"Seberapa keras pun usaha ku untuk menjadi yang terbaik, aku tetaplah aku yang berasal dari kegelapan malam."
"Aku tidak bisa kembali menjadi suci kecuali jika ada seseorang yang mampu membersihkan dosa-dosa ku.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erny Su, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32
Diego langsung terlihat kaget saat Azura merespon dengan kata-kata meskipun belum membuka mata karena mata itu baru terbuka beberapa menit kemudian.
Sementara itu di dalam sel, Leony kini tengah bertengkar hebat dengan rekan sejawatnya karena mereka juga harus terkena pasal yang sama dengan Leony yang jelas-jelas dalang di balik kejadian itu.
"Kurang ajar jika kau tidak bernafsu untuk memiliki mantan suamiku kau juga tidak akan dengan mudah nya menyetujui hal itu."ucap Leony yang kini membalas menjambak rambut rekan sejawatnya itu.
"Hey sudah hentikan kalian berdua ini bukan anak kecil lagi yang harus saling menyalahkan lebih baik kita cari solusinya."ucap salah satunya lagi.
"Hi...kau pun sama."ucap Leony yang akhirnya menyerang wanita itu hingga keempat nya saling baku hantam dan tidak ada satupun yang mau mengalah hingga petugas sipir datang memisahkan mereka berempat.
"Kalian ini belum jera juga rupanya setelah berada di dalam sini, mau saya masukkan kedalam sel tikus!"ancam sipir itu.
"Maafkan saya bu."ucap keempatnya serempak.
"Seharusnya kalian kompak seperti saat kalian menyusun rencana untuk pengeroyokan itu supaya bagaimana caranya orang yang sudah kalian keroyok hingga hampir mati itu bisa memaafkan kalian semua."ucap sipir itu menasehati mereka berempat.
"Tidak lebih baik aku mati daripada harus memohon pengampunan pada wanita jal*ng itu!"teriak Leony histeris.
"Aku mau jika itu bisa membebaskan ku, karena aku masih punya keluarga yang sangat membutuhkan ku."ucap salah satunya diikuti oleh dua lainnya.
"Nyali kalian cemen."ucap Leony yang kini tersenyum sinis pada mereka bertiga.
"Terserah."ucap ketiganya cuek dan berlalu pergi menuju kantin bersama dengan sipir itu.
Sementara Leony pergi setelah mereka pergi, dari hadapan nya, dia diam-diam menghubungi seseorang lewat ponsel yang ia sembunyikan dari mereka.
"Bebaskan aku honey, jika tidak saat aku bebas nanti aku akan menyusul mu ke tempat mu saat ini, jangan kau kira aku tidak tau kau berada dimana."ucap Leony yang langsung memutus sambungan telepon tersebut lalu memasukkan ponselnya di balik saku blazer di bagian dalam.
Mereka belum menggunakan pakaian khusus untuk para kriminal, karena mereka belum dijatuhi vonis hakim.
Sementara itu di luar negeri sana setelah wanita licik itu menghubungi nya, dia langsung mengirimkan rekaman percakapan Leony dengan nya pada Diego.
Diego pun langsung menghubungi seseorang untuk mengurus Leony dan menambahkan laporan tersebut untuk semakin memberatkan hukuman wanita licik itu.
"Sweety aku pulang dulu ya."ucap Diego yang kini mengusap lembut puncak kepala Azura.
"Tidak mau."lirih nya yang kini terlihat sangat manja dan itu membuat Diego sangat gemas.
"Sayang aku ada urusan penting, nanti sore aku usahakan untuk kesini."ucap Diego.
"Pergilah kita putus hubungan."ucap Azura yang tiba-tiba berubah dingin.
"Honey!"bentak Diego yang jelas tidak rela dengan itu.
Air mata Azura langsung mengalir deras, entah kenapa hatinya terasa sakit saat pria yang ada di hadapannya itu membentak nya, padahal itu bukan pertama kalinya pria itu bersikap kasar padanya terutama saat dia menolak untuk bersamanya.
"Aku hanya merasa tidak nyaman sendirian saat ini aku takut."ucap Azura lirih.
