NovelToon NovelToon
Once Again

Once Again

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Beda Usia / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Enemy to Lovers
Popularitas:711
Nilai: 5
Nama Author: Mesta Suntana

Tampan, kaya, pintar, karismatik mendarah daging pada diri Lumi. Kehidupan Lumi begitu sempurna yang membuat orang-orang iri pada kehidupannya.

Hingga suatu hari Lumi mengalami kecelakaan yang membuat hidupnya berada ditengah garis sial atau beruntung?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mesta Suntana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 1 - Warm to Dark

2 tahun yang lalu.

" Pagi Tuan. Hari ini Tuan memiliki jadwal untuk makan malam keluarga. " Ucap seorang Pria Parubaya yang tak lain adalah pelayannya.

" Jam berapa? " Tanya Lumi yang sedang duduk menikmati sarapan.

" Tepatnya jam 7." Jawab sang pelayan.

Lumi hanya diam menyantap makanannya tanpa bertanya lebih lanjut lagi

"Jadi untuk hari ini Tuan harus mengosongkan jadwal Tuan. " Sarannya.

Lumi mulai menghentikan kegiatannya dan mulai menghembuskan nafas kasar. "Tentu saja Pak Diar saya akan meluangkan waktu saya yang sangat tidak bermanfaat bukan? " Senyum sinis itu terlontar begitu saja.

" Apakah ini masalah tentang diriku yang selalu melakukan hal tidak berguna " Imbuh Lumi. Lalu melanjutkan kegiatannya kembali.

Pak Diar hanya bisa terdiam dan merasa canggung dengan apa yang di ucapkan Lumi. Tapi sebagai Pelayan yang sudah menjaga Lumi sejak kecil, Dia menyikapi dengan sangat bijaksana. Layaknya father material.

" Untuk itu saya tidak tahu, tapi Tuan pasti bisa menebaknya. "

Senyum tipis terlihat pada wajah Lumi. Lumi yang sudah selesai sarapan langsung pergi meninggalkan meja makan. Sebelum pergi Lumi berbalik pada Pak Diar.

"Kalau begitu hari ini aku akan bermain lebih awal. "

Seringai Lumi sambil meninggalkan Pak Diar. Tak lupa lambaian tangannya. Pak Diar hanya bisa menghela nafas ringan. Lalu memerintahkan para pelayan untuk membersihkan meja makana.

" Waaah bukankah cuacanya begitu bagus. " Ungkap Lumi sambil melihat langit yang begitu cerah.

" Haruskah ku beli eskrim ? Tentu saja Lumi. " Dengan Senyuman nakal diiring pekikan ketawa Lumi pergi bergegas ke garasi untuk mengendarai mobilnya.

"Let's Go " Liam pun melaju dengan mobil sport putih kesayangannya.

......................

Matahari tepat berada di atas puncak. Panas menyengat terasa mengenai kulit. Keringat bercucuran membasahi tubuh mereka. Mereka begitu cekatan dan aktif bergerak lemparan demi lemparan terus menghantam ring basket. Ada sekitar enam orang disana termasuk Lumi. Tim dibagi menjadi 2 yang berisikan 3 orang.

" Lumi lempar kesini! " Lumi pun melempar bola tersebut dengan sigap.

Teriakan wanita-wanita mulai terdengar keras dibandingkan beberapa menit yang lalu. Kerumunan ini mulai terkumpul karena rasa ketertarikan mereka. Mereka yang hanya berjalan-jalan di taman tiba-tiba melihat sesuatu yang memanjakan mata dan tentu juga hati mereka, dengan sigap mengerubungi enam pria tampan yang sedang bermain basket. Tinggi badan yang semampai dan tubuhnya yang atletis membuat para kaum hawa menjerit. Di tambah satu Pria yang paling menonjol di antara mereka, yaitu Lumi. Lumi merupakan perbincangan topik yang pertama ketika mereka menonton permainan bola basket.

Keringat yang melewati pipi Lumi begitu tampan dilihat. Apalagi raut wajahnya yang begitu menikmati bermain basket begitu indah dilihat. Rambut yang basah dan tidak karuan tidak mengurangi ketampanannya. Terlihat sexy. Apalagi bajunya yang basah akibat keringat menambah aura panas yang menggoda. Hingga antusiasme dan hati yang berdebar - debar dirasakan para wanita tersebut. Sampai ada yang tersipu melihatnya.

