Pernikahan mereka dan hubungan mereka hancur karena kesalahpahaman. Setelah mengetahui penyamaran masing-masing. Kesalahpahaman itu akhirnya terbongkar. Bagaimana cara Kalix mengobati luka menyakitkan di hati Callista dimasa lalu?
Jangan lupa baca cerita author tanpa diskip ya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Inka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9
Tak ada angin, tak ada hujan. Hubungan keduanya semakin baik. Kalix benar-benar tulus memperlakukan Catherine. Ia menuruti semua kemauan Catherine tanpa mengeluh sekalipun.
"Sayang, hari ini jadwal kita USG ke rumah sakit. Kita sudah bisa melihat jenis kelamin kedua bayi kita." kata Catherine membantu suaminya memilih dasi yang cocok dengan pakaian kerja yang dikenakan suaminya hari ini.
"Baiklah. Aku akan menjemput kamu satu jam sebelum jam makan siang." sahut Kalix mengecup kening istrinya.
Catherine tersenyum tipis menatap wajah tampan suaminya. Catherine tiba-tiba berjinjit dan berinisial sendiri mengecup bibir suaminya.
"Baiklah. Aku akan menunggumu." balas Catherine tersenyum tipis.
"Tidak bisakah kamu memberikan asupan semangat pagiku sedikit lebih lama. Kecupan itu terlalu singkat, Love." celetuk Kalix tiba-tiba menarik tengkuk leher istrinya dan mencium bibir tipis itu dengan rakus.
Setelah puas mencium bibir istrinya. Kalix mengecup perut buncit istrinya dan menyapa kedua bayi mereka.
"Daddy sudah mendapatkan vitamin pagi yang cukup hingga nanti malam tiba. Jangan khawatir. Nanti malam giliran kalian yang Daddy jenguk." ujar Kalix tersenyum tipis.
"Jangan merusak pikiran bayi-bayi ku dengan ucapan mesum mu, Sayang." balas Catherine memutar bola matanya malas mendengar perkataan mesum suaminya.
"Aku tidak ingin bayi-bayi kita iri, Love."
"Baiklah. Kamu sudah hampir telat. Lebih baik segera berangkat. Aku sudah menyiapkan sarapan pagi untuk kamu." kata Catherine menarik tangan suaminya keluar dari kamar.
#
#
#
Di Perusahaan
Tanpa malu dan gengsi Kalix menenteng tas bekal sarapan pagi buatan istrinya. Beberapa karyawan sudah mulai terbiasanya dengan pemandangan itu. Namun, beberapa dari mereka seakan iri melihat pemandangan itu.
Aston mengikuti langkah Kalix masuk ke dalam ruangan CEO saat melihat kedatangan pria itu.
"Bagaimana dengan jadwalku hari ini?" tanya Kalix duduk di kursi kebesarannya.
"Hari ini kita memiliki pertemuan penting dengan salah satu klien penting dari Town Group, Tuan. Mereka meminta bertemu tepat di jam makan siang." ujar Aston.
"Bisakah kau saja yang mewakili ku? Aku akan menemani istriku USG sebelum jam makan siang. Aku sudah berjanji akan menemaninya."pinta Kalix menatap asistennya.
"Pertemuan ini tidak bisa diwakili, Tuan. Mereka meminta Anda ikut menghadiri pertemuan ini."
"Baiklah. Lanjutkan pekerjaan mu." ujar Kalix meminta Aston keluar dari ruangannya.
Setelah Aston keluar dari ruangannya. Kalix langsung menghubungi istrinya.
[Kamu baru saja berangkat ke kantor. Apa kamu sudah merindukan ku secepat ini?" goda Catherine dari seberang sana.
"Ya. Aku begitu merindukan suara indah mu saat bergerak di atasku, Love." sahut Kalix dengan suara serak. Ia tiba-tiba lupa apa tujuannya menghubungi istrinya.
Ting
Tiba-tiba Catherine mengirim sebuah foto vulgar kepada Kalix.
Kalix merasa Dejavu saat membuka foto itu.
"Jangan coba-coba menggodaku, Love. Aku tidak ingin meninggalkan perusahaan terlalu cepat dan membuat Aston kembali kerepotan."
Tiba-tiba Kalix mendengar suara erotis yang cukup nyaring dari seberang sana.
"Love!"
Catherine tertawa terbahak-bahak mendengar suara serak suaminya.
Kalix tidak bisa lagi menahan hasratnya hingga memutuskan berlari ke kamar mandi mendinginkan pikirannya. Kalix merasa sakit kepala setiap kali menahan hasratnya yang sudah di ujung tanduk.
Catherine langsung memutuskan panggilan telepon dari suaminya setelah puas mengerjainya.
"Awas saja kamu nanti malam. Aku tidak akan membiarkan mu tidur dengan cepat malam ini!" kesal Kalix tersenyum menyeringai.
