Dengan dalih untuk menghindari dosa , suaminya menikahi lagi wanita lain.
Sungguh Karenina tidak habis fikir , apa yang kurang dalam dirinya. Menjadi istri yang patuh pada suami sudah ia lakukan , tapi ternyata itu masih saja kurang di mata Arga Dewantara.
Karenina tidak tau , apa ia harus bertahan atau melepas kesakitan dalam hatinya....ia lelah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon wahyoeni"23, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
14. Bab 14
Arga makin uring - uringan karena tidak bisa masuk ke rumah Nina, dan Kiran lah yang akhirnya jadi sasaran kemarahannya .
" Kamu belum masak Ran , aku sudah lapar ?" Arga mendatangi Kiran yang sedang asik main HP di ruang tamu.
" Capek Mas ".
" Capek itu istirahat, buktinya kamu masih bisa main HP , mending masak gih sana ! ".
" Beda lah Mas , main HP kan cuma tinggal duduk manis ,kalau masak harus menguras keringat ".
" Nina tidak pernah mengeluh soal memasak , aku lihat dia malah sangat menikmatinya ". Kini Arga malah teringat dengan Nina , padahal kalau sedang bersama Kiran , tak sedikitpun ia mengingat istri sah nya itu.
" Jangan bandingkan aku dengan mantan istri kamu itu Mas , jelas kami jauh berbeda, aku wanita karir sedang dia wanita rumahan , mau apalagi kalau kerjanya tidak masak dan beberes rumah, beda kelas sama aku ".
" Tapi kamu seorang istri Kiran , seharusnya dengan ikhlas memasak buat suaminya , apa kamu mau suami kamu jajan di luar Ran !". ancam Arga.
Kiran mendengus tidak suka ," Kita pesan saja ya Mas , atau kita pergi makan di luar saja bagaimana, sudah lama loh kita tidak. makan di luar ".
" Tidak, aku maunya kamu yang memasak ".
" Itu....aku.....".
" Yang jelas kalau ngomong Ran ".
" Anu Mas , sebenarnya aku tidak pandai buat memasak ".
" Yang benar kamu Ran , terus waktu pertama- tama kamu deketin aku dengan membawakan makanan yang katanya masakan kamu itu bagaimana Ran ?". sedikit demi sedikit sifat asli Kiran muncul ke permukaan.
" Maafkan aku Mas , bukan aku yang memasaknya ".
" Lalu siapa ?".
" Aku beli Mas ".
" Makanan yang aku makan saat di rumah ini juga kamu beli ?". Arga mulai geram.
" Iya Mas ".
Arga meraup mukanya sendiri dengan kasar , " Kirannnnn .....kamu ya....."
" Di mana kamu pesannya, pesankan aku sekarang!". Arga merasa cocok dengan makanan rumahan yang sering Kiran sediakan untuknya.
" Kalau dadakan tidak bisa Mas , biasanya malam orang itu tidak buka orderan ".
" Hufftt....ya sudah, terserah kamu mau pesan atau mau apa terserah , yang penting di meja makan sudah ada makanan selesai aku mandi !". Arga pergi ke kamar untuk mandi , ia makin kesal ,mau bertemu Nina tapi di tolak terus , di rumah Kiran , mau makan tapi tidak ada makanan.
Sebelum ketahuan oleh Nina , bersama Kiran di rumahnya sungguh menyenangkan baginya , ia tak henti untuk bercinta dengan Kiran sebelum pulang ke rumah Nina.
Tapi sekarang setelah dua puluh empat jam bersama Kiran , di rumah itu rasanya membosankan, gairahnya terhadap Kiran tidak semenggebu seperti waktu itu.....entahlah seperti ada yang hilang dari hati Arga.
Kiran dengan cepat meraih dompetnya, lebih baik ia berangkat membelinya sendiri , kalau pesan pasti akan membutuhkan waktu lebih lama , ia takut Arga marah.
*
Beberapa hari ini Nina mulai tenang setelah beberapa minggu terus di teror oleh sang mantan ,mungkin Arga mulai lelah , pikir Nina.
" Saya lihat Mas Arga sudah kapok datang kemari ya Mbak Nin?".
" Syukurlah kalau dia sudah kapok ,aku malu sama tetangga Nur , Mas Arga suka teriak - teriak gitu , di tambah pake bawa istrinya kemari lagi ".
" Kenapa jadi Mbak Nina yang malu , Mbak Nin kan enggak salah ".
" Tetap saja Nur , karena aku juga kan makanya Mas Arga datang kemari ".
" Giliran di tinggal nyariin terus ya Mbak, kemaren - kemaren mah lupa sama istri tua , laki - laki rata - rata maunya gitu , kalau bisa celup sana celup sini , semau udelnya ".
" Ya mungkin memang begitu, sudah ah , masak ayo masak.....saatnya nyari cuan bukan makan !'.
" Pesanan Mbak Nina makin banyak saja ".
" Iya Nur , Alhamdulillah, rejeki janda sholehah ". ucap Nina membuat Nur tergelak.
