Setelah di hianati oleh rekan yang sangat dipercaya nya. Katrina mati mengenaskan ditembak oleh rekan sekaligus orang yang ia cintai. Namun ia mendapatkan kesempatan kedua, dimana ia bertransmigrasi dalam raga seorang Duchess yang gila cinta dan haus akan perhatian sang Duke membuatnya terpaksa hidup di dalam raga tipe wanita yang sangat ia benci.
Author mencoba membuat cerita bertema Transmigrasi seperti ini. Author harap para readers menyukainya. Terima kasih dan selamat membaca
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Imelda Savitri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
20
Sarkan langsung memukul kepala Andreas yang benar-benar bertindak tidak sopan dihadapan Katrina. "Kau! Bisakah kau buang jauh-jauh kebiasaan mu memukul apapun waktu kau bersemangat Andre?!" Ucap Sarkan dengan geram.
"Hehe, maafkan aku. Nyonya, maafkan atas kelancangan ku" Ucap Andreas sembari terkekeh meminta maaf ke Sarkan dan Katrina yang langsung menanggapi permintaan maaf nya dengan mengangguk. "Lanjutkan, jalan apa yang kau maksudkan itu? Beritahu aku yang kau tahu Andreas" Ucap Katrina terlihat serius.
"Kita bisa melewati hutan lebat yang ada di samping jalan utama nyonya, anda lihat hutan lebat yang berada di depan kediaman kita dan disamping jalan utama bukan? Kita bisa lewat dari situ. Jauh di dalam hutan itu kita bisa langsung tembus ke pasar" Jawab Andreas. Seketika Stero langsung mengerutkan dahinya waktu mendengar penjelasan yang Andreas ucapkan.
"Apa kau gila?! Di hutan itu banyak sekali hewan liar serta hutan itu sangat gelap dan berbahaya, kita tidak bisa melewati hutan itu!" Sergah Stero.
"Apa kau pernah bertemu dengan hewan liar waktu lewat disitu komandan?" Tanya Andreas, membuat Stero tampak diam. "Kita akan lewat situ" Ucap Katrina finish. "Tapi nyonya dis- "
"Stero, apa kalian para ksatria tidak bisa bertarung? Tanya Katrina memotong ucapan Stero. “Tentu saja bisa nyonya, jika tidak kami tidak akan bisa menjadi seorang ksatria" Jawab Stero.
"Kalau begitu, aku yakin jika kalian berempat bisa melindungi kami" Ucap Katrina, mau tidak mau ia harus memilih jalan itu daripada bertemu ksatria yang akan membawanya dan pastilah jumlah mereka kalah besar dari nya yang hanya memiliki 4 orang ksatria.
"Baiklah" Ucap Stero akhirnya menyetujui keputusan Katrina. "Anna, bisakah kau datang ke ruangan ku setelah makan malam?" Tanya Katrina.
"Bisa nyonya, s-saya akan datang ke ruangan anda secepat mungkin" Jawab Anna.
.
.
.
Anna mengetuk pintu kamar Katrina dan barulah ia masuk saat Katrina mempersilahkannya. "A-ada yang bisa saya bantu nyonya?" Tanya Anna nampak kaku, ia masih merasa takut ketika berhadapan langsung dengan Duchess, walau ia tahu jika orang dihadapannya ini bukanlah Duchess yang sebenarnya.
Katrina mendekatinya lalu menyerahkan sepasang pakaian dengan bawahan celana yang ia desain sendiri. "A-apa ini nyonya?" Tanya Anna
kebingungan. "Coba kau kenakan, pas atau tidak di tubuhmu" Pinta Katrina. Anna pun mengangguk lalu mengganti pakaiannya lalu memakai pakaian yang diberikan oleh Katrina.
Anna tampak terkejut ketika tahu jika baju yang diberikan Katrina sangat pendek, hanya sepanjang pinggangnya saja lalu bawahannya bukan rok panjang yang biasa ia pakai, melainkan celana panjang yang tidak pernah ia pakai selama hidupnya.
