Seorang gadis cantik, bermata bulat berpipi chubby yang hidup sebatang kara tak memiliki orang tua, dan tinggal di panti asuhan berjuang keras untuk mencapai nilai tinggi agar bisa bersekolah di sekolah ternama di jakarta.
Sampai disana banyak kejutan besar terkuak,bagaimana kisah nya yuk simak!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon putrinw, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB.14
"Assalamualaikum ibu" pekik Claudia yang baru sampai di rumah nya.
"Walaikumsalam nduk, udah pulang toh, kok lama nak, apa kamu baik baik saja? Tanya nya dengan raut khawatir.
Melihat kekhawatiran di wajah ibu angkat nya membuat senyum manis tercetak di wajah Claudia, rasa kesal nya seketika menghilang melihat wajah ibu nya yang teduh dan masih sangat cantik.
"Claudia baik baik aja ibu, coba tebak aku bawa apa" ucap nya dengan nada jahil.
"Hmm bawa apa ya" ucap nya yang pura pura berpikir.
"Bawa tas sekolah"ucap nya dengan meneliti penampilan sang putri, Ais benar sih bawa tas tapi bukan itu maksud anak nya.
"Ihh ibu salah tetot salah!!
"Yah salah, jadi apa dong ibu nyerah ini" ucap nya dengan pura pura merajuk.
"Hahah ibu lucu banget sih"
"Cup"
Kecupan manis yang diberikan oleh claudia membuat dia merasa bahagia, hal sederhana yang ga pernah dia bayangin hidup nya seindah ini.
Lalu dia membuka tas sekolah berwarna pink nya itu dan mengeluarkan dua buah jus mangga yang tadi dibeli nya di warung Bu lela .
"Tara... Aku bawain ibu jus mangga semoga ibu suka ya" ucap nya dengan senyum lebar dan antusias nya.
"Wah sayang ibu suka banget, apa lagi pemberian putri cantik ibu, terima kasih ya sayang".
"Cup".
"Itu satu kecupan manis untuk anak ibu yang manis ini".
"Haha terima kasih ibu ku, yaudah Claudia mau mandi dulu ya Bu, gerah soalnya hehe.
"Hemmm iya pantes tadi bau asem" ucap nya dengan menggoda.
"Ihh ibu ga ya! claudia Masih wangi ya" ucap nya merajuk dan dengan wajah cemberut nya.
Melihat wajah sang putri yang cemberut membuat nya terkekeh kecil, apalagi wajah nya sangat lucu.
"Iya engga, udah kamu mandi terus siap siap makan bersama, ibu masakin ayam kecap kesukaan kamu".
"Hmm yummy pasti, yaudah clau mau ke kamar dulu ya Bu, aku sayang ibu papay.
"Aish anak itu menggemaskan sekali, kenapa ya ada orang tua yang tega membuang nya, pasti sakit sekali rasanya di buang dari kecil, dan harus berjuang sendiri, ibu selalu ada untuk mu nak, luka yang diciptakan oleh orang tua mu, akan ibu sembuhkan dengan cara mengisi ruang di hati mu".
Setelah beberapa menit akhirnya dia telah bersiap dengan kaos oblong dan juga celana hotpants , menambah kesan imut di wajah nya itu.
"Wah putri ibu udah harum, ayok duduk kita makan bersama".
"Terima kasih ibu ku sayang."
"Cup"
"Sayang, maaf ya karena hanya ini makanan yang bisa ibu berikan untuk kamu, kalau nanti orderan kue nya banyak, ibu akan masak enak enak terus, jadi biar pipi chubby anak ibu ini tambah berisi.
"Ibu" pekik nya berkaca kaca, dia merasa terharu perjuangan dan pengorbanan Bu Jena bener bener tak bisa digantikan dengan kasih sayang orang tua kandung nya sendiri.
"Grep"
Dia memeluk tubuh wanita itu dengan membenamkan wajah nya ke leher ibu nya dan mengeluarkan sedikit air mata nya terharu.
"Ibu, makasih, dan maaf kalau claudia menjadi beban ibu selama ini, Claudia ga punya apa apa buat balas kebaikan ibu kepada claudia". ucap nya dengan nada berat dan bergetar.
"Sayang jangan menangis nak, ibu ga mungkin anggap kamu beban, orang tua mana yang anggap anak nya sendiri beban, tidak ada orang tua seperti itu sayang, ibu udah anggap clau ini putri ibu sendiri, jadi sudah kewajiban dan tanggung jawab ibu buat bahagiain kamu, karena hanya kamu yang ibu punya saat ini nak."
" kita berjuang sama sama ya sayang, ibu ingin anak ibu sukses, dipandang orang sebagai wanita kuat, hebat dan juga wanita yang bertanggung jawab atas apa yang nanti nya menjadi takdir hidup kamu.
"Kamu harus punya pendirian yang kokoh sayang, jangan rapuh dan harus melawan yang salah, dan siap berkorban demi kebaikan dan kebajikan.
"Iya ibu, clau akan berusaha buat ibu bangga, clau akan buat mereka menyesal telah menyia-nyiakan clau ini ucap nya sambil tersenyum bahagia.
Itulah kata kata yang diterapkan oleh Jena selama Claudia tinggal dirumah nya ,dia tak bosen bosen memberikan nasehat dan wejangan penting selama menjadi anak nya, dia harus kuat dan Jena tak ingin hidup putri angkat nya itu seperti dirinya yang selalu di injak injak karena berasal dari keluarga miskin."