" Berarti saya juga janda sholehah dong, kan dapat rejeki banyak juga dari usaha Mbak Nina ini ".
" Iya deh , makanya mulai deh menutup tuh kepala , jangan karena kita di tinggal kita malah semakin jauh dari sang pencipta, dengan di coba begini kita harus makin memperbaiki diri Nur ".
" Tapi baju Nur banyakan begini Mbak , lainnya daster baju kebanggan emak - emak, harus beli baju dan jilbab , uangnya sayang Mbak , mending buat jajan dua bocil saya Mbak ".
" Enggak harus beli juga Nur , pake yang ada aja , enggak harus baru ....kalau Nur mau , aku kasih baju dan jilbab yang tidak aku pakai , tapi masih bagus ".
" Mau mau Mbak, di ajak jadi lebih baik masa saya nolak ". Nina hanya mengangkat jempolnya.
" Mbak Nin , ini Mbak Tari pesanannya nambah terus ya ".
" Pokoknya syukuri saja Nur ".
Mereka masih berkutat dengan masakan. Hingga masakan selesai, ada tamu istimewa datang.
" Masuk Mas Aldi , udah di tunggu sama Mbak Nina ".
" Apaan sih Nur , jangan percaya sama si Nur ..Bang ". Nina ternyata berada di belakang Nur.
" He..he..he....saya ke belakang dulu Mas Aldi , pepet terus jangan sampai kendor ".
" Do'anya ya Mbak Nur , biar saya segera mengajak Bos kamu ke pelaminan ". sambung Aldi , ia senang Nur pun mendukungnya.
" Pasti itu Mas , saya juga mau Mbak Nina bahagia, jangan lupa sama saya ya Mas kalau sampai jadian ".
Nina sampai terharu , do'a Nur terdengar begitu tulus , dia tidak sendiri...selain kedua orang tuanya.
Kedua orang tua Nina mendukung penuh apapun keputusan putrinya.
" Siip Mbak Nur ". Aldi mengangkat dua jempolnya.
" Bang Aldi tidak kerja?".
" Ini waktunya makan siang Nin , sudah matang kan masakan kamu ?".
" Sudah , Bang Aldi mau makan sekarang?".
" Boleh , tapi gratis ya ?". canda Aldi.
" Iya, tenang saja , Bang Aldi sudah banyak membantu aku , apalagi masalah pintu gerbang... hutang aku masih banyak sama Bang Aldi ".
" Aku tidak bahas pintu gerbang Nin , aku memberikannya cuma- cuma, kamu sendiri yang menganggapnya hutang ".
" Aku takut calon istri Bang Aldi nanti marah , uangnya tidak sedikit loh , aku yakin itu ....meski Wawan tidak mau jujur padaku ".
" Mana mungkin dia akan marah "
" Masa sih Bang ".
" Tanya saja langung padanya ". Aldi membuka HP nya , ia menghubungi seseorang, meski belum tersambung tapi Aldi sudah memberikannya pada Nina .
Nina menerima HP Aldi bersamaan dengan dering suara telpon dari HP nya.
" Loh kok ". Nina tentu terkejut melihat di layar HP nya , di sana tertera nama Bang Aldi yang sedang menelponnya..
Aldi terkekeh gemas melihat wajah bingung Nina , " Angkat dong Nin , katanya mau bicara sama calon istriku?".
" Bercandanya enggak lucu Bang , aku masih istri orang ".
" Kata siapa Nin , mana berani aku dekati istri orang , yang akan akan aku jadikan istri itu seorang janda "
" Janda , siapa Bang ?". Nina mengira Aldi sedang mengejar wanita lain , ia memang belum tau kalau statusnya sudah janda.
" Kamulah Nin ".
Melihat Nina bingung , Aldi kembali menjelaskan , " Mungkin surat dari pengadilan belum sampai ke tangan kamu Nin , kamu dan Arga sudah resmi bercerai ".
" Benarkah Bang ?? Secepat itu ??".
" Kamu tidak senang , apa malah menyesal?".
" Tidaklah , aku hanya tidak menyangka saja akan secepat ini jadi janda , karena waktu itu aku melihat proses perceraian Nur agak lama Bang ".
" Kan kamu tau sendiri, Arga menandatangani surat cerai itu , bahkan dia tidak datang di persidangan waktu itu , jadi prosesnya di permudah ".
" Alhamdulillah kalau gitu, aku sudah lepas darinya, saatnya menjalani lembaran baru ".
" Nin , bisakah kita makan dulu....aku sudah sangat lapar ".
" Ah iya....maaf Bang , aku sampai lupa , ayo ke dalam saja !". ajak Nina , meski tidak di pungkiri hatinya sakit, tapi ada kelegaan juga di sana , karena sudah lepas dari Arga. Saatnya ia menata kembali kehidupannya.
Bersambung.....
Like , vote dan comment nya ya....😘
Mergo di tinggal rabi ro mantan ne 😆