WANTED DILARANG JIPLAK !!! LIHAT TANGGAL TERBIT !!!
Karena ketidaksengajaan yang membuat Shania Cleoza Maheswari (siswi SMA) dan Arkala Mahesa (guru kimia) mengikat janji sehidup semati di hadapan Tuhan.
Shania adalah gadis dengan segudang kenakalan remaja terpaksa menikah muda dengan gurunya Arka, yang terkenal dingin, angkuh dan galak.
Tapi perjuangan cinta Shania tak sia sia, Arka dapat membuka hatinya untuk Shania, bahkan Arka sangat mencintai Shania, hanya saja perlakuan dingin Arka di awal pernikahan mereka membuat lubang menganga dalam hati Shania, bukan hanya itu saja cobaan rumah tangga yang mereka hadapi, Shania memiliki segudang cita cita dan asa di hidupnya, salah satunya menjadi atlit basket nasional, akankah Arka merelakan Shania, mengorbankan kehidupan rumah tangga impiannya ?
Bagaimana cara Arka menyikapi sifat kekanakan Shania.Dan bagaimana pula Arka membimbing Shania menjadi partner hidup untuk saling berbagi? ikuti yu asam manis kehidupan mereka disini..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sinta amalia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bukan pahlawan
Melihat Arka yang bekerja dari pagi hingga malam, membuat Shania mengerti akan satu hal. Mencari rupiah itu tidaklah gampang.
Kini setiap hari Shania menyalakan alarm di ponselnya setiap pukul 5 subuh. Ia taruh ponsel di samping telinganya, agar begitu alarm itu berbunyi langsung sampai di telinganya. Meskipun tak jarang Arka mengomel karena suara bising alarm tak membuatnya bangun juga, dan ujung ujungnya Arka lah yang menjadi alarm Shania.
Shania sudah mandi, tapi ia tak buru buru memakai seragamnya, ia lantas pergi ke dapur, hanya untuk sekedar membuat bekal untuknya dan Arka. Mengingat uang jajannya yang mulai menipis setipis kulit bawang, ia harus pandai pandai mengaturnya agar cukup selama 2 bulan ke depan.
Shania tidak pernah marah sedikit pun atas apa yang dilakukan Arka, ia adalah manusia dengan golongan otak positive thinking, apapun yang Arka lakukan pasti ada tujuannya, dan demi kebaikannya.
"Sedang apa kamu ?" tanya Arka yang baru saja keluar lengkap dengan stelan kemeja dan swetter khasnya.
"Nyiapin sarapan," Shania menoleh dengan rambut terikat di cepol satu hingga menampilkan leher seputih susunya dan dada tertutup celemek.
Arka melihat meja dapurnya yang sudah acak acakan dengan cangkang telur, dan bungkus bumbu, juga minyak.
"Setelah ini bereskan, jangan sampai rumah saya banyak tikusnya !" titah Arka.
"Oke !" seru Shania.
Sepiring nasi untuk Arka dan sepiring nasi goreng untuknya.
"Taraaaaa !!! nasi goreng ala chef Shania sudah jadi, ayo..ayo silahkan dicoba pak Arka jangan malu malu, " dengan irisan tomat dan timun yang harus dia sebut apa bentuknya yang abstrak ini.
"Ini bentuk apa ?!" tanya Arka melihat tampilan nasi goreng Shania yang meragukan.
"Love pak ! masa ga keliatan !" cebik Shania ikut duduk di depan Arka.
"Yakin? sudah kamu coba dulu ?!" tanya Arka.
"Absolutely ! jangan khawatir rasanya masih bisa dimaafkan ko !" jawab Shania.
"Dimaafkan ?!" alis Arka mengangkat sebelah, Arka ragu ragu memasukkan nasi goreng itu ke mulutnya.
"Ayo coba ahh, rasanya manusiawi ko !" Shania mendorong sendok berisi nasi goreng itu ke mulut Arka.
Arka mengunyahnya, alisnya berkerut. Not bad (tidak buruk) ! meskipun asing di lidahnya tapi memang masih bisa dimaafkan. Hitung hitung Arka tengah mencoba diet garam.
Arka mengunci pintu rumahnya.
"Haaaa bisa pake si hitam lagi !!! " Shania memeluk setir motor maticnya, rindu betul ia jalan jalan memakai motor kesayangannya itu, padahal belum ada sebulan ia berpisah. Arka menyipitkan matanya, melihat motor Shania, semalam ia tak terlalu bisa mengenali motor itu karena gelap.
"Berasa hafal !" gumamnya. Tapi sedetik kemudian ia ingat kejadian lalu saat ia dan Alya akan berangkat, ada sebuah motor yang ditumpangi seorang siswa perempuan yang nyolot saat lampu hijau sudah menyala.
"Jadi kamu !!!" ucap Arka. Shania menoleh.
"Apanya pak ?!"
"Dulu waktu jam masuk sekolah ada siswi yang bawa motor ngebut pake nyolot karena laju kendaraannya kebetulan bertabrakan dengan laju mobil !" sungut Arka. Shania mengetuk ngetuk dagunya demi bisa mengingat lagi.
"Kamu lupa sama mobil yang kamu tendang bannya ?! coba perhatikan mobil saya !"
Shania membungkuk melihat mobil Arka dengan seksama. Lalu sejurus kemudian ia tertawa
"Jadi itu mobil bapak ?!" Shania kembali tertawa.
"Kamu itu !!!" Arka menunjuk Shania gemas.
"Sorry deh pak, abisnya bapak juga sih maen motong jalan aku ! mana Shania telat lagi ke sekolah, jadinya Shania dihukum pak Hadi again, "
"Kenapa jadi salah saya, coba kalo kamu bangun awal, kamu ga akan kesiangan, awas saja kalau kamu masih kebut kebutan ! kalo celaka saya ga mau nolongin kamu !"