"Baiklah honey aku tidak jadi pergi ok, tolong jangan menangis lagi."ucap Diego dengan sangat lembut.
"Maafkan saya tuan tapi rasanya aku hampir gila karena makian dari mereka terus terngiang saya tidak memiliki siapapun yang membela saya karena yang mereka katakan itu benar saya seorang pla*ur."ucap Azura yang kini semakin sesenggukan.
Kini Diego mengerti kenapa Azura melakukan percobaan bunuh diri, ternyata dia mengalami depresi akibat bulian tersebut.
"Sweety jangan dengarkan mereka, lupakan semuanya semua sudah berakhir, kamu tidak akan bertemu lagi dengan mereka karena aku sudah mengeluarkan mereka semua termasuk komplotan Leony."ucap Diego tegas.
"Aku salah apa pada mereka, jika dia ingin kembali pada tuan silahkan saja karena selama ini saya."ucapan Azura terhenti saat Diego membungkam bibir Azura dengan bibirnya.
Ciuman itu berjalan selama beberapa detik Diego pun baru melepaskan itu saat tangan Azura yang baru saja dioperasi itu mendorong dada bidang nya hingga dia mendesah kesakitan.
"Ah, sakit..."ucap Azura mengaduh kesakitan.
"Maafkan aku sweety, tunggu aku panggil dokter."ucap Diego yang langsung memencet tombol emergency berwarna merah itu.
"Kenaikan tangan mu babe, biar aku periksa."ucap Diego yang kini meniup tangan yang dibalut dengan perban itu hingga dokter datang dan memeriksa kondisi pergelangan tangan Azura.
"Semua masih baik-baik saja, rasa sakit itu diakibatkan tekanan dan beruntung tidak kembali mengalami pendarahan tolong di jaga ya tuan, karena jika sampai lukanya terbuka karena sudah bisa dipastikan operasi kedua akan sangat menyakitkan."ucap dokter tersebut.
"Baik dok."ucap Diego.
Setelah kepergian dokter itu, Diego pun mengecup bibir Azura sekilas lalu ia berkata, jangan banyak bergerak dulu, dan ingat banyak pikiran kamu harus fokus pada kesembuhan mu honey."ucap Diego.
"Hmm... balas." Azura.
Saat Azura sudah membaik dan tenang dia pun berkata."Aku ingin membeli rumah yang saat itu aku jual yank, disana jauh lebih nyaman untuk ku, tapi mungkin saat ini rumah itu sudah dimiliki oleh orang lain."ucap Diego.
"Sayang kamu punya rumah baru yang belum kamu tempati."ucap Nathan yang menyela pembicaraan mereka.
"Jangan panggil dia dengan sebutan itu lagi dia bukan istri mu."ucap Diego pelan tapi penuh penekanan.
"Apa kau lupa bawa kau juga bukan siapa-siapa baginya."ucap Nathan.
"Cukup! tolong jangan ribut di sini, jika kalian ingin ribut silahkan di luar."ucap Azura.
"Sweety aku minta maaf."ucap Diego.
"Lupakan."balas Azura lirih.
"oh iya tuan Nathan ada perlu apa anda kemari."ucap Azura yang kini menyembunyikan bagian tangan nya yang kini dibalut dengan perban.
"Aku hanya ingin menjenguk mu Ayudia."ucap Nathan dengan lembut.
"Terimakasih aku sudah baik-baik saja jadi silahkan anda pergi."ucap Azura .
"Sayang aku minta maaf, aku terpaksa melakukan itu karena daddy mendesak ku."ucap Nathan yang mengetahui bahwa Azura membencinya karena dia telah menceraikan nya.
Sungguh jika Nathan punya pilihan dia pun tidak ingin itu terjadi, tapi dia tidak bisa membantah sang daddy.
"Apapun itu kita sudah tidak punya hubungan apapun lagi tuan, dan masalah rumah dan mobil anda saya sudah kembalikan semua pada anda."ucap Azura tegas.
"Itu hak mu sayang, itu adalah nafkah dariku untukmu."ucap Nathan lembut.
