Hukuman utk penabrak ternyata tidak bisa menyentuhnya, dengan angkuhnya pria itu menutupi kasus tabrakan dengan sejumlah uang. Akan tetapi adik korban tidak menyetujuinya, justru memaksa penabrak menikahi anak korban, Salma. Dengan terpaksa Kavin, pria arogan menikahinya.
Rasa benci kepada si pelaku sudah tertanam di hati Salma namun sayang tidak bisa dilampiaskan. Karena Kavin sudah meninggalkan acara akad nikah, sebelum mereka berdua akan di pertemukan. Tragis nasib Salma dan Kavin yang tidak tahu jelas nama dan wajah pasangannya.
"Baguslah kalau perlu mati dijalan sekalian! Salma tidak perlu melihat pria itu!!" emosi gadis itu.
Doanya seketika terkabul, tapi apa yang mati??
Akankah nikah paksa tiga tahun lalu terkuak setelah sekian lama Salma dan Kavin tidak bertemu? Dan sekarang di pertemukan kembali sebagai Bos dan Karyawan.
Ini bukan kisah romantis, tapi kisah dua orang yang saling membenci. Apakah mereka melanjutkan rumah tangganya? atau berpisah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy Ghina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Yasmin Sofika
Yasmin Sofika adalah wanita yang pertama kali Kavin nikahi, jaraknya dua bulan sebelum pria itu menikahi Salma. Kavin dan Yasmin menikah karena perjodohan oleh kedua orang tua mereka berdua, yang merupakan rekan bisnis juga. Melalui perjodohan tersebut Yasmin berhasil membuat Kavin sang pria arogan bertekuk lutut kepada sosok wanita yang cantik, baik hati serta lemah lembut, di tambah status sosial mereka sederajat, tidak timpang, hingga Kavin pun memutuskan meminang Yasmin, wanita yang baru di kenal selama tiga bulan sebagai istrinya.
Namun sayang pria itu tidak bisa lagi memberikan nafkah batin untuk istrinya dengan sempurna setelah mengalami kecelakaan waktu itu, tapi pria itu juga tidak menyangka Yasmin tetap menerima kekurangan Kavin, dan tidak ingin berpisah dengan suami tampannya itu, walau Kavin sudah siap jika Yasmin minta bercerai dengannya. Inilah yang membuat pria itu semakin mencintai istrinya.
Seiringnya waktu berjalan, apalagi ketika pria itu kena musibah di kampung tempat tinggal Salma, pria itu akhirnya menceritakan semua kejadian di kampung kepada Yasmin dan Mamanya. Sungguh pukulan berat untuk Yasmin setelah mengetahui suaminya menikah dengan wanita lain, walau atas dasar paksaan dari keluarga korban.
Istri mana yang mau di madu dengan alasan apa pun, tapi di sini Yasmin juga bersalah yang telah mengakibatkan pria itu tiba-tiba pergi meninggalkan rumah Salma setelah akad nikah, karena dapat telepon dari wanita itu yang memberi kabar jika dia terpeleset di kamar mandi, hingga Kavin dengan rasa paniknya, pergi begitu saja, agar bisa segera sampai di Jakarta, namun yang terjadi bukan balik cepat ke Jakarta, malah musibah yang di dapatnya.
Yasmin belajar untuk menerima dan mengikhlaskan jika dirinya di madu, lagi pula Kavin berulang kali memohon maaf dan berjanji tidak akan pernah menemui dan tidak menganggap gadis kampung yang di nikahinya sebagai istrinya. Dan meyakini jika hanya Yasmin istri satu-satunya, dan pria itu juga berkata buruk tentang anak korban, padahal Kavin belum mengenalinya.
Akan tetapi Mama Rossa sebagai Mama dari Kavin murka mendengar ucapan remeh dari mulut anaknya, dan memaksa agar Kavin melegalkan pernikahannya dan meminta persetujuan dari Yasmin sebagai istri sah Kavin. Mama Rossa menuntut dan minta bertanggung jawab Kavin atas dasar telah menghilangkan nyawa orang, dan untungnya anaknya tidak di penjara serta tidak menerima hukuman seumur hidup.
“Ingat Kavin, kamu harus bertanggung jawab dengan anak korban, daftarkan pernikahan kalian secara negara. Dan kamu Yasmin harus bisa menerimanya dengan lapang dada, jika Kavin sangat mencintaimu, maka Kavin tidak akan berpaling, lagi pula gadis itu ada di kampung bukan di ibu kota,” tukas Mama Rossa.
Sebenarnya di hati kecil Mama Rossa, ingin Kavin menembus atas dosa yang dilakukannya walau katanya tidak di sengaja. Bisa saja anaknya yang di vonis kelaki-lakiannya tidak bisa berdiri, akibat sumpah dari anak korban yang tak sengaja di ucapkan. Entah kenapa hati Mama Rossa berpikir sampai ke sana. Di satu sisi pun Mama Rossa tidak tega sebenarnya menantunya di madu, namun semua sudah terjadi, dan putranya wajib bertanggung jawab sebagai pelaku. Lagi pula Mama Rossa sebenarnya sudah cukup punya menantu yang ideal seperti Yasmin, wanita sempurna, dengan pribadi yang baik dan dari keluarga terpandang. Jadi hanya sekedar bentuk tanggung jawab.