"Dih, bapak do'a nya jelek banget sama istri, " decih Shania memakai helm.
"Kamu jalan duluan, biar saya di belakang, biar saya bisa ngawasin kamu !" ujar Arka.
"Iya iya ahh, ga usah bawel pak, cowok ga pantes bawel, " Shania menstaterkan motornya dan melajukan motornya keluar dari halaman rumah Arka, tak lupa saat di pos satpam ia melambaikan tangannya.
"Pagi pak Slamet !!!" satpam komplek itu mengangguk, belum ia sebulan disini tapi jajaran keamanan komplek sudah kenal dengannya, berawal dari ia yang selalu ditinggal Arka sendiri di rumah hingga memutuskan jalan jalan keliling komplek dan akhirnya mojok sama satpam dan tukang bakso yang sering mangkal di depan komplek.
"Pagi neng, " serunya. Arka yang berada di belakangnya mengangguk menyapa.
"Berasa lagi bikin SIM tau ga ?!" gumamnya mencibir, diawasin saat lagi ujian praktek mengendarai motor dengan sorot mata tajamnya, sampai sampai punggung Shania panas dibuatnya. Jika dianimasikan mungkin saat ini punggungnya sudah berlubang saking tajamnya sorot mata Arka.
Setelah menempub perjalanan sekitar 20 menit, akhirnya Shania datang ke sekolah dengan keadaan sehat wal'afiat tanpa cacat satu apapun, dengan diekori mobil Arka.
"See, ga apa apa kan pak ?!" tanya Shania.
"Lain kali kalo kamu mengendarai seperti waktu itu, saya kirim kembali motor kamu ke rumah bunda, paham ?!" Arka keluar dari mobil.
"Nggehh yang mulia, tunggu pak ! " Shania mengeluarkan kotak makan dari tasnya berwarna biru.
"Nih, buat istirahat...buat ganjel perut !" ucap Shania menyerahkan kotak makan siang, tanpa menunggu persetujuan Arka, ia meraih tangan Arka agar menerimanya.
"Istri mau pergi belajar dulu ya pak, assalamualaikum !" pamitnya langsung berlari.
"Waalaikumsalam, " Arka terkekeh tanpa suara melihat tingkah Shania, terkesan memaksa memang tapi perhatian kecil itu cukup membuat Arka menghangat.
Arka duduk di meja kerjanya.
"Pagi pak Arka !!"sapa bu Wita.
"Pagi bu, " Arka mengangguk.
"Wahh, pak Arkala bekal, manisnya...saya senang sama laki laki yang menghargai orang rumah, dan juga higienis. Menghemat ya pak, lebih sehat juga !" senyum bibir merah ini, Arka tersenyum getir melihat tingkah genit bu Wita.
Ia lebih memilih membuka kotak makan yang dibawakan Shania, ia tertawa kecil melihat roti lapis isi telur dan sosis dengan hiasan selada, dan tomat menyerupai wajah. Meskipun tata letaknya sudah berantakan. Ia menutupnya kembali dan menyimpannya di laci untuk ia makan nanti saat jam istirahat.
Shania masuk ke dalam kelas, tapi keningnya berkerut saat melihat keramaian di gerbang sekolah.
"Ada apaan tuh ?!" tanya nya bergumam. Shania berlari mendekati keramaian.
"Eh ada apaan sih ?!" tanya Shania pada salah seorang siswi.
"Itu loh ! si Maya dilabrak sama ibu ibu, kayanya itu istrinya sugar daddynya dia, " jawab siswi tadi.
Mendadak sekolah menjadi viral dengan berita dan video Maya, ada rasa iba sebenarnya di hati Shania, tapi gadis itu memang membuat sumur kematiannya sendiri.
"Hapus oyyy !" pinta Shania pada teman teman kelasnya yang asyik memutar video tersebut berulang kali.
"Sha ! biarin aja napa sih ! itu karmanya dia suka jahat sama loe ! malah disuruh dihapus lagi, " sergah Inez.
"Bukan gitu Nez, gue cuma kasian aja..kita ngetawain dia bukannya rangkul dan bantuin dia, itu ga lebih baik dari kelakuannya si Maya."
"Hapus oyy, video ga penting kaya gitu !" pinta Shania.
"Ya elah Shania sayang ! hiburan Sha, lagian salah dia sendiri ngapain jadi selingkuhan aki aki !" jawab Roy.
Shania memukul mukul papan tulis di depan menggunakan penggaris.
"Oyyy perhatian ! jahat banget ga sih kalian ketawa tiwi diatas penderitaan Maya, terlepas dari itu salah dia atau bukan, harusnya loe semua bantu dia biar keluar dari jalannya yang salah ! bukan malah ngetawain, gue bukannya so suci mau jadi pahlawan, tapi kalo posisi itu ada di loe semua, terus dikaya giniin mau loe ?!" tanya nya sewot.
"Hapus ga ?! kalo ngga gue cium nih satu satu ?!" seloroh Shania.
"Mauuuu !!!" pekik siswa laki laki terutama Roy.
"Gue duluan Sha !" Roy maju.
"Enak aja ! cium nih sepatu gue !" Shania mengacungkan sepatunya
.
.
.
.
nyambung dimana tuh panggilan? gak ada keren"nya gak sepaket amat. mereka masih muda bagusnya mommy daddy, ayah ibu ketuaan untuk mereka terlebih sih shania. kan kalau mommy kece buat shanian...hot mommy,..lah kenapa beda sama si lakinya berasa salah satunya orang tua sambung si xia😪
baru bener😪