"Cukup!"
...🧸🧸🧸🧸🧸...
Satu minggu sudah Azura berada di rumah sakit dan kini untuk kesekian kalinya dia meminta pulang, tapi bukan ke rumah milik kedua orang tuanya melainkan ke sebuah kosan yang dulu ia tempati.
"Tidak sweety kamu tinggal di apartment ku itu baru benar."ucap Diego yang memang sudah menyiapkan tempat tersebut untuk Azura tapi sayang dia menolak tegas.
"Maafkan aku yank, aku tidak ingin bergantung pada siapapun."ucap Azura yang akhirnya memilih untuk pergi bersama dengan Jodi yang datang untuk menjemput nya.
"Jo ke rumah lama, sepertinya itu belum ditempati oleh siapapun aku akan membeli kembali rumah itu."ucap Azura yakin.
"Ayu jika kamu belum siap untuk pulang ke rumah kita bisa ke hotel dulu karena rumah itu tidak bisa kita urus secara mendadak."ucap Jodi.
"Baiklah kemanapun tapi aku tidak ingin pulang untuk saat ini."ucap Azura yang akhirnya pergi ke hotel sebelum keesokan harinya mengurus pembelian rumah.
Diego sementara Diego kini tengah sibuk mengurus pekerjaannya yang beberapa hari ini terbengkalai, karena kasus yang menimpa Azura.
Sementara Azura terlelap dalam tidurnya setelah Jodi pulang ke rumahnya. Karena dia harus mengurus semuanya sebelum dia kembali mengantar adik nya Sahila untuk menemani Azura di hotel.
Namun saat Sahila akan berangkat dengan Jodi, Diego datang ke rumah nya dan meminta barang-barang milik Azura untuk dia bawa. Tidak hanya itu dia juga melarang Sahila untuk pergi karena Diego sudah menempatkan orang yang akan membantu Azura.
Jodi pun merasa lega setidaknya Azura aman dia tidak akan kesulitan meskipun Sahila tidak jadi pergi ke hotel.
Sesampainya Diego di kamar hotel dia melihat Azura baru selesai mandi dia langsung menghampiri Azura dan memeriksa pergelangan tangannya yang masih di perban itu.
"Sweety kenapa tidak tunggu aku bagaimana kalau kamu kenapa-napa."ucap Diego.
"Aku bisa sendiri kok jadi jangan khawatir."ucap Azura yang terlihat menghela nafas.
"Yank aku hanya lapar."ucap Azura.
"Baiklah sekarang pakai baju dulu."ucap Diego yang kemudian mengambil koper milik Azura dan bergegas membukanya di atas sofa dan meminta Azura untuk duduk.
Azura pun melihat gerak-gerik Diego yang kini kening karena dia tidak tahu harus mengambil barang yang mana dulu, dan Azura pun berkata."Yank seperti bibi tidak tau urutan pakaian yang biasa aku gunakan ini pakaian milik Sahila."ucap Azura.
"Sudah tunggu disini saja biar aku beli di bawah."ucap Diego yang langsung bergegas pergi menuju lantai bawah dimana disana ada butik khusus untuk pengunjung hotel bertaraf internasional itu.
Azura pun hanya bisa diam menunggu hingga hampir lima belas menit Diego datang bersama pelayan hotel yang membawakan makan malam untuk mereka berdua.
Ternyata Diego tidak hanya membeli satu setel pakaian saja, dia membawa hampir dua puluh dress yang rata-rata terlihat sangat sexy dan memperlihatkan lekuk tubuh Azura yang begitu sempurna.
Azura awalnya mengira bahwa Diego tidak tau ukuran nya hingga dia mengira-ngira, tapi kemudian dia berkata."yang terkecil hanya ada itu, sementara yang lainnya untuk berukuran jumbo sweety."ucap Diego.
"Ah tidak apa-apa terimakasih."ucap Azura yang kemudian meraih tangan Diego lalu kembali berkata."Aku pikir kau suka dengan pakaian seperti ini."ucap Azura lagi.
