitu tercengang dengan ke restoran yang mereka datangi malam ini. Nuansa yang begitu Ayana sukai membuat Ayana tanpa sadar terus menerus berucap wow.
"Kamu pesan apa?" tanya Aston.
"Seperti biasa aku serahkan semuanya kepadamu," jawab Ayana.
Aston mengangguk kepalanya dan langsung memesan makan malam. Tak membutuhkan waktu lama makan malam mereka tersaji di depan mereka, di mana menu yang selalu Aston pilih selalu menggugah selera.
"Apa kamu mau dessert?" Tanya Aston.
"Boleh." Jawab Ayana.
Aston kembali memangil pramusaji untuk memesan dessert untuk Ayana.
"I want to order dessert, Honey Chocolate, Chocolate Peanut Butter Caramel, Strawberry Vacherin,"
Pramusaji untuk mengangguk kepalanya.
Setelah selesai makan barulah dessert yang Aston pesan untuk Ayana tersaji di hadapannya. Ketika asik dengan dessert di hadapannya mata Ayana menangkap seseorang yang bagitu familiar walaupun Ayana tidak pernah bertemu dengannya akan tetapi Ayana tau dia siapa. Melihat pergerakan Ayana yang begitu aneh Aston melihat apa yang sedang Ayana lihat.
Mata Aston langsung bisa melihat siapa yang sedang Ayana lihat sekarang.
Xaquila Zea, mantan kekasih Aston di mana ia sedang bersama pria atau lebih tepatnya mantan bisnis kerjanya yang merebut kekasih Aston. Namun Aston tidak mempedulikan kedatangan mereka. Aston lebih memilih fokus kepada Ayana yang kembali memakan dessert yang Aston pesankan.
"Aaaa." Ayana menyodorkan sendok yang berisikan kue kepada Aston.
Aston dengan senang hati menerima suapan yang Ayana berikan kepadanya.
"Aston," panggil Xaquila.
Aston menatap Xaquila malas dimana ia sedang menghampiri meja mereka berdua yang membuat Ayana menatap keduanya.
"Ternyata benar Aston," ujar Xaquila..
"Lama tidak berjumpa Aston," tambah Xaquila.
"Bagimana kabarmu sekarang? Apa kamu baik-baik saja?" tanya Xaquila.
Aston tertawa sinis. "Apa kau menginginkan kondisiku terpuruk terus di saat kau meninggalkan ku? Aku bukan pria yang bodoh Xaquila. Sekarang aku jauh lebih bahagia dari pada dulu." Ucap Aston dengan nada santai namun sedikit menekan.
"Aston aku minta maaf sudah meninggalkan mu," kata Xaquila.
"Kata maafmu tidak bisa mengembalikan keadaan yang sudah terjadi," jawab Aston.
Xaquila menyadari kehadiran Ayana yang sedang duduk diam tanpa membuka suaranya.
"Kamu bersama dengan kekasih barumu?" tanya Xaquila.
Mata Ayana melotot ketika ia masuk dalam perdebatan mereka berdua.
"Kekasih baru? Apa di rumahmu kau tidak punya televisi? Hingga kabar yang begitu besar kau saja tidak tau," jawab Aston.
"Jadi benar dia kekasih barumu?"
Aston mengandeng tangan Ayana lebih tepatnya Aston menarik tubuh Ayana untuk lebih dekat kepadanya.
"Dia bukan kekasih baruku," ucap Aston.
"Dia adalah Istriku." Aston begitu menekan kata istri membuat Xaquila tidak percaya.
"Apakah kamu yakin? Aku tidak percaya dengan ucapanmu barusan, kamu berkata seperti itu karena kamu ingin membuatku sakit hati bukan? Itu tidak akan mempan buatku Aston." Xaquila benar-benar tidak mempercayai ucapan yang Aston berikan kepadanya.
Aston menunjukan cincin pernikahan mereka kepada Xaquila. "Apa kamu tidak melihat kami sudah menikah? Apa aku harus memberikan dokumen pernikahan ku kepadamu agar kamu percaya, oh tapi itu tidak perlu karena itu membuang-buang waktuku yang berharga."
"Ayo, sayang kita pergi." Aston mengajak Ayana pergi dari restoran.
Xaquila menatap kepergian sepasang suami istri dari restoran.
Di luar restoran tanpa sadar Aston terus menarik tangan Ayana di mana posisi Ayana begitu sulit mengimbangi langkah kaki Aston yang begitu cepat, andai Ayana tidak memakai heels tinggi maka ia tidak akan merepotkan menyeimbangi langkah Aston.
"Aston pelan-pelan," ucap Ayana.
"Maafkan aku," ucap Aston kepada Ayana yang menyadari bahwa ia terus menarik tangan Ayana.
"Aku tidak apa-apa, untuk apa kamu minta maaf kepadaku?"
Aston membalikan badannya menatap kearah Ayana yang juga sedang menatapnya.
"Ayo kita pulang, karena besok aku harus bekerja,"
Mereka berdua memutuskan untuk beristirahat karena badan Aston sudah begitu lelah di tambah ia harus bertemu dengan mantan kekasihnya yang membuat moodnya menjadi kacau.