Melihat Anna nampak kebingungan, Katrina pun bergerak maju dan membantu Anna mengenakan pakaian yang ia beri. Kini Anna sudah mengenakan pakaian dengan bawahan celana yang Katrina buat.
"Maafkan saya nyonya, tapi....pakaian yang saya pakai ini terasa kurang nyaman, a-apa tidak apa-apa saya mengenakan pakaian ini?" Tanya Anna dengan gelagat tidak nyaman sembari menarik ujung bajunya seolah-olah baju itu bisa memanjang lagi untuk menutupi kaki jenjangnya yang terekspos.
"Begitu ya" Ucap Katrina nampak berpikir disertai helaan nafas panjang, melihat reaksi Anna yang merasa kurang nyaman waktu mengenakan celana membuatnya berpikir keras bagaimana cara membuat pakaian dengan bawahan yang mudah untuk bergerak tapi tetap terasa nyaman bagi pemakainya.
Namun di mata Anna gelagat Katrina disertai helaan nafas berat nya terlihat seakan Katrina tengah kecewa dengan ucapannya barusan. "T-tidak apa nyonya. Saya akan memakainya, t-terima kasih sudah memberikannya untuk saya" Ucap Anna"
"Tidak, kemarikan pakaian itu dan pakai baju mu yang tadi" Ucap Katrina, ia mendapat ide desain baru yang mungkin bisa membuat Anna merasa nyaman mengenakannya.
Namun ucapan Katrina masih disalah artikan oleh Anna yang punya sifat mudah tidak enakan pada orang lain. Anna benar-benar menyesal telah berkata seperti itu tadi, harus nya ia diam saja tanpa banyak bicara waktu memakai pakaian yang Katrina beri. "M-maafkan saya nyonya, sungguh maafkan saya hiks..hiks...” Anna menunduk sembari tiba-tiba terisak karena merasa sangat bersalah pada Katrina.
E-eh, jangan menangis Anna, kenapa kau menangis?" Katrina terkejut lalu reflek memeluk Anna. Anna tertegun, ia tak menyangka jika Katrina akan memeluknya untuk menenangkannya. "Maafkan atas ucapan saya barusan nyonya, S-saya tidak berniat menjelekkan pakaian yang anda berikan pada saya nyonya. Saya akan memakainya tanpa banyak bicara lagi nyonya" Ucapnya di sela-sela tangisannya.
"Iya, tapi berikan kepadaku dulu pakaian itu, aku ingin mengubah beberapa bagian di pakaian itu, nanti kalau sudah selesai akan kuberikan kembali padamu" Ucap Katrina, Anna langsung menghentikan tangisnya. "A-anda tidak kecewa pada saya?" Tanya Anna sembari mengelap air matanya.
"Tidak, untuk apa aku kecewa padamu? Aku menyuruhmu memakai pakaian itu karena aku ingin dengar komentar darimu. Aku tahu kau pasti tidak terbiasa mengenakan celana, jadi aku akan mengubah nya nanti"
Jelas Katrina, barulah Anna paham dan kembali memeluk Katrina dengan erat karena salah paham pada Katrina.
.
.
.
Katrina masih terjaga walau malam telah larut. Ia masih sibuk membaca buku diary milik Luxio, kini ia sudah membaca banyak halaman mengenai cerita hidup Luxio. Lagi-lagi Katrina menemukan kalimat yang membuatnya semakin yakin jika Marquess Maximillian kerap kali menyakiti putrinya sendiri. Dilihat dari kalimat : 'Ayah gemar bernyanyi, sesekali memakai wajahku sebagai gendangnya. Nyanyian nya sangat merdu, hingga titikan pilu terbentuk di tatapan ku lalu turun tanpa ragu memenuhi rupaku'
Luxio selalu menulis kan beberapa kalimat dengan cara puitis, seolah-olah ingin memberikan sebuah isyarat mengenai keadaannya dimana Marquess yang selalu menorehkan luka di tubuhnya serta rasa sakit yang selalu membelenggu tubuhnya.