"Tentu saja suka saat kita hanya berdua tapi tidak saat kamu diluar aku tidak mengijinkan siapapun memandang keindahan yang milikku."ucap Diego yang kini membelai pipi Azura.
"Aku sudah sangat lapar tuan."ucap Azura yang akhirnya membuat Diego tersenyum dan mendekap erat wanita yang sangat ia cintai.
"Ayo makan dulu sweety, nanti temani aku begadang untuk mengerjakan pekerjaan ku yang lagi-lagi aku tunda karena aku merasa tidak tenang."ucap Diego sambil mengusap lembut punggung tangan Azura.
"Maaf, mungkin karena aku juga kamu mengalami banyak kerugian."ucap Azura.
"Sudah jangan pikirkan itu, yang terpenting kamu baik-baik saja babe, tolong jangan ulangi lagi aku bahkan hampir tidak bisa bernafas saat kamu dinyatakan koma jika dalam dua hari tidak kunjung siuman."ucap Diego yang terlihat sangat khawatir.
Pria itu langsung menyendok makanan dan menyuapi Azura dengan penuh kelembutan.
"Babe apa kamu masih mencintai Delon?"tanya Diego tiba-tiba.
"Aku tidak pantas untukmu apalagi dia pria baik-baik."ucap Azura yang membuat Diego tidak senang saat Azura merendahkan dirinya lagi.
"Babe."ucap Diego yang kini menatap tajam kearah Azura yang akhirnya menundukkan pandangannya.
"Aku ini wanita kotor Yank seberapa pun kamu mencoba untuk menepis kenyataan ini dan aku tidak pantas untuk mu atau siapapun itu karena."ucapan Azura terhenti saat Diego melempar gelas itu ke dinding kaca hingga gelas itu pecah dan berhamburan di lantai.
Dia bangkit dari duduknya dan berjalan menghampiri pecahan gelas itu hingga Azura berteriak memanggil Diego untuk berhenti melangkah karena sudah pasti pecah gelas kaca itu akan melukai kaki Diego meskipun dia masih menggunakan alas kaki.
"Tolong berhenti aku mohon, aku tidak tau apa tujuan mu tapi aku mohon jangan diteruskan jangan!!
"Sweety kamu kenapa?"ucap Diego yang kini baru saja datang ke kamar hotel tersebut.
"Yank."ucap Azura yang kini terlihat berlinang air mata.
Ternyata Azura mimpi buruk sore itu, karena imbas dari apa yang terjadi padanya hingga Azura tidak bisa menenangkan pikirannya itu.
Semua hal yang berkaitan dengan apa yang menjadi di hari itu adalah alasan kenapa dirinya mengakhiri hidupnya. Karena cemoohan yang ia terima itu sungguh sangat kejam hingga dia tidak bisa berfikir positif dia terus menyalahkan dirinya sendiri.
"Ada apa hmm, kenapa kamu berteriak."ucap Diego.
"Aku"ucapan Azura terhenti saat dia sadar bahwa ia sudah berada di kamar hotel yang sama seperti di dalam mimpinya itu.
"Aku apa honey katakan semuanya jangan pernah ragu?"ujar Diego.
"Aku mimpi buruk."ucap Azura.
"Mimpi yang sama lagi?"tanya Diego.
"Berbeda tapi tujuan nya sama."ucap Azura.
"Kamu butuh psikiater untuk menyembuhkan mu dari trauma berat ini sayang, besok pagi kita akan buat jadi dengan nya."ucap Diego tegas.
Diego pun membawa Azura kedalam dekapannya."kita bersihkan wajah mu terlebih dahulu babe setelah itu kita makan."ucap nya sambil menyimpan dua paper bag berisi makanan.
"Yank aku bisa sendiri."ucap Azura yang akhirnya mengusap wajahnya dengan tisu basah hingga dirasa sudah jauh lebih baik dia pun langsung duduk sambil bersandar di head board.
"Aku sudah membeli rumah lain untuk mu sweetie.
tapi kenapa episod yang k 24 dan smpai seterusnya lama sangat yng nak keluar,,,apa lagi cerita nya bikin penasaran /Grimace/