Sesampainya di hotel Aston tidak langsung tidur karena ia harus memeriksa beberapa dokumen yang Hadwin kirim kepadanya. Aston selalu bersama Hadwin, namun hotel mereka saja yang berbeda kamar. Jika Aston memilih hotel bintang lima, Hadwin akan memilih hotel bintang tiga.
Saat ingin keluar dari ruangan Aston tidak sengaja melihat Ayana melepas bajunya. Niat ingin keluar dari kamar urung Aston lakukan karena ingin melihat Ayana. Tidak ada larangan jika Aston ingin melihat tubuh Ayana karena mereka sudah suami istri walaupun kontrak.
Entah kenapa tiba-tiba Aston ingin mencium leher Ayana yang begitu mulus, Aston teringat saat malam pertama mereka di mana Aston begitu puas berhubungan dengan Ayana. Akan tetapi Aston teringat jika Ayana sedang dalam masa nifas jadi Aston tidak akan melakukan hubungan suami istri.
Selesai berganti baju Ayana langsung naik di atas ranjang untuk tidur sedangkan Aston melanjutkan ke niat awalnya di mana ia ingin membuat kopi.
Melihat Aston keluar dari ruangan membuat Ayana terbangun. "Aston, apa kamu mau buat kopi?" tanya Ayana.
"Iya, aku ingin membuat kopi," jawab Aston.
"Aku buatkan." Ucap Ayana beranjak dari tempat tidurnya.
Aston menuruti perkataan Ayana di mana ia akan membuatkannya kopi. Tak membutuhkan waktu yang begitu lama Ayana masuk dengan membawa segelas kopi untuk sang suami di mana Aston sedang sibuk dengan berkas-berkas di hadapannya.
"Ini kopimu." Ayana menyodorkan segelas kopi untuk Aston.
"Terima kasih." Tak lupa Aston mengucapkan terima kasih kepada Ayana yang sudah membuatkan kopi untuknya.
"Jangan begadang," pesan Ayana karena Ayana tau jika Aston selalu begadang hingga jam tiga pagi.
"Akan aku usahakan."
Selesai membuatkan kopi Ayana kembali ke tempat tidurnya.
...•••...
Di sisi lain seorang wanita juga pria sedang menikmati waktu berdua mereka dengan mesrah di sebuah hotel yang mereka inapi malam ini. Mereka beristirahat setelah melakukan hubungan suami istri. Itu sering mereka lakukan ketika mereka berdua berpergian ke luar negeri.
Walaupun status mereka bukan sepasang suami istri namun hal semacam ini sudah mereka lakukan ketika mereka bersama.
"Apa kau tadi bertemu dengan mantan kekasihmu itu?" tanya Jesper.
"Dari mana kamu tau aku bertemu dengan Aston?" tanya Xaquila kembali.
"Karena aku melihatnya keluar dari restoran tempat kita makan tadi," jawab Jesper.
"Iya, aku bertemu dengannya tanpa sengaja ketika aku ingin pergi ke toilet," ucap Xaquila.
"Apa kamu masih mencintainya?"
"Jesper, sudahlah, kami sudah putus begitu lama tidak mungkin aku punya perasaan dengannya," jawab Xaquila yang tidak benar-benar berkata jujur.
"Baguslah jika kamu sudah tidak mencintainya," ucap Jesper.
"Jesper, aku ingin bertanya sesuatu," kata Xaquila.
"Apa itu?" tanya Jesper.
"Kapan kamu nikahin aku? Kita sudah bersama selama tiga tahun, apa kamu tidak ada niat untuk menikah?" tanya Xaquila.
"Kita bahas masalah ini besok saja," jawab Jesper.
Xaquila sudah bisa menebak inilah jawaban yang selalu Jesper berikan kepadanya. Di mana ia selalu menghindari pertanyaan itu jika Xaquila bertanya hal serius. Di dalam hati Xaquila yang paling dalam sebenarnya ia menyesal melepaskan Aston karena harta Jesper kalah jauh dengan Aston. Mungkin dulu Xaquila mengkhianati Aston karena harta Aston kalau jauh dengan Jesper, namun sekarang Aston jauh melebihi Jasper.
...•••...
Pagi ini Ayana sudah di buat tidak mood karena ulah Aston yang mendadak harus pulang karena ada urusan begitu penting di perusahaannya. Jika tau seperti ini maka Ayana tidak akan ikut.
Dengan malas Ayana melangkahkan kakinya mengikuti Aston dari belakang.
"Maafkan aku untuk kali ini," ucap Aston penuh dengan penyesalan.
"Lain kali kita akan melakukan perjalanan yang ingin kamu lakukan," ucap Aston.
Mendengar ucapan itu Ayana mood Ayana langsung membaik.
"Benarkah itu?" tanya Ayana.
"Iya, kamu list saja di mana yang ingin kamu kunjungi," ucap Aston.
"Asik."
Awalnya Ayana tidak begitu mood ketika Aston mengajaknya pulang namun setelah mendengar ucapan Aston mendadak Ayana begitu bahagia. Ayana memutuskan untuk tidur lebih dahulu sebelum tiba. Karena tidurnya kemarin malam kurang akibat ulah Aston yang sedikit berisik di ruangannya.
"Semoga kamu suka hadiah yang aku siapkan," ucap Aston lirih.