Namun sedikitpun bekas luka atau goresan tidak Katrina temukan di tubuh Luxio yang kini sudah menjadi milik nya. Luxio selalu menulis jika Marquess Maximillian selalu menggores bagian punggung nya namun Katrina tidak menemukan bekas apapun selain kulit yang sehat nan mulus. Lalu dimanakah ia harus mencari petunjuk yang jelas mengenai kebenaran dari kalimat yang Luxio tulis? Ataukah Luxio berbohong mengenai isi diary yang ia buat sendiri itu?
Tok Tok
Katrina langsung terlepas dari lamunannya ketika mendengar suara ketukan pintu dari luar, entah siapa yang bertamu ke kamar nya di tengah malam seperti ini. "Siapa? Mungkin kah itu Simon?" Batin nya mulai menebak.
Alih-alih mempersilahkan orang yang mengetuk itu masuk, tangan Katrina meraih tempat lilin yang terletak di meja dekat ranjangnya lalu membawa benda berat itu bersamanya sebagai senjata bila muncul situasi yang akan membahayakan dirinya.
Perlahan-lahan Katrina membuka kunci pintu lalu ia bersembunyi di samping dekat engsel pintu yang bila terbuka sisi sebelah pintu bisa menyembunyikan dirinya. "Masuklah" Ucap Katrina dengan pelan supaya si pendengar mengira posisi nya jauh dari pintu.
Kenop pintu mulai di putar dari luar dan perlahan-lahan pintu mulai di dorong terbuka dari orang itu. "Nyoya?" Stero masuk ke dalam kamar sang Duchess namun tidak menemukan sang empu. "Nyonya? Dimana anda?" Tanya Stero mulai menunjukkan tanda-tanda kekhawatiran. "Disini" Ucap Katrina keluar dengan raut wajah lega.
"Aku kira siapa" Ucap Katrina disertai helaan nafas lega. Stero berbalik dan menemukan nyonya nya sedang mengelus dada sembari salah satu tangannya memegang tempat lilin. "Maafkan atas kelancangan saya yang berani datang di tengah malam seperti ini kemari nyonya" Ucap Stero sembari menunduk.
"Ada apa sampai kau kemari di tengah malam begini?" Tanya Katrina penuh tanya. "Ada satu hal yang ingin saya katakan langsung pada anda" Jawab Stero. "Apa itu, beri tahu aku" Balas Katrina.
Stero mulai bercerita dimana ketika ia berada di pasar setelah menjual gaun-gaun yang disuruh Katrina jual dan hendak membelikan barang-barang yang disuruh. Samar-samar ia mendengar berita dari beberapa orang yang tengah bergosip di pasar.
Stero sebenarnya tipe orang yang tidak tertarik dengan berita kehidupan orang lain terutama berita gosip tentang seorang bangsawan. Namun berita yang ia dengar kali ini berhasil membuatnya penasaran dan memilih mencari tahu lebih detail mengenai informasi yang hanya ia dengar dari orang-orang yang suka bergosip tanpa mencari tahu akan kebenaran dari informasi yang mereka gosip kan.
Stero mendengar jika selir kesayangan Duke Ashley baru saja mengalami keguguran, dan hal yang membuat Stero semakin gencar ingin mencari tahu lebih dalam adalah pelaku yang membuat selir Shellyn keguguran adalah mantan istri Duke Ashley yakni nyonya nya sendiri, Luxio Maximillian atau identitas terbarunya yang bernama Katrina.
ga selidiki lebih dulu ke akar2 nya ujung2 nya percaya sama ulet Keket si selir tuhh
kalau sudah tahu kebenarannya nah nyeseeelllll alamatnya 😂😂😂
lanjut thor
semoga menyesal nanti nya ... dan menyesal pun ga ada gunanya .... mamam tuh selir sampah ...