Pernikahan yang sudah didepan mata harus batal sepihak karena calon suaminya ternyata sudah menghamili wanita lain, yang merupakan adiknya sendiri, Fauzana harus hidup dalam kesedihan setelah pengkhianatan Erik.
Berharap dukungan keluarga, Fauzana seolah tidak dipedulikan, semua hanya memperdulikan adiknya yang sudah merusak pesta pernikahannya, Apakah yang akan Fauzana lakukan setelah kejadian ini?
Akankah dia bisa kuat menerima takdirnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab Tiga Puluh Empat
Rakha datang dengan Chelsea tepat pukul tujuh malam. Disambut Meyda. Wanita itu tersenyum semringah dengan atasannya itu.
"Selamat malam, Meyda. Ana ada?" tanya Rakha sedikit gugup. Padahal yang ada di hadapannya saat ini adalah bawahannya.
"Masih dandan, Pak. Silakan masuk," ajak Meyda. Walaupun sebenarnya dia malu karena kost mereka tak memiliki sofa.
"Saya menunggu di luar saja," jawab Rakha. Dia lalu mengajak putrinya duduk di bangku yang ada di halaman dekat pohon yang rindang.
Sepuluh menit menunggu, Ana keluar dari kamar kosnya. Tampak sangat cantik sekali.
Rakha memandang tanpa kedip. Chelsea tampak paling antusias.
"Mami cantik banget," ucap Chelsea, membuat wajah Ana memerah menahan malu.
"Kamu juga sangat cantik, Sayang," balas Ana.
Meyda yang mendengar dan melihat itu jadi ikut tersenyum. Semua itu ide darinya. Awalnya Ana tak ingin berdandan, tapi sahabatnya memaksa. Ini makan malam dengan bos bukan pergi makan bakso denganku, itu yang Meyda katakan.
Rakha lalu pamit dengan Meyda. Mereka bertiga masuk ke mobil. Pria itu menjalankan mobil dengan sesekali melirik ke samping. Dia begitu terpesona dengan penampilan gadis itu. Biasanya tak pernah dandan, sekali dandan penampilan langsung berubah.
"Mas, kita akan makan malam di mana?" tanya Ana memecahkan suasana sunyi di antara mereka.
"Aku ingin memberikan kamu kejutan. Jika aku mengatakan sekarang. Itu bukan kejutan namanya," jawab Rakha. Mendengar jawaban Rakha, perasaan Ana jadi tak karuan. Dia sangat gugup. Kejutan apa yang di maksud atasannya itu.
Rakha menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang. Sepanjang perjalanan dia selalu melirik ke samping. Melihat Ana yang becanda dengan putrinya Ana.
Tiba di salah satu kafe ternama di kota tempat mereka tinggal, Rakha meminta izin untuk menutup mata Ana. Wanita itu merasa makin gugup.
"Kenapa harus ditutup matanya, Mas?" tanya Ana akhirnya.
"Tadi sudah aku katakan, jika aku ingin memberikan kamu kejutan," ucap Rakha.
Laki-laki itu turun dari mobil, membukakan pintu untuk Ana. Rakha dengan setia menuntun gadis itu memasuki kafe yang telah didekorasi secantik dan seromantis mungkin.
Dia menarik kursi untuk Ana duduk. "Jangan membukanya sebelum ada perintah dariku," bisik Rakha sedikit menunduk.
"Jantung aku berdebar, entah apa yang akan kamu lakukan, Mas," gumam Ana dalam hatinya.
"Sebenarnya apa yang mau kamu lakukan, Mas?" Akhirnya Ana bertanya juga.
"Intinya itu akan membuat kamu dan aku bahagia," jawab Rakha.
Laki-laki itu memberi kode pada pelayan yang telah di latih pagi tadi untuk kelancaran acara kejutan. Dia ingin semua berjalan lancar sebab hari ini adalah hari istimewa untuknya juga Ana. Dia akan melamar bawahannya itu.
Mungkin ini terlalu cepat karena mereka belum pernah dekat sebelumnya. Tapi bagi Rakha, tak ada lagi yang perlu di tunda, putri dan kedua orang tuanya mendukung rencananya untuk melamar Ana.
"Mas ...," panggil Ana meraba tangan seseorang yang duduk di hadapannya.
Masih dengan mata tertutup, Ana menolehkan kepala ke sana kemari mencari dari mana asal alunan musik yang begitu romantis dan menusuk relung hati. Dia tidak sabar ingin membuka matanya.
"Mas ...."
Rakha tidak menyahut, pria itu berjongkok di depan bawahannya seraya memegang kotak cincin sangat indah. Dia sudah tidak sabar ingin melihat reaksi Ana. Di sampingnya berdiri Chelsea dengan buket bunga yang indah. Beruntung anaknya bisa diajak kerjasama.
"Bukalah penutup matamu, Ana!" perintah Rakha.