#
#
Catherine dengan sabar menunggu kedatangan suaminya di ruangan tamu. Namun, Kalix tak kunjung datang menjemputnya.
"Sayang, apa Kalix belum juga menjemput mu?" tanya Alice menghampiri menantunya.
Catherine menggeleng mendengar pertanyaan ibu mertuanya.
"Lebih baik kamu hubungi suamimu dan tanyakan dia sudah sampai dimana. Takutnya suamimu terkena macet di tengah jalan." nasehat Alice menatap wajah lesu menantunya.
"Catherine sudah menghubungi Kalix, Mom. Tapi Kalix tidak mengangkat panggilan Catherine."
Alice memutuskan menghubungi Aston beberapa kali sampai diangkat oleh asisten putranya.
[Hallo, Nyonya?]
"Apa Kalix bersamamu?" tanya Alice sembari memperhatikan raut wajah menantunya.
[Ya. Tuan sedang meeting dengan klien bersamaku di restoran Greenland.] sahut Aston dengan suara pelan.
"Apa dia melupakan janjinya dengan istrinya? Katakan padanya Catherine sudah menunggunya sejak 2 jam yang lalu." balas Alice memperhatikan wajah cemberut menantunya.
[Baik, Nyonya.] jawab Aston sebelum panggilan berakhir.
#
#
#
Tak berselang lama, Kalix langsung menghubungi Catherine.
"Mungkin itu suami mu, Sayang. Angkatlah." tukas Alice tersenyum hangat menatap wajah gugup menantunya.
Saat melihat nama si penelpon. Disana terpampang jelas nama suaminya. Dengan wajah cemberut, Catherine mengangkat panggilan suaminya.
"Maafkan aku, Love. Aku akan segera menjemputmu." ujar Kalix dengan suara lembut.
Catherine diam saja tanpa mengucapkan satu patah katapun.
"Jangan marah, Okey." tambah Kalix membuat Catherine akhirnya luluh.
"Baiklah. Aku menunggu mu." balas Catherine sebelum panggilan diakhiri dari seberang sana.
Tak berselang lama. Mobil yang ditumpangi Kalix tiba di halaman mansion. Catherine tidak tahu seberapa laju Aston membawa mobil berwarna hitam itu hingga tiba lebih cepat dari perkiraan Catherine.
"Kau bisa kembali ke perusahaan. Aku akan pergi berdua bersama istriku." ujar Kalix sebelum keluar dari mobil.
Saat berjalan masuk ke dalam mansion. Kalix langsung bertemu pandang dengan tatapan istrinya. Kalix tersenyum tipis saat melihat wajah cemberut istrinya.
"Catherine terlalu bersemangat berangkat bersama mu hari ini USG, Nak. Tapi kamu malah melupakan janji kalian." ujar Alice beranjak dari duduknya.
"Aku sebenarnya menghubungi mu karena ingin memberitahu masalah ini tadi pagi, Love. Tapi kamu malah menggodaku." celetuk Kalix membuat Catherine gelagapan.
Apa lagi Alice menatap keduanya dengan tatapan penuh tanda tanya. "Lebih baik kita berangkat sekarang juga. Aku takut dokter Ana sudah menunggu kita terlalu lama." ujar Catherine mengalihkan pembicaraan.
Kalix tersenyum tipis melihat wajah panik istrinya. Ia tahu Catherine sedang berusaha mengalihkan topik pembicaraan mereka.
Kalix dan Catherine memutuskan berpamitan dengan Alice sebelum berangkat ke rumah sakit.
Alice menatap kepergian keduanya dengan hati lega. Ia berharap hubungan keduanya semakin dekat dan tidak bisa dipisahkan oleh siapapun suatu saat nanti.
#
#
#
Di depan Albertus Group
Seorang wanita tersenyum lebar menatap gedung pencakar langit yang berdiri kokoh di depannya. "Akhirnya aku tiba di sini. Aku sudah tidak sabar bertemu denganmu, Sayang." celetuk wanita itu melangkah masuk ke dalam gedung tinggi itu.
Beberapa karyawan menatap wanita itu dengan tatapan terkejut. Mereka tidak menyangka model papan atas yang selama ini hanya bisa mereka lihat melalui media cetak dan media online tiba-tiba muncul di depan mereka secara langsung.
"Apa aku sedang bermimpi? Ada urusan apa Nona Charlotte berkunjung ke perusahaan? Apa dia salah satu model brand ambassador yang dipilih para petinggi perusahaan?"
"Bisa jadi. Akhir-akhir ini Tuan Aston sedang mencari BA untuk produk baru perusahaan yang akan segera launching." sahut rekan wanita itu ikut terkejut dengan kedatangan Charlotte ke perusahaan mereka.
