Jia menemukan kembali arah hidupnya setelah dia bercerai dari Alex.
Namun siapa sangka, perceraian itu membuat Alex kehilangan pijakan kakinya.
Dan Rayden adalah bocah kecil berusia 4 tahun yang terus berharap mommy dan daddy nya kembali.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
AD BAB 8 - Poros Hidup Jia
Jam 11 malam Alex masuk ke dalam kamarnya, sengaja masuk kemari setelah Jia tertidur. Alex tidak ingin membuang-buang tenaga untuk terus berdebat dengan Jia.
Tapi saat masuk ke dalam kamar dia tidak menemukan Jia di manapun, bahkan ranjang mereka masih nampak rapi, belum ada tanda-tanda disentuh.
Dimana Jia?
Tapi Alex tidak ambil pusing, dia sudah cukup yakin jika Jia malam ini tidur di kamar Rayden.
Alex segera membersihkan tubuhnya, sebelum berbaring di atas ranjang dia lebih dulu mendatangi kamar sang anak. Tidak peduli jam berapapun dia tidur, tapi sebelumnya Alex pasti akan selalu mencium anak laki-lakinya itu.
Anak kebanggaannya, anak yang sangat dia sayangi.
Alex sepemikiran dengan Sofia, bahwa Rayden hanya sedang tidak beruntung karena lahir dari rahim Jia. Namun tetap saja bocah tampan dan cerdas ini akan menjadi penerus keluarga Carter.
Pelan-pelan Alex membuka pintu kamar Rayden, tidak ingin kedatangannya mengganggu tidur sang anak. Dan benar seperti dugaannya tadi, bahwa Jia tidur disini.
Dilihat jelas oleh Alex, jika ibu dan anak ini tidur dengan saling memeluk.
Alex tersenyum kecil, membayangkan jika kelak Amora lah yang akan memeluk Rayden bersama dia.
Membayangkan itu, makin tak sabar rasanya Alex untuk berpisah dengan Jia dan segera menikahi Amora.
Amora adalah wanita yang baik, lemah lembut dan berpendidikan. Alex sangat yakin jika kelak Rayden pun akan menerima Amora sebagai ibu sambungnya.
Alex sedikit menunduk dan mencium pipi Rayden, tanpa sadar jika dahinya pun menyentuh pipi Jia yang berada persis di sebelah sang anak.
Sebuah gerakan yang membuat Jia membuka matanya, lalu bersitatap dengan Alex dengan jarak yang sangat dekat.
Deg! buru-buru Jia menurunkan pandangannya, tidak ingin kembali lemah dengan tatapan itu.
"Tidurlah lagi, seminggu ini manfaatkan dengan baik waktu mu dengan Rayden," ucap Alex, berbicara pelan namun Jia masih mampu mendengarnya dengan jelas.
"Berikan kesan yang indah, jangan menangis saja bisa mu ..."
"Setelah berpisah nanti aku akan tetap memberimu rumah dan uang, jangan terlalu takut untuk hidup susah."
Alex terus berucap, sementara Jia hanya diam dan mendengarkan. Alex bukannya peduli pada Jia, namun dia hanya memikirkan Rayden.
"Hiduplah dengan baik setelah kita berpisah, aku tidak ingin Rayden mencemaskan dirimu. "
Setelah mengatakan itu, Alex keluar dari dalam kamar ini. Meninggalkan Jia yang langsung membuang nafasnya berat.
Jia lalu menatap lekat-lekat wajah sang anak, dilihatnya Rayden yang tertidur dengan pulas. Dengkuran halus pun mampu Jia dengar, hingga membuat Jia mengulas senyum tipis di bibirnya.
Seperti ini saja sudah bisa membuat Jia bahagia.
Ya, ini bukannya akhir Jia, ini adalah langkah awal untuk kamu memulai hidup baru.
Hiduplah dengan baik, hingga kamu bisa terus tersenyum saat bertemu dengan Rayden, bukan terus menangis seperti Ini.
Jia terus menguatkan hatinya, memantapkan niat untuk coba kuat dengan semua yang terjadi.
Rayden lah poros hidupnya saat ini, bukan lagi terus berusaha untuk menjadi istri yang baik bagi Alex, bukan lagi berusaha untuk menjadi menantu idaman bagi Sofia.
Hanya Rayden, hanya Rayden.
Jia ingin ketika bertemu dengan Rayden Jia bisa tersenyum dengan lepas, tersenyum dari hati. Hingga sang anak pun bisa melihat jika ibunya bahagia.
Tidak seperti saat ini, Jia tahu jika Rayden terus mencemaskan dirinya.
Maafkan Mommy sayang.
Sebuah kecupan Jia berikan, lalu pelukan hangat yang begitu menenangkan.
Bahkan dalam tidurnya Rayden tersenyum.