Mampuhkan sesosok wanita muslimah itu menaklukkan hati suaminya yang berhati dingin melalui doa malam nya, berhasilkah atau sebaliknya yang akan terjadi di dalam pernikahan mereka hasil perjodohan itu.
Dan bagaimana kelanjutannya ikuti terus kisahnya ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunda sri ana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34.
Sampai di ruangan pribadinya dewa menurunkan laila yang berada di gendongannya di atas sofa di ruangannya dengan menurunkan pelan pelan di dudukan menghadap dirinya.
Lalu dewa jongkok di depan Laila yang menutup wajahnya dengan kedua tangan,karna masih sesegukan,dan malu dengan dewa dengan penampilan yang berantakan.
” Apa yang mereka lakukan sama kamu,apa ada yang sakit." tanya dewa dengan lembut namun raut wajah penuh amarah yang besar namun namun mampu ia tahan di hadapan Laila yang masih menangis.
Laila yang di tanya oleh dewa hanya diam saja masih dengan tangan di wajahnya. Lalu kedua tangan dewa mencoba membuka tangan Laila yang masih di wajah dengan kuat sampai tenaga Laila kala dengan tenaga Laila yang lemah.
Dan setelah dewa menurunkan kedua tangan Laila dari wajahnya, dewa sangan terkejut saat melihat bekas luka di pipi kanan Laila yang menyeplak jari, membuat merah dan bengkak.
"Jawab saya Laila itu kenapa pipi kamu seperti ini. apa mereka kayak ngelakuin ini jawab Laila! jangan diam saja!!." bentak dewa dengan suara keras sampai membuat Laila ketakutan serta badanya bergetar mendengar suara dewa yang mengelegar di seluruh ruangan itu dengan menakutkan.
Dewa yang melihat itu pun sadar sudah membuat Laila ketakutan karna dirinya. lalu dengan cepat dewa membawa tubuh Laila yang lemah ke pelukannya,dan di peluk tubuh Laila dengan erat dan membawa kepala Laila di dada bidangnya sambil mencium pucuk kepala Laila yang berbalut hijam warna coklat.
Dapat Laila rasakan kehagatan pelukan yang ia terima dari dewa serta ketulusan dari sikap yang dewa tunjukan untuk dirinya. dan Tampa sadar Laila membalas pelukan dari dewa dan membenamkan wajahnya di dada bidang dewa dengan nyaman.
Ntah kenapa amarah dewa yang tadinya besar kini malah menghilangkan setelah melihat wajah Laila yang menagis, serta Laila membalas pelukannya.
Namun dewa tidak akan diam saja dengan kejadian yang baru saja di alami oleh Laila, apa lagi ini adalah tindakan kekerasan yang dilakukan oleh karyawan sendiri kepada sang istrinya, tidak akan dewa ampunidan kasih toleransi terhadap karyawan yang melakukan hal tersebut kepada sang istri.
Karna melihat Laila yang sudah tenang dewa pun melonggarkan pelukannya lalu memegang kedua bahu Laila masih dengan jarak yang dekat, dan memegang dagu Laila yang agar menatap wajahnya.
” Sekarang ceritakan kepada saya kenapa kamu bisa mengalami hal seperti tadi dan tadi juga kenapa kamu tidak menghubungi saya kalau kamu mau datang ke sini, dan mau diperlakukan semena-semenan oleh karyawan saya. padahal kan saya sudah memberikan kamu nomor saya kenapa nggak kamu hubungi pas sampai di bawah." ujar dewa dengan suara yang lebih lembut dari pada yang sebelumnya.
” Tadi setelah pulang dari sekolah saya berniat ke kantor kamu buat menjemput Humaira, awalnya saya kira saya bisa masuk dengan baik-baik, namun saya malah tidak di perbolehkan masuk kedalam. padahal saya sudah bilang baik-baik kepada pak security yang berjaga di depan itu. dan saya bilang kalau saya sudah ada janji dengan kamu, tapi mereka nggak percaya dan mereka menganggap saya sebagai wanita yang ingin menggoda kamu. apalagi mereka menjelek-jelekan saya karena saya memakai hijab tapi kelakuan seperti perempuan menjajakan tubuhnya adalah laki-laki hidung belang."
”Awalnya saya melawan karna tidak terima mereka menghina saya dan hijab yang saya kenakan, dan ketika saya membalas ucapan karyawan kamu itu, dia tidak terima dan malah menampar saya dan dari situlah orang-orang yang keluar dan melihat kejadian itu hingga ramai.” Dengan air mata yang sudah mengalir di kedua pipi Laila, saat menceritakan kejadian yang terjadi baru berapa jam terjadi padanya.
