NovelToon NovelToon
1/2

1/2

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:437
Nilai: 5
Nama Author: sahidainun

Cinta atau benci?!
Rehan Alevando Pratama. Rehan itu hanya ada satu, tapi sifat nya bisa menjadi dua. Kadang baik, kadang kejam. Bukan kah Rehan sama seperti bunglon, beda tempat beda sifat!!!
Ini adalah perjodohan yang dipaksa olh 3 keadaan, keadaan lah yang memaksa agar Rehan terus mau untuk menjaga Naumi, bahkan tamat SMA pun Rehan sudah berniat untuk menikahi nya.
Awalnya Rehan berjanji, kalau ia akan mencoba untuk menyayangi dan mencintai Naumi. Namun, mengapa disaat Rehan mulai jatuh cinta. Naumi malah merusak kepercayaan, dan berkhianat dibelakangnya.
Apakah Rehan dan Naumi akan terus bersama hingga menikah? Atau akan berakhir sampai disini saja?

Ayo yang penasaran sama kisah nya Rehan dan Naumi, buruan baca! Capcusss!!!
~

Didalam cerita ini mungkin akan ada mengandung sedikit bahasa kasar. Jadi dimohonkan untuk para readers, harus bijaklah dalam membaca!

Jangan jadikan bahasa bahasa kasar di cerita ini sebagai contoh untuk kalian mengucapkan nya.
Cuzzz bacaaaa

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sahidainun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Fourteen. Salah Rehan Part:2

...Hiii Bestieeee 🤞 ...

................

(Dilain tempatt)

Sekarang teman-teman Rehan, sedang berada di ruangan nyaman khusus mereka. Mereka tau kalau sudah bel hanya saja mereka sedang menunggu kedatangan Rehan. Yang padahal nya Rehan sudah berada di UKS.

"Rehan mana sih?" tanya Devan, pada teman teman nya.

"Gatau tu. Atau jangan-jangan dia gak sekolah, karena mikirin yang semalam." tebak Lintang.

"Coba lo chat Rey." suruh Bima pada Rey yang sibuk memainkan handphone nya.

Tak menjawab, Rey langsung saja membuka room chat grup mereka berlima. Hanya berlima, kalau grup khusus Agramatha anggota nya sampai ada ratusan lebih.

Handsome 😍

Rey: P

Rey: Wui Rehan, lu dmna? Gasklh?

Rey: Jwb dong babang Rehan.

Bima: Lo skit han?

Rey: Yah si anjir, tdi nyruh gue ngecht Rehan ini dia malah ikut²an.

Bima: ><

Rehan: Kalian gamasuk kls?

Bima: Lgi nungguin lo Rehann!

Rey: Lma amat si ketua dtng.

Rehan: Msk aja dluan, gue lgi di UKS.

Lintang: Haiii brooo lagiii gosipinnn apaaa?

Rey: Han lo skit?

Lintang: Gawattt brooo ketuaa kitaa lagiii sakitt.

Rey: P Rehan woi!

Tak ada balasan dari sang ketua, Rey langsung mematikan layar handphone nya.

"Eh, si Rehan sakit!" ucap Rey.

"Sakit?" beo Devan.

"Iya ini kata nya dia lagi di UKS." timpal Lintang.

"Yaudah ayo cabut!"

Keempat remaja itu pun berlari untuk menuju ke ruang UKS, mereka memang akan merasa  panik jika salah satu dari anggota Agramatha ada yang sakit.

Sesampainya di depan ruang UKS.

BRAKKKkk.

"Babang Rehan lo sakitt?" pekik Lintang yang langsung masuk.

"Rehan lo kenapa?" sambung Rey bertanya.

Sementara yang di tanya hanya memasang wajah bingung, namun setelah itu Rehan tak menggubris nya, ia melanjutkan acara bermain game nya.

"Han, lo sakit?" tanya Devan.

"Ngapain kalian? Masuk sana ke kelas!"

"Lo enggak sakit?" tanya Bima sekali lagi.

"Bukan gue yang sakit, tapi Naumi." perjelas Rehan.

Mata Rey, Devan, Bima, dan Lintang pun langsung menuju ke brankar yang diatas nya ada Naumi yang sedang tertidur.

"Terus kenapa lo gak masuk kelas?" tanya Rey.

