NovelToon NovelToon
Kembalinya Sang Penguasa

Kembalinya Sang Penguasa

Status: tamat
Genre:Action / Tamat / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Raja Tentara/Dewa Perang
Popularitas:4.7M
Nilai: 4.8
Nama Author: Edane Sintink

Rey Clifford, tuan muda yang terusir dari keluarganya terpaksa menjadi gelandangan hingga dipungut dan direkrut kedalam pasukan tentara. Siapa sangka bahwa di ketentaraan, nasibnya berubah drastis. dari yang tidak pandai menggunakan senjata, sampai menjadi dewa perang bintang lima termuda di negaranya. setelah peperangan usai, dia kembali dari perbatasan dan di sinilah kisahnya bermula.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Edane Sintink, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tiba di kantor Sky provider

...Bab 10...

Rey mengagumi bangunan yang tinggi itu. Entah mengapa matanya terasa berair mengingat bahwa ini adalah perusahaan yang dibangun oleh kakeknya untuk dirinya di masa depan.

Sepuluh tahun si kakek merencanakan perusahaan ini yang sengaja dia persiapkan untuk cucunya ini. Jika tidak karena khawatir, mustahil akan ada Sky provider saat ini. Mungkin penderitaan yang dia rasakan selama ini mengandung banyak hikmah. Bayangkan jika Paman dan sepupunya tidak serakah, kemungkinan tidak akan ada Sky provider. Andai Sky provider tidak ada, maka masyarakat di kota Utara ini selamanya akan merantau mencari pekerjaan demi menafkahi keluarga mereka. Dan dia juga tidak akan terusir dari keluarga. Kemungkinan, jika dia tidak diusir, tidak akan ada tulang jagal dari Utara. Semuanya sudah diatur oleh yang maha kuasa. Siapa lah dirinya yang bagaikan butiran debu ini jika dibandingkan dengan kehendak-Nya.

"Maaf saudara. Apakah anda di sini untuk melamar pekerjaan?"

Lamunan Rey buyar ketika satu pertanyaan diarahkan kepadanya.

"Eh..," Rey menggelengkan kepalanya. Dia melihat seorang satpam muda sedang berdiri menatap kearahnya.

"Maaf saudara. Setahu saya, perusahaan saat ini tidak membuka wawancara. Dikarenakan hari ini perusahaan sedang melakukan persiapan untuk menyambut tamu penting. Konon katanya yang akan disambut adalah pemilik perusahaan itu sendiri. Oleh karena itu, saran dari saya, agar saudara datang lagi dua hari kemudian, sebelum anda nanti diusir. Bagaimanapun, ketika saya mendapat perintah, saya terpaksa akan mengusir anda," kata satpam tersebut dengan nada ramah namun tegas.

"Oh. Maaf sebelumnya. Saya akan duduk di sana saja. Maaf, saya tidak akan mempersulit anda," kata Rey sambil tersenyum yang dibalas dengan senyuman juga oleh satpam tadi.

"Hmmm.., orang ini cukup masuk akal. Apa mungkin orang ini adalah satpam yang diceritakan oleh pak sopir tadi?" Pikir Rey dalam hati. Dia kemudian melangkah meninggalkan pintu perusahaan dan memilih untuk duduk sedikit jauh dari arena depan kantor perusahaan tersebut.

Tak lama kemudian, Rey melihat puluhan mobil mewah berbondong-bondong mendatangi area parkir di depan kantor tersebut. Dan satu persatu dari mereka keluar dari mobil mereka masing-masing. Kemudian, tanpa. memperhatikan ke arah Rey, mereka segera melangkah memasuki lobi kantor tersebut sedangkan satpam tadi dengan hormat membukakan pintu untuk orang-orang penting dalam perusahaan itu.

Di dalam ruangan rapat, Tuan Marlon tampak berulang kali melihat ke arah Jam. Wajahnya tampak berkerut ketika dia melihat tidak ada bayangan Rey.

"Kalian semua. Apakah tidak melihat seorang pemuda yang memasuki pintu perusahaan?" Tanya nya kepada orang-orang yang baru saja tiba.

Kesemua diantara mereka serentak menggelengkan kepala.

"Haduh," kata Tuan Marlon sambil menepuk jidatnya. Lagipula, mana ada diantara orang-orang ini yang mengenal tuan mudanya tersebut.

Setelah menatap ke sekeliling, dia pun segera mengeluarkan handphonenya lalu membuat panggilan.

Di luar, Rey baru saja menerima sebotol air mineral dari si satpam.

"Terimakasih," kata Rey tersenyum.