Prrriiiiiiit.......

Alarm waktu dari ponsel berbunyi, waktu habis. Tim Lumi menang. Lumi dan Tim besorak gembira. Para wanita pun bertepuk tangan.

"Ayo istirahat sebentar, kita beli minum! " ungkap salah satu teman Lumi.

"Siap Bos. Ayo! " sahut teman Lumi yang lain.

Saat mereka berdua hendak pergi, tiba-tiba wanita yang menonton dari tadi sedikit demi sedikit menghampiri mereka.

" Kak tolong ambil minumannya " Minuman itu tersodor dari tiga wanita.

" Oh terima kasih. Kami Terima dengan senang hati. " senyum hangat mereka tunjukan pada tiga wanita tersebut. Wanita tersebut hanya berteriak kegirangan.

" Selamat tinggal. Kalian semua tampan " pujian yang sambil pergi meninggalkan mereka.

Ternyata tidak hanya mereka tapi masih ada yang lain yang menunggu mereka. Wanita dengan minuman ditangan mereka siap menghujani mereka. Lumi dan teman yang lainnya hanya bisa tersenyum canggung dan tidak bisa berkata-kata.

" Terima kasih. " Tangan Lumi menerima hangat minuman itu.

"Itu yang terakhir sepertinya." Sahut teman Lumi.

"Iya nih " Lumi menghampiri temannya dan menaruh minuman itu dengan minuman yang lain.

Beberapa menit berlalu, puluhan minuman terpampang di lapangan. Kata terima kasih tak terhitung keluar dari mulut mereka.

"Waaaah bisa kembung kita kalau begini. "

" Iya bisa kembung tinggal Lo tambahin ikan jadi akuarium diperut lo. " Canda Lumi di iringi tawa teman yang lain.

" Segini banyak mau di apain? "

" Di jual aja "

" Ya udah Lu yang jual gue siapin topi sama kotak buat lu keliling nanti kasih ke gua setorannya. "

" Enak di Lu gak enak di Gue sialan Lu. "

" Tapi kita minum sebanyak ini gak jadi mermaid kan? "

"Alaah kaki Lu buluk " sahut mereka bersamaan sambil tertawa dan melempar botol minum ke arah mereka.

" Kalau Dugong cocok sih hahahaha.... " Jari tengah muncul akibatnya.

" Bawa aja sebagian " sarannya pada teman-teman. Mereka menyetujui saran tersebut dan mulai mengambil satu persatu. Kecuali Lumi, Lumi hanya meminum 2 dan tidak ikut mengambil.

"Lu gak mau bawa satu Mimi? " Satu tepukan keras melayang pada Yuri yang membuatnya kesakitan. "Berhenti sebut gue Mimi " Lumi mulai merangkul keras leher Yuri yang membuat dia sesak nafas. Teman yang lain hanya tertawa melihatnya.

" Setidaknya ambil satu lah ... " ada jeda dalam kalimat nya, di raih lah tangan kiri Lumi. " Lulu Hahahaha.... " Dikta pun segera menjauh dari Lumi yang mulai mengamuk dan mengincar dirinya.

Tawa bahagia dengan kehangatan yang mengalir begitu alami tak ternilai kenangannya. Panasnya matahari dengan langit biru yang begitu terang begitu menyilaukan. Silau itu menyinari mereka yang membuat silau itu indah dan menyatu dengan suasana mereka.

......................

Waktu berlalu begitu cepat, Pak Diar sudah menanti Lumi dari kejauhan. Lumi mengetahui hal itu. Melihat Pak Diar dari sebrang taman, teman Lumi langsung mengerti. Lumi pun bergegas berpamitan dan segera pergi untuk acara makan malam keluarga. Dinner yang tidak menyenangkan.

1
Robitasari
hai kak, mampir di karya aku juga dong, kita saling support🫠
Metana: Ayo kita saling mendukung, semangat
total 1 replies
Sugandi Abah
Bagus,aku suka penggambarannya
minsook123
Penggambaran luar biasa.
Beerus 🎉
Sayang banget udah selesai. 😢
ʀɪᴢᴀʟ Wibu
Seru banget, aku nggak sabar nunggu chapter berikutnya!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!