Allesia Cestaro adalah gadis seorang siswi kutu buku sekolah yang mengalami sebuah tragedi di malam perpisahan sekolah. Ia sengaja di beri racun gairah oleh teman-temannya untuk sekedar menjadikan momen perpisahan yang unik.
Tidak di duga ia akan di selamatkan oleh pria nomor 1 di sekolah dengan kekayaan keluarga mencapai triliunan, ia adalah Zigga Wirelless Allison.
Zigga membawa Allesia menjauh dari anak-anak nakal menggunakan mobilnya ke sebuah pinggiran sungai besar yang berada di sudut kota.
"Kamu tidak pernah minum, kenapa minum?" tanya Zigga.
"Calista bilang kalo ingin mendapatkan kamu aku harus bisa minum!" jawabnya malu-malu.
"Tolong aku?" lanjutannya dengan lirih gelisah.
"Dasar wanita bodoh!" Zigga melepaskan kemeja putihnya. "Alle, ingat satu hal, aku akan menolong mu tetapi aku tidak akan bertanggung jawab apapun yang terjadi ke depan!?" tegas Zigga.
Bagaimana nasib Alle selanjutnya, tragedi kenikmatan akankah membawa malapetaka atau keindahan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mamaperi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jangan tinggalkan aku lagi
Pemandangan yang sangat langka membuat sekertaris Xenia memilih untuk mundur dengan perlahan meninggalkan tuannya yang biasanya bersikap arogan kini bagaikan kucing yang manja kepada pawangnya.
Kaki yang terluka namun tangan juga tidak dapat bergerak, itulah sikap luluh Zigga di hadapan Alle. Dia dengan manja meminta agar Alle bersedia untuk menyuapinya.
"Zigga, kamu makan dulu ya, setelah makan nanti baru minum obat, aku suapi?" ujar Alle dengan lembut menyodorkan makanan di sendok yang sudah ia tiup dengan perlahan.
Zigga bak anak kecil hanya mengangguk dan memakannya dengan senang hati.
Sembari makan Zigga menatap Alle dengan lekat-lekat.
"Alle, begitu banyak problem yang kamu hadapi selama ini. Aku merasa bersalah karena tidak mengetahui keadaanmu selama ini." ujar Zigga dengan tulus.
"Zigga, aku sama sekali tidak merasa kesulitan. Kehadiran Alga justru anugrah dalam hidupku. Aku tidak pernah kesepian semenjak anak itu lahir," sahut Alle.
"Namun aku kesepian, selama ini aku selalu kesepian, aku tidak tahu tujuan hidupku semenjak aku mendengar kabar kematianmu." Zigga menatap tulus mengutarakan rasa bersalahnya.
"Apa? Kematian?" Alle mengerutkan keningnya. "Sejak kapan aku mati?" lanjutnya heran.
"Sebenarnya, sebelum aku pergi ke eropa untuk belajar, aku ingin bertemu denganmu dan ingin berjanji padamu jika aku akan pulang dan kembali untuk menikahi mu, tetapi, Prilliya datang padaku dan menunjukan potret dirimu yang mengalami kecelakaan dan mati di tempat. Itulah alasanku tidak pernah mencari mu, karena aku mengira kamu benar-benar telah mati, maafkan aku," jelas Zigga.
_Prilliya, lagi-lagi dia, aku sudah mencoba untuk memaafkannya, tapi sepertinya dia benar-benar iblis yang tidak dapat berubah_.
batin Alle merasa kesal, namun pengakuan Zigga membuat Alle merasa tidak percaya.
"Zigga? Aku tidak salah dengar? Kamu ingin menikahiku?" tanya Alle merasa tidak percaya.
"Tentu, aku telah kehilangan perjaka ku yang telah direnggut olehmu, jadi aku ingin pertanggung jawaban dari mu!" sahut Zigga masih saja mengelak jika sebenarnya ia telah jatuh cinta sejak kejadian nikmat pada malam itu.
"Hah?" Alle terbengong mendengar pengakuan Zigga. "Direnggut, bukankah kamu yang sudah memanfaatkan aku yang tidak sadar!?" Alle merasa tidak terima.
"Tidak sadar? Aku sudah mengatakannya padamu, jika aku tidak akan bertanggung jawab, tetapi kamu justru malah menarik ku dengan sekuat tenaga sehingga aku tidak dapat menolaknya!" Zigga pun tidak mau kalah.
"Ta-tapi, kamu bisa saja pergi dan tidak membantuku!" Alle terus mengelak.
"Jika aku menolaknya, maka aku tidak akan mendapatkan anak setampan dan sepintar Alga!" skak dari Zigga membuat pipi Alle langsung memerah karena malu.
Zigga memegang tangan Alle. "Sungguh, aku sangat senang ketika aku melihatmu, aku mohon, jangan pergi lagi dari sisiku, bukankah kamu mengatakan jika kamu menyukai ku?" Zigga dengan tulus mengutarakan isi hatinya.
"Zigga, Prilliya dengan sengaja memberikan kabar kematian ku yang palsu, itu menunjukan jika keluargamu tidak menyukai ku, lagi pula kasta kita bagaikan langit dan bumi, apakah aku layak untukmu?" tanya Alle menyadari persoalan dari hubungan mereka.