"Merokok?" Tanya satpam sambil menyodorkan rokoknya.

"Terimakasih. Saya punya," kata Rey sambil merogoh sakunya untuk mengeluarkan rokoknya sendiri.

Satpam muda itu mengernyitkan dahinya ketika melihat bungkus rokok milik Rey yang tampak sangat aneh. Warnanya hijau loreng tanpa nama dan tanpa merek.

"Mau mencoba?" Tanya Rey sembari menyodorkan rokoknya.

Merasa penasaran, satpam tadi pun mengambil sebatang kemudian menyulutnya.

"Hufft..," dia sedikit mengernyitkan dahinya karena rokok yang dia hisap itu terasa sedikit lebih keras.

"Saudara. Rokok apakah ini?" Tanyakan sembari memperhatikan rokok yang ada ditangannya.

"Rokok ini hanya ada di ketentaraan. Hanya khusus untuk prajurit. Orang biasa tidak akan dapat menemukannya. Kau beruntung karena pernah mencobanya," ujar Rey tanpa ada maksud untuk sombong.

"Wah. Apakah saudara pernah berada dalam ketentaraan?"

Rey mengangguk.

"Wah. Jika anda adalah bekas tentara, tentu tidak susah untuk melamar pekerjaan menjadi satpam seperti saya ini. Kelak kita bisa berteman baik," ujarnya sambil menepuk pundak Rey dengan akrab.

Ray hanya tersenyum sebagai tanggapan. Hanya saja, yang tidak diketahui oleh satpam ini adalah, pundak yang dia tepuk itu adalah pundak Boss besarnya. Jika dia tau, dikasih sepuluh nyawa pun pasti dia tidak akan berani melakukannya.

Di saat mereka berdua sedang terlibat obrolan yang mengasyikkan, tiba-tiba handphone Rey berdering.

Setelah permisi kepada satpam tadi, Rey pun segera menjawab panggilan tadi.

"Halo pak Marlon," ujar Rey yang membuat satpam itu seperti disambar geledek. Siapa itu pak Marlon. Jika benar adalah pak Marlon itu sebenarnya Tuan Marlon, alangkah beraninya pemuda yang baru dia kenal ini memanggil pak Marlon dengan santai. Tapi karena tidak percaya, si satpam pun segera menepis pikirannya tadi. Mana mungkin Rey ini kenal dengan orang besar seperti Tuan Marlon.

Di seberang sana, terdengar suara panik. "Tuan muda. Dimanakah anda saat ini? Apakah anda sedang dalam perjalanan, atau anda lupa bahwa kita akan mengadakan rapat untuk memperkenalkan anda kepada seluruh petinggi di perusahaan?"

"Aku sudah tiba sejak tadi sambil memperhatikan kalian yang silih berganti memasuki perusahaan. Menurut mu apakah kalian tepat waktu datang ke perusahaan?"

Mendengar pertanyaan Rey, Pak Marlon di ruang rapat meneteskan keringat dingin. Dia lalu bertanya dimana tepatnya Rey saat ini.

"Aku berada di dekat pos satpam," jawab Rey kepada pak Marlon.

"Tuan muda, harap tunggu di sana. Saya akan segera menjemput anda," ujar Tuan Marlon sebelum mematikan ponselnya.

Rey memasukkan ponselnya ke dalam saku sambil diperhatikan oleh tatapan satpam yang baru dikenalnya itu dengan tatapan rumit.

"Ada apa sobat?" Tanya Rey yang merasakan tatapan rumit dari satpam tadi.

"Tadi. Siapa yang menelepon mu. Kau menyebutnya dengan nama Pak Marlon. Apakah Pak Marlon?"

"Ya. Pak Marlon. Presiden Sky provider. Mengapa?" Tanya Rey heran. Tapi yang tidak dia ketahui adalah, jawabannya tadi membuat jantung si satpam nyaris copot. Ada tatapan penuh kecurigaan dari si satpam.

Rey memperhatikan wajah heran satpam tadi, kemudian dia memperhatikan penampilannya sendiri. Rey tersenyum bodoh melihat penampilannya. Mana ada orang yang percaya dengan penampilan seperti ini tau-tau kenal dengan pak Marlon, bahkan ditelepon langsung oleh orang tua itu sendiri.

Rey malas untuk menjelaskan. Biar saja waktu yang akan menjawab.

"Oh ya. Kita sudah berteman, tapi aku belum tau nama mu," tanya Rey.

"Oh iya. Maaf lupa memperkenalkan diri. Nama ku Ramon," jawab satpam sambil mengulurkan tangannya.