Lintang merangkul pundak Rey, "Lo gimana sih, ya babang Rehan mau jagain Naumi lah. Masak cewe sakit di tinggal sendiri sih." cetus Lintang.

Rey tertawa mendengar nya, "Bener juga, apalagi yang sakit calon ist,"

"Gausah banyak bacot! Masuk kelas sana!" usir Rehan ngegas.

"Yaelah babang Rehan, takut kita ganggu ya." ejek Lintang menjadi-jadi.

"Kalian berisik banget, udah ayo masuk. Nanti yang ada tu cewe bisa tertanggu." ujar Devan, lalu ia melangkah pergi meninggalkan ruangan tersebut. Dan Bima pun juga mengikuti langkah Devan. "Luan ya Han." pamit Bima.

"Ok." jawab Rehan.

"Eh Rehan kalau gitu gue sama Lintang masuk kelas juga ya. Lo kalau butuh apa-apa chat kita aja." ujar Rey. Dan Rehan pun mengangguk.

Kini teman-teman nya benar-benar sudah pergi meninggalkan Rehan dan Naumi berdua di ruangan itu.

Sampai pada akhirnya, tiba-tiba saja Naumi tersadar dari tidur nya.

"Rehan." panggil Naumi dengan suara serak.

Rehan yang sedang bermain handphone pun langsung menoleh. "Lo udah bangun, bentar ya gue ke kantin dulu beli roti. Lo pasti belum makan kan." setelah itu Rehan langsung bangkit dan sebelum ia pergi Naumi sudah terlebih dahulu mencekal tangan nya.

"Gausah Han, aku gak lapar."

"Iya lo emang gak lapar, tapi cacing-cacing yang ada di perut lo yang kelaparan." lanjut Rehan lalu pergi melangkah.

Naumi menghembuskan nafas nya berat, kenapa ia bisa berada di ruang UKS dan kenapa bisa ada Rehan di samping nya.

Saat Naumi melirik jam di dinding, astaga bertapa kaget nya ia kalau jarum pendek sudah menunjukkan pukul 9 dan jarum panjang sudah ada di di pukul 8. Itu artinya dua puluh menit lagi akan menuju jam 10 pagi.

Naumi sudah telat masuk kelas, ia harus masuk sekarang juga. Tetapi Naumi juga harus menunggu kedatangan Rehan, takut nya nanti Rehan bingung dan kecarikan diri nya.

3 menit kemudian, Rehan sudah datang dengan membawa tiga bungkus roti dan Aqua di tangan nya.

"Ini makan!." ujar Rehan menyodorkan bungkus roti tersebut.

"Han, aku harus masuk kelas sekarang udah tel,"

"Tadi udah gue izini kalau lo lagi sakit harus istirahat di UKS." potong Rehan.

"Tapi kan aku baru masuk sekolah, nanti bisa ketinggalan pelajaran."

"Satu hari aja lo gak ngebantah gak bisa Nau?"

Naumi terdiam, Rehan terlihat sedang serius dan tak mau di bantah. Baiklah, hariini Naumi akan menuruti perintah lekaki ini.

"Tapi nanti kalau udah selesai istirahat, aku boleh ya masuk ke kelas. Kan gak mungkin aku sampai pulang disini." pinta Naumi.

"Terserah." jawab Rehan cuek.

"Kamu gamau Han?" tawar Naumi memberikan potongan roti nya kepada Rehan.

"Gak lo habisin aja." tolak nya. "Besok-besok kalau masih sakit gausah sekolah." lanjut Rehan bermain handphone.

Naumi melirik Rehan, "Tadi pagi badan aku cuma panas doang, dan aku gak sadar kalau bisa ketiduran gini." jawab Naumi.

Rehan memasukkan handphone nya ke saku. "Semalam lo kenapa?" tanya Rehan.

"Semalam emang aku kenapa?" tanya Naumi balik.

"Luka lo semalam."

Uhuk. Uhuk. Uhuk. Mendengar pertanyaan Rehan, Naumi langsung terbatuk-batuk, dengan segap dan cepat, Rehan pun langsung menyodorkan Aqua.

"Pelan-pelan dong makan nya, engga ada yang minta." ujar Rehan bercanda.

Naumi diam, mencoba untuk melupakan pertanyaan Rehan tadi. Lalu ia melanjutkan memakan rotinya, namun ternyata Rehan malah masih menagih jawaban dari Naumi.