"Prilliya, aku tidak perduli dengannya. Aku akan memperkenalkan mu kepada kedua orang tuaku. Percayalah, aku akan menjagamu dan selalu berada di sisimu untuk membelamu. 10 tahun kamu menghadapi dunia seorang diri dan membesarkan anakku tanpa dukungan dari siapapun, sekarang izinkan aku untuk memberikan tanggung jawabku sebagai seorang ayah?" tegas Zigga meyakinkan.
Alle tersenyum. Dia tidak percaya jika selama ini ternyata dia sangat di cintai oleh bapak dari anak yang sudah dia lahirkan. Alle selalu merasa jika hanya anaknya yang mencintai dirinya, namun ternyata ada hati lain yang masih setia dengannya, meskipun Zigga selama ini mengetahui jika dirinya mati, namun Zigga masih setia dengan kesendiriannya.
Rasa bahagia menyelimuti hati Alle sehingga tidak sadar dia spontan berdiri dan ingin memeluk Zigga. Tapi, tiba-tiba saja pintu kamar terbuka dan memperlihatkan seorang wanita yang sangat tinggi dan cantik.
Alle menyembunyikan tangannya dan tidak jadi memeluk Zigga ketika wanita asing itu masuk.
"Hallo, Zigga. Apakah kamu sudah merasa lebih baik? Dokter Serka memberi kabar kepadaku jika kamu sedang mengalami kecelakaan, aku sangat mengkhawatirkan mu sampai-sampai aku meninggalkan pekerjaanku. Dimana yang sakit?" tanya wanita yang memakai baju khas kantoran dengan androk di atas lutut.
"Fania, aku tidak apa-apa, hanya tidak sengaja tergigit ular, bukan kecelakaan parah seperti yang Serka katakan padamu," jelas Zigga merasa sedikit malas berbicara.
Wanita yang bernama Fania dengan tinggi 170 membuat Alle merasa minder. Karena memang wanita yang bernama Fania ini sangat cantik, tinggi, dan juga terlihat seperti wanita berpengaruh.
Fania diam-diam mengepalkan tangannya ketika melihat Zigga memegang tangan Alle yang berdiri di samping ranjangnya.
Fania tidak tahu, siapa sebenarnya Alle ini sampai-sampai dia mendapatkan perlakuan spesial dari Zigga.
Fania sendiri selama ini tidak berani menyentuh Zigga karena ia takut bernasib sama seperti wanita lain yang mencoba menyentuh Zigga namun berakhir tangannya malah dipatahkan oleh Zigga.
"Ular!? Zigga, di gigit ular juga adalah sebuah kecelakaan yang mengerikan, ular beracun bisa membunuh manusia, bagaimana bisa kamu tergigit ular?" tanya Fania mencoba memperlihatkan keperduliannya.
"Itu, Zigga menyelamatkan aku tetapi justru malah dia yang di gigit ular," sahut Alle menjelaskan.
"Kamu?" Fania menahan ketidaksukaannya kepada Alle yang selalu menempel pada Zigga.
"Maaf, sungguh semua ini terjadi begitu cepat, aku sangat bersyukur karena Zigga baik-baik saja." sahut Alle merasa sangat bersalah.
"Fania, dia adalah Allesia, kekasihku, aku harap kedepan kamu bersikap baik kepadanya." jelas Zigga memperingati Fania.
Alle mendelik mendengar pengakuan Zigga yang begitu cepat memperkenalkan dirinya sebagai kekasihnya.
"Oh, Allesia, itu adalah nama yang indah, aku ucapkan selamat kepada kalian, semoga hubungan kalian langgeng. O iya, Zigga, tapi bagaimana kita menjelaskan kepada ke dua orang tua tentang perjodohan kita? Tanggal pernikahan sudah ditentukan, jika di batalkan begitu saja, aku takut itu akan menimbulkan perselisihan diantara keluarga kita yang sudah bersahabat puluhan tahun."
Fania nampak santai namun ia tidak mau kalah begitu saja dengan wanita rendahan seperti Allessia. Ia langsung menskak kembali perlawanan.
"Sayang, kamu sudah susah mempertaruhkan nyawamu untukku, tetapi keluargamu sudah mencari calon pengantin untukmu?" Alle kini lebih berani menonjolkan kemampuan aktingnya setelah Zigga sudah terang-terangan mengatakan status mereka.
Zigga tersenyum kecil mendengar keberanian Alle merayu dirinya didepan orang lain.
"Fania, kamu tahu aku tidak pernah mencintai mu, jadi kita tidak perlu melanjutkan perjodohan ini. Sedari awal juga sudah aku katakan padamu jika perjodohan ini tidak akan pernah berjalan dengan mulus." tegas Zigga memperingati.
"Zigga, kita harus memiliki alasan yang tepat untuk membatalkan perjodohan ini. Tapi, jika alasannya adalah wanita ini, apakah keluarga mu akan menerimanya?" Fania masih tidak mau kalah.
"Apa maksud mu dengan wanita ini?" tanya Zigga menatap tajam ke arah Fania, "siapa yang berani memandang rendah wanita yang sudah ku pilih!?" imbuhnya dengan tegas.
Fania pun tidak dapat membela dirinya lagi karena Zigga sudah memberikan ancaman. Kemarahan Zigga tidak mudah diredam, akan sangat berbahaya jika terus memprovokasinya terus menerus.
..
next part