menceritakan sepasang kekasih yang mau menikah beberapa bulan lagi namun gagal karena suatu kesalahan pahaman , membuat pernikahan yang telah dinanti nanti hancur , membuat keduanya tidak seperti dulu .........
maukah Wanita itu Bertahan dengan sang pria atau Berakhir ................
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Scorpionzs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#19
Altair pun mengangguk tanda setuju , Setelah mendapatkan persetujuan Altair Rifqi pun mencium anak nya.
"gantian dong qi gue juga mau pangku keponakan." yang di angguki oleh mereka bertiga.
"nanti aja gue dulu." masih tersenyum tanpa menoleh ke arah mereka hanya menoleh ke arah anak nya.
"qi ayolah kita juga pengen gendong gantian ngapa." lagi lagi di angguki mereka berdua.
"qi ayolah , anak lo kan masih ada belom lahir sama Mozza." menutup mulut nya , keceplosan Echi, membuat mereka bertiga menatap Echi tajam apalagi Rifqi , Altair tidak peduli.
Rifqi menatap Altair tidak ada rasa cemburu atau apapun itu hanya datar saja wajah nya , mereka pun sama.
"ta kenapa Lo biasa biasa aja saat Echi keceplosan." penasaran langsung to the poin.
"terus gue harus gimana , kaget , nangis , marah gitu maksud Lo , ngapain orang gue bukan siapa siapa ngapain gue harus ngelakuin hal itu , gue cuman mantan." meskipun dadanya sakit sih.
Semua nya melihat ke arah wajah tenang Altair , wajahnya memang tenang tapi tidak dengan hatinya yang sakit.
"oh ya selamat ya qi buat kehamilan Mozza, jangan tinggalin dia kasian lagi hamil , jangan lupa juga buat turutin apa yang dia ngidam , terus jangan buat dia stress , jadi ayah yang baik buat anak Lo sama Mozza." Mengucapkan selamat kepada Rifqi dengan suara yang tengah banget padahal mau nangis.
"dan juga gue mau minta maaf kalau gue ga bisa datang ke nikahan Lo sama Mozza Minggu depan , langgeng terus ya kalian." menambahkan perkataan yang tadi, hati Altair sakitnya bukan main.
mereka ber empat menatap Altair yang berbicara setenang itu tanpa bergetar kalau Echi sama Wildi wah udah nangis sih itu.
"qi , setelah ini dan seterusnya gue minta sama Lo jangan anggep anak gue anak Lo ya."
Rifqi kaget mendengar apa yang altair omongkan sama dengan mereka bertiga yang terkejut juga.
"kenapa ini anak aku , kenapa kamu bilang jangan anggep." menatap Altair.
"qi dengerin gue Lo bakal nikah Lo bakal ngejalani hidup lo , setelah anak Lo lahir dia butuh sosok seorang ayah , jadi Lo harus lebih fokus sama anak Lo sama Mozza." mengambil alih anak gue dari Rifqi yang menatap nya dan melepaskan nya.
"bahagia ya qi , jangan buat Mozza sakit hati cintai dia sayangi dia , besarin anak kalian berdua , jangan pedulikan anak gue qi." menatap Rifqi kembali.
"gue juga sekali mau pamitan sama kalian semua."
"Lo mau kemana ta."
"gue mau pindah , gue mau ngebesarin anak gue di sana."
"dimana."
"suatu tempat yang sangat tenang."
"ta ga kita ga mau ta sixteen gimana."
"ada Mozza yang gantiin gue chi , lagi pula kalian juga bisa tanpa gue kan waktu nge buka kembali desa yang hilang."
"tanpa bantuan Lo kita ga bisa."
"kalian bisa , gue percaya , gue pamit ya jaga diri kalian inget jangan tinggalin teman Lo."
berpamitan sambil menyimpan kembali baby ke dalam stroller dan menutup nya kembali.
"gue mau ke depan dulu mau beli bubur." pergi tanpa persetujuan dari mereka , karena jika Altair terus berada disini mereka pasti
akan bertanya memojokkan nya.