"Belum jawab, lo semalam kenapa?"

Hmmmm

"Oh itu, itu aku.... Jatuh. Jadi semalam aku lari-lari terus terjatuh." alibi Naumi.

Rehan berdecih, Naumi pikir ia anak kecil yang bisa dibohongi. Rehan tau mana luka jatuh dan luka pukulan. "Kenapa lo gamau jujur sama gue?" tanya Rehan sabar. Ia akan menunggu Naumi untuk mengatakan yang sebenarnya.

"Maksud kamu apa? Aku benar-benar jatuh semalam."

"Sekali lagi lo bilang jatuh, gue jatuhin beneran lo dari atas brankar ini mau?" ancam Rehan serius. Naumi menelan saliva nya, Rehan terlihat menakutkan sekali saat sedang marah.

Naumi benar-benar menyesal kenapa sih semalam ia bisa bertemu dengan Rehan, dan kenapa semalam ia bisa memeluk tubuh Rehan. Ah mungkin itu karena Naumi terlalu bersedih jadi ia tidak sadar atas apa yang ia lakukan.

"Aku mau masuk ke kelas Han,"

"Masih gamau jawab? Kenapa lo gamau berbagi kisah lo sama gue, apa lo gak percaya sama gue." tanya Rehan tanpa ekspresi.

"Bukan gitu Han, aku percaya sama kamu. Tapi lebih baik kamu gaperlu tau, lagian aku gak kenapa-kenapa kan, semalam cuma masalah kecil aja." titah Naumi.

"Masalah kecil lo bilang, lo semalam lari-lari sambil nangis, terus ada luka di wajah lo, lo bilang cuma masalah kecil.." bantah Rehan sedikit lebih keras.

Kepala Naumi sedang pusing, kalau ia terus meladeni Rehan, mungkin pusing di kepalanya akan  bertambah. Naumi pun menghela nafas nya. "Ok aku jawab, tapi kamu juga harus jawab pertanyaan aku." ujar Naumi.

"Apa?" tanya Rehan.

"Semalam kamu ada nyuruh anggota kamu untuk terus nyari tau tentang kematian nya kak Aska?" tanya Naumi.

"Bukan cuma semalam, tapi gue dan anggota Agramatha akan terus cari tau siapa pelaku nya."

Naumi terkejut, ternyata benar dugaan nya. Orang yang dimaksud Rio semalam adalah teman nya Rehan.

"Kan kata kak Aska, lupain. Keras kepala banget sih kamu Han."

"Apa lo bilang lupain Nau, gue kehilangan kakak gue lo bilang lupain, gue bukan orang bodoh." titah Rehan dengan nada sedikit tinggi.

"Terus kalau udah dapat mau kamu apain?" tanya Naumi.

"Mau gue buat dia nyusul kak Aska!!!."

Mendengar jawaban Rehan yang menakutkan itu, Naumi hanya bisa menggeleng, iya tau bagaimana perasaan Rehan yang harus kehilangan kakak satu-satu nya itu. Tetapi jika Rehan terus mencari tahu dan membalaskn dendam, pasti ujung-ujung nya Naumi yang akan kena imbas nya.

"Kejahatan itu gak harus di balas dengan kejahatan Han!" ucap Naumi lembut.

"Tapi Nau,"

"Dan kamu  harus tau kenapa semalam ada luka di wajah aku, itu karena ulah kamu Rehan!"

"Kok gue?"

Naumi tak menjawab lagi perkataan Rehan, ia memilih segera bangkit dan pergi serta berlari dengan cepat meninggalkan ruangan UKS itu. Naumi berlari dengan sekuat tenaga nya, iya tidak mau kalau Rehan dapat mengejar nya, dan terus menanyakan hal semalam.

Rehan terdiam sejenak, "KENAPA GUE NAUMI!" teriak nya.

.....🌺.....

...Gimana sama part ini seru gak?...

...Komen next biar aku lanjut....

...Ok terimakasih 👌...

1
fujoshi_uwu1234
Mantap banget thor, tetap semangat ya!
Alexo. ID
Hati-hati ketagihan membaca! Ceritanya sungguh menghibur 👏
Jeremiah Jade Bertos Baldon
Bikin baper nih!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!