Tepat saat Ana membuka penutup matanya, dia di suguhkan pemandangan yang sangat indah. Di belakang Rakha rangkaian bunga mawar bertuliskan: ‘WILL YOU MARRY ME FAUZANA?’. Lilin-lilin yang disusun sedemikian rupa menambah keromantisan suasana malam ini.
Ana menutup mulutnya tidak percaya melihat kejutan yang di berikan Rakha untuknya. Terlebih saat mendengar kalimat yang keluar dari mulut sang atasan.
"Kebanyakan orang mengatakan obat dari jatuh cinta adalah menikah. Dan sekarang aku sedang jatuh cinta. Ana, maukah kamu menjadi obat jatuh cintaku? Di hati ini hanya tertulis namamu, namun apalah arti itu semua jika bukan namamu yang tertulis di buku nikah kita."
Ana tak tahu harus berkata apa. Air mata jatuh membasahi pipinya karena terharu. Apa lagi saat melihat Chelsea, dan gadis cilik itu memberikan buket bunga padanya.
"Mami Ana, maukah menjadi mamiku untuk selamanya?" tanya Chelsea sambil memberikan rangakaian bunga. Ana langsung memeluk gadis cilik itu. Tak ada kata yang bisa dia ucapkan karena rasa bahagia ini. Cukup lama dia memeluk anak itu dan akhirnya melepaskan pelukannya.
Ana dengan gugup meraih tangan Rakha dan membantunya untuk berdiri. "Aku sangat bahagia dengan kejutan yang Mas berikan, aku tidak menyangka Mas akan melamarku malam ini," ucap Ana penuh kelembutan.
Rakha memandangi wajah Ana tanpa kedip menantikan jawaban apa yang akan keluar dari mulut mungil wanita yang dicintainya itu. Dia baru menyadari rasa cinta itu saat mereka bersama di kampungnya Ana.
Rakha masih menunggu Ana memberikan jawaban atas pernyataannya cintanya. Melihat gadis itu yang hanya diam, dia kembali bersuara.
"Aku tau, mungkin bagimu ini terlalu cepat. Tapi terkadang bukan cepat atau lamanya cinta itu datang akan menjamin kekal. Jenis hubungan terbaik tidak terduga ketika kamu mendapatkan perasaan takjub dan semuanya terjadi begitu tiba-tiba. 'Itulah mengapa kamu tidak mencari cinta', cinta datang kepadamu pada waktu yang tepat; waktu yang tidak pernah kamu duga. Cinta tidak terkendali, kamu tidak tahu kapan itu akan datang dan bagaimana itu akan terjadi."
Rakha menjeda ucapannya. Dia mengerti jika gadis itu masih tak percaya dengan apa yang dia lakukan.
"Ana, sekali lagi aku tanyakan, mau'kah kamu menikah denganku, menjadi ratu dalam hati dan rumahku, juga menjadi mami buat putriku?" tanya Rakha..
Sebenarnya banyak wanita yang menginginkan cinta pria itu, tapi entah mengapa hatinya cuma memilih Ana sebagai ratu yang bertahta dihatinya. Sejak awal melihat gadis itu, dia telah memiliki perasaan berbeda, itulah kenapa dia sering mengerjai Ana.
Ana tersenyum dan memandangi wajah atasannya itu. Dia tahu, pasti Rakha tidak sabar lagi menunggu jawabannya. Chelsea yang telah duduk di bangku menatap keduanya tanpa kedip. Mungkin belum mengerti sepenuhnya, apa yang keduanya lakukan.
"Mas Rakha, terima kasih sudah memilihku untuk bersamamu, aku tahu aku sangatlah beruntung menjadi wanita pilihanmu. Kau datang di hidupku dan kurasa itulah keajaiban yang diturunkan Tuhan kepadaku. Kemarin kamu dan putri kecil ini telah membuatku mampu melewati kesedihan dan duka. Kamu datang tepat saat aku membutuhkan sandaran. Sekali lagi terima kasih, Mas. Aku bersedia menikah denganmu dan menjadi mami buat bidadari kecil ini," ujar Ana dengan pelan.
Walau kalimat terakhir diucapkan Ana dengan suara yang pelan, tapi tetap terdengar di telinga pria itu. Tanpa di duga, pria itu melompat kegirangan.
"Yess, akhirnya aku bisa kawin lagi," teriak Rakha.
Ana memandangi tingkah Rakha dengan tersenyum. Untung saja kafe ini telah di sewa khusus untuk mereka berdua. Sedangkan Chelsea menatap papinya dengan raut wajah keheranan. Mungkin tak menyangka jika papinya akan melompat dan melakukan hal gila seperti itu.
Rakha lalu mengajak Ana untuk duduk ke tempat semula di samping Chelsea. Setelah itu menyematkan cincin di jari manis gadis itu sebagai tanda pengikat.
Tanpa kedip Ana memandangi cincin yang disematkan di jari manisnya. Tanpa bisa di bendung air mata jatuh membasahi pipi mulusnya. Bahagia dan terharu.
Kawin..... kawin.... kawin.... kawin...