Kini Altair sedang berada di tukang bubur yang paling enak di sini namun mahal satu porsi 20 rb mahal atau murah sih segitu.
Setelah membeli bubur di bungkus tentunya Altair langsung kembali ke jalan yang sama tadi melewati basecamp aga lama di tukang buburnya soalnya penuh banget.
Altair melewati basecamp tanpa menoleh ke arah mereka yang diam ngeliat aku juga , aku hanya mendorong stroller baby pulang ke rumah , rencananya malam ini Altair akan pergi ke Swiss untuk membesarkan anaknya seorang diri.
Altair juga ingin berkultivasi meningkatkan level , Entah berapa lama Altair akan disana, Kenapa Altair memilih Swiss karena tempat nya tenang , damai , nyaman.
Tanpa terasa malam pun tiba sudah saat nya dia pergi entah berapa lama , Dia mulai berpamitan kepada nenek dan kakek nya.
Kini mereka berada di belakang rumah di tempat landasan pesawat milik pribadi , Altair mulai memasuki pesawat pribadi dengan menggendong anak nya.
Altair juga sudah mengganti hp nya serta nomor nya hanya ada nomer keluarga nya saja di sana.
Akhirnya dia sampai di Swiss tepat di rumahnya yang tidak terlalu besar maupun kecil sedang lah , rumahnya terbuat dari kayu namun dalamnya lengkap , di sini hanya ada 1 rumah yaitu rumahnya.
Sekarang maupun kedepannya Altair akan menetap disini , membesarkan anak nya dengan baik dan penuh kasih sayang.
______________________________________________
6 tahun berlalu.
Kini anak nya tumbuh menjadi anak yang tampan mirip seperti bapak nya tapi kulit nya Altair banget putih.
Altair memutuskan untuk kembali karena nenek dan kakek nya kangen ingin bertemu dengan nya maupun cucu nya sudah lama Altair juga tidak pulang.
Sekarang Altair sudah berada di dalam pesawat , anak nya sedang anteng bermain robot Usia nya sekarang memasuki 6 tahun.
memang anak nya saat usia 2 sampai 4 tahun dia selalu bertanya tentang ayahnya kemana kenapa tidak pernah terlihat namun aku bilang ayah nya sibuk bekerja.
Tapi saat menginjak usia 5 tahun dia sudah tidak pernah menanyakan tentang keberadaan ayah nya atau apapun soal ayah nya mungkin dia sudah lelah yang terus aku bilang bahwa ayah nya sedang sibuk.
Dia tumbuh menjadi anak yang ceria , tampan , dia senang saat akan bertemu dengan nenek kakek nya pasalnya di swiss dia tidak pernah bertemu dengan siapapun dia juga hanya bermain sendiri jika mommy nya sibuk.
Akhirnya mereka pun sampai di belakang mansion , Altair pun menuntun Anak nya turun dari jet pribadi untuk langsung menemui nenek nya di rumah nenek nya lah.
Karena anak nya sering bertemu dengan orang tua altair karena sering menjenguk dan mengajak nya main apalagi paman nya , kakak ku yang sering sekali membawakan mainan membelikan nya untuk anak ku dan bermain bersama meskipun dia sendiri sibuk namun meluangkan waktu nya untuk keponakan tersayang.
Mereka sudah sampai di rumah nenek dan kakek , Kita berdua pun masuk dengan aku yang menggandeng tangan anak ku , yang di sambut dengan pelukan oleh nenek dan kakek nya.
Saat sedang santai anak ku ingin jajan jadi ya oke aku mengantar nya untuk jajan ke warung biasa saat dulu aku sering jajan , warung yang bersebelahan dengan basecamp nya sixteen.
Altair jadi Bertanya tanya bagaiman keadaan sixteen setelah dia tidak lagi mendengar kabar sixteen karena dia sudah menutup apa yang telah dia lalui bersama sixteen , dia tidak ingin mengganggu mereka.