Sedangkan Dewa yang mendengar cerita dari Laila, langsung menajamkan kedua matanya, mengepalkan tangannya dengan kuat, sampai jari kukunya memutih menandakan dewa sedang marah besar, ketika ia mendengar karyawan itu menjelekkan Laila dan mengatai hanya menjual tubuhnya untuk laki-laki hidung belang. membuat dewa sendiri tidak terima sang istri di gituin.
Dan setelah mengatur emosinya dewa lalu kembali mendudukan Laila di atas sofa, dengan dirinya yang berada di samping Laila.
" Kamu tunggu sini saya ambil es buat mengompres wajah kamu pakai air dingin supaya tidak membengkak nantinya." kata dewa sambil berdiri.
Dan setelah itu Dewa pun pergi keluar dari ruangan untuk mengambil es di ruangan pentri dan sapu tangan bersih untuk mengompres wajah Laila.
Dan Tak lama kemudian Dewa pun kembali membawa mangkokberisikan air es dan sapu tangan yang dewa ambil di dalam laci kerjannya. lalu mendekat kearah Laila sedang duduk sambil menundukan kepalanya kebawah.
Setelah mencelupkan,dan memeras sapu tangan itu di dalam rendaman es batu dewa pun langsung mengompres wajah Laila dengan pelan.
" Aww." desis Laila saat air dingin itu mengenai wajahnya yang memar.
”Sakit ya bentar ya ini gak lama kok. Lalu setelah itu Dewa kembali mengompres dengan lebih pelan lagi agar Laila tidak merasakan sakit, dengan fokus Dewa mengompres wajah Laila yang kemarin itu, sambil memperhatikan setiap inci wajah Laila yang cantik ketika dipandang dari dekat alisnya yang tebal dan tertata rapi hidung yang kecil namun mancung pipinya yang mulus tanpa adanya jerawat serta bibir yang berwarna merah muda yang kecil dan mungil, membaut dewa menelan Saliva dengan susah payah, membayangkan bisa mengecup bibir mungil itu dan melumatnya pasti sangat manis.
"Astaghfirullah, apa yang gue pikirkan dewa, kenapa tiba-tiba otak gue menjadi kotor gini saat berdekatan dengan Laila." batin dewa Dan dengan cepat Dewa pun menyelesaikan mengompres wajah Laila guna menetralkan pikiran yang sudah kemana-mana.
" Kamu mau ketemu Humaira kan dia ada di dalam sedang tidur siang kamu masuk saja di ruangan itu di situ ada sebuah kamar yang tidak terlalu besar namun cukup buat istirahat, dan di dalm sana juga sudah ada kamar mandinya. sekalian kalo kamu mau sholat Dzuhur." tutur dewa setelah meletakan wadah yang bukas kopresan tadi di atas meja.
" Makasih sudah membantu mengompres luka di wajah saya, dan apa tidak papa saya masuk ke dalam sana, itutu kan kamar pribadi kamu kalo saya masuk kesitu malah saya gak enak." ujar Laila melihat ke arah dewa yang juga sedang melihat dirinya dengan intens,lalu setelah itu Laila menundukkan kepalanya lagi karena mereda malu.
Dewa sendiri malah merasa gemas dengan wajah malu malu Laila, rasanya pingin ia cium pipi yang merah itu, dengan senyum tipis di bibir dewa.
" Gak papa kan saya sendiri yang langsung menawari kamu,jadi gak usah merasa segan seperti itu kamu sekalian istirahat di dalam pasti capek kan habis pulang mengajar." sambung dewa
" Iya, sekali lagi terimakasih kalo gitu saya permisi dulu kedalama." pamit Laila sama dewa dan dewa sendiri hanya mengangguk kepalanya menandakan Laila boleh pergi.
Dan sesudah Laila masuk kedalam kamar pribadinya,dewa pun langsung menghubungi seseorang melalui ponsel miliknya.
" Apa sudah kamu lakukan apa yang saya minta tadi." ucap dewa dengan dingin serta aura yang menakutkan serta tatapan tajam bagi orang yang mendengar kan.
" Sudah pak apa yang bapak minta sudah saya kerjakan." kata orang di sebrang sana dengan tegas menjawab pertanyaan dari sang bos.
Setelah itu dewa langsung mematian sambungan ponselnya.
" Kamu salah bila bermain main dengan saya." ujar dewa dengan senyuman menyeringai penuh misterius yang menakutkan.
.....
Haaii Author , salam kenal
Jangan lupa mampir ya 💜