Sesuai permintaan Mama Rossa, Kavin menyetujuinya, dan pria itu berpikir suatu saat akan membalaskan rasa bencinya kepada gadis yang di nikahinya. Dia tidak mau gadis itu mendapatkan kepuasan batin dengan pria lain jika tidak segera melegalkan penikahannya, sedangkan dia merana tidak dapat merasakan surga dunia lagi, entah sampai kapan.
Walau berat rasanya, Yasmin memberikan izin untuk Kavin mengesahkan pernikahan kedua suaminya. Tapi Kavin menunjukkan janjinya pria itu tidak pernah menemui gadis itu dalam beberapa tahun ini. Selalu setia dengan istri pertamanya.
🌻🌻
Kontrakan Salma.
Menjelang petang, Salma baru sampai di rumah kontrakannya. Gadis itu langsung memarkirkan motornya pas di halaman yang berukuran kecil, cukup buat ukuran satu motor.
Setelahnya gadis itu segera membersihkan diri, kemudian menuju dapur. Melihat masakan tadi pagi sudah habis, Salma kembali memasak dengan bahan yang sudah tersedia di lemari pendingin.
“Assallammualikum,” sapa Retno yang baru juga sampai di rumah.
“Walaikumsalam...,” sahut Salma dari dapur.
Retno yang baru tiba, langsung menaruh tasnya kemudian ke dapur.
“Retno, tumben baru pulang?” tanya Salma, sambil memberi bumbu ke ikan mujair.
“Lagi banyak kerjaan, jadi terpaksa aku lembur satu jam,” jawab Retno, langsung membantu menyiangi sayur.
Hidup mandiri di rumah kontrakan, mereka berdua saling bahu membahu dan membantu. Seperti saat ini masak buat mereka makan malam. Jangan di sangka mereka suka membeli makanan yang sudah jadi, tipe Salma yang gemar masak, lebih menyukai masak sendiri ketika sedang ada waktu luang, kecuali lagi kerja terpaksa beli di warteg atau di warung nasi padang.
“Retno, aku nanti batal berhenti kerja jadi SPG.”
“Berhenti, memangnya kamu sudah dapat pekerjaan baru?”
“Insya Allah, besok aku akan bekerja di Perusahaan Indo Prakasa.”
“Alhamdulillah kalau sudah ada yang baru, berarti kita gak jadi pulang kampung dong. Kalau kamu kerja di tempat baru?”
“Sepertinya begitu Retno, gak mungkin baru masuk kerja, aku minta izin,” jawab Salma.
“Ya sudah berarti rencana kita undur lagi,” Retno mengalah menunda lagi, padahal sudah mau empat tahun Retno dan Salma belum menginjak tanah kelahirannya.
Kedua orang tua Retno juga dalam dua tahun ini tidak mengunjungi Retno dan Salma di Jakarta, karena usaha sembako yang di rintis oleh Paman Didit dari uang pemberian Salma, ternyata membuahkan hasil, kini Paman Didit dan Bibi Tia sibuk mengurusi toko sembakonya yang semakin berkembang besar di kampung. Hingga tak bisa meninggalkan tokonya, Retno ikut senang mendengarnya, paling tidak sekarang Bapaknya punya usaha yang jelas.
🌻🌻
Esok hari......
Gadis itu sudah terbiasa bangun di waktu shubuh hari, setelah menjalankan ibadah pagi, Salma dan Retno menyiapkan masakkan buat sarapan serta bekal mereka berdua, walau menunya sederhana yang penting sehat, ada telor balado dan orek tempe.
Salma sebenarnya punya penghasilan yang lumayan banyak sebagai SPG Kosmetik karena hampir tiap bulan selalu dapat bonus penjualan dan itu pun jumlahnya dua kali lipat dari gajinya. Belum lagi kalau ada seminar kecantikan, gadis itu terbiasa untuk memimpin acara seperti itu, dan dapat fee tambahan di luar gajinya.
Lalu kemana semua penghasilannya, sedangkan gaya hidupnya biasa saja. Penghasilannya di tabung, karena gadis itu punya mimpi ingin membeli rumah di sekitar Jakarta walau rumahnya sederhana, karena tidak selamanya dia tinggal di rumah kontrakkan.
“Good luck ya, Salma...semoga hari ini di lancarkan,” doa Retno.
“Aamiin...semoga lancar. Nanti kalau hari ini tidak sampai sore aku akan menemui Pak Herman di Mall buat kasih surat pengunduran diri,” ujar Salma.
“Oke, berarti pulang bisa bareng ya.”
“Iya...bisa, nanti yang pasti akan aku kabari lagi ke kamu,” balas Salma.
“Siip.....”
bersambung..........awal bertemu awal berargumen