"Rey," jawab Rey sembari menyambut uluran tangan satpam tadi.

"Senang berkenalan dengan mu. Kelak kalau kau jadi kerja di sini dan menjadi satpam juga, semoga kita bisa menjadi partner yang baik," katanya penuh harap.

""Nanti kau akan menjadi kepala satpam di sini. Tapi kau harus menjalani pelatihan ala tentara terlebih dahulu selama tiga bulan. Tenang saja. Selama menjalani pelatihan, gaji mu akan tetap dihitung," jawab Rey berdiri lalu menepuk pundak teman yang baru saja dia kenal itu.

Mendengar kata-kata Rey tadi. Ramon menganggap bahwa itu hanya omong kosong untuk sekedar bercanda. Tapi, sebelum dia membuka mulutnya untuk bicara, tiba-tiba terdengar suara langkah kaki yang ramai dari arah lobi kantor. Sebentar saja puluhan orang seperti kesetanan berlari dengan dikepalai oleh Tuan Marlon menuju pos satpam.

"Tuan muda. Maafkan saya. Saya tidak menyadari bahwa anda telah tiba di kantor. Jika saya mengetahuinya, saya pasti akan menyambut anda dengan sangat meriah," ujar Tuan Marlon terengah-engah. Dia merasa menyesal karena telah lalai dalam tugasnya.

Rey tersenyum. Tapi sudut tatapannya menatap ke arah beberapa wajah dari orang yang berdiri dibelakang Tuan Marlon. Ada tatapan sepele dari beberapa pasang mata. Mungkin karena dirinya terlalu muda sehingga mereka memasang niat untuk memanfaatkan dirinya. Maklumlah, untuk ukuran perusahaan sebesar ini, dipimpin oleh seorang pemuda yang masih hijau seperti Rey, bagi mereka adalah kesempatan untuk mengeruk untung. Hanya saja, yang tidak mereka ketahui adalah, isi pikiran mereka dengan jelas dapat dibaca oleh Rey. Baginya, dimedan perang, kelicikan seperti apa yang bisa menipunya. Naif jika menganggap dirinya bisa diperdaya dengan mudah.

"Pimpin jalan. Aku tidak punya banyak waktu untuk mengurusi hal sepele seperti ini!" Tegas Rey yang malas untuk berbasa-basi. Karena, sore ini dia akan berangkat ke kota kekaisaran untuk memenuhi undangan dari yang mulia Kaisar.

"Silahkan lewat sini, Tuan muda!" Kata Tuan Marlon mempersilahkan.

Tak lama kemudian, karpet merah pun digelar, dan Rey berjalan mengikuti Tuan Marlon sambil diiringi oleh tatapan dari satpam yang seakan tak percaya dengan apa yang terjadi.

"Tuan muda? Berarti?" Ramon mengurut dadanya. "tamat sudah karir kesatpaman ku," katanya mengeluh. lalu dia memanjatkan doa agar Rey tidak memecat dirinya.

1
Mas Goen's
tujuan kuliah utk mendapatkan diana sudah terwujud ngapain masih kuliah terus
juli Syaputra
🥰🥰🥰🥰
Awall Pohan
begitulah sebelum rey dan diana main bola.
MR. LaLe
Luar biasa
Cinta Setia
wkwk
Edison Damanik
bangga pula kau Thor babi liat si lion itu dapat peta,, dasar taik babi kau😡😡
Edison Damanik
outhor laknat taik
Edison Damanik
penulis kau ntol
Edison Damanik
makan taik itu Thor laknat, klo gk sekalian mati saja kau
Edison Damanik
mati saja kau penulis babi
Edison Damanik
tilandem Thor babi
Edison Damanik
raja taik,,, sama dgn outhor taik
Okto Mulya D.
terimakasih Author .
Okto Mulya D.
akhirnya Leon harus diadili di Utara
Okto Mulya D.
Yahhh pertarungan berat sebelah nihhh
Okto Mulya D.
sekuat itukah Thoor si Genus, jangan ngadi-ngadi lahhh
Okto Mulya D.
istri Sholehah dari Hongkong, kayaknya tak ada yang sholat perasaan di cerita ini, ntar agamanya apa..hehehehe
Okto Mulya D.
mantab Thor, pertarungan Genus Vs Penguasa Utara yang ke-2 terjadi untuk bebaskan kutukan desa misterius
Okto Mulya D.
Thorrr tidak seruuuu masak matinya para penjahat perang hanya dimakan ular raksasa...ngga serrrruuuuuuu
Okto Mulya D.
tangkap Philips dahulu...dan kasih makan buaya .
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!