**Prolog**
Di bawah langit yang kelabu, sebuah kerajaan berdiri megah dengan istana yang menjulang di tengahnya. Kilian, pangeran kedua yang lahir dengan kutukan di wajahnya, adalah sosok yang menjadi bisik-bisik di balik tirai-tirai istana. Wajahnya yang tertutup oleh topeng tidak hanya menyembunyikan luka fisik, tetapi juga perasaan yang terkunci di dalam hatinya—sebuah hati yang rapuh, terbungkus oleh dinginnya dinding kebencian dan kesepian.
Di sisi lain, ada Rosalin, seorang wanita yang tidak berasal dari dunia ini. Takdir membawanya ke kehidupan istana, menggantikan sosok Rosalin yang asli. Ia menikah dengan Kilian, seorang pria yang wajahnya mengingatkannya pada masa lalunya yang penuh luka dan pengkhianatan. Namun, di balik ketakutannya, Rosalin menemukan dirinya perlahan-lahan tertarik pada pangeran yang memikul beban dunia di pundaknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon d06, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 14
Kereta berhenti dengan sentakan kecil di depan pintu utama kastil. Para prajurit yang berjaga langsung mendekat, tetapi langkah mereka terhenti saat melihat kondisi Kilian. Ketakutan tercermin jelas di wajah mereka, tidak ada yang berani mendekat.
Rosalin, dengan tangan yang masih menopang Kilian, menoleh ke arah para pelayan dan prajurit. "Bantu aku! Dia membutuhkan bantuan sekarang!" serunya, suaranya penuh ketegasan meskipun napasnya tersengal-sengal.
Namun, tidak satu pun dari mereka bergerak. Beberapa bahkan mundur perlahan, menghindari tatapan tajam dari Kilian yang meskipun tersembunyi di balik topeng, terasa menusuk hingga ke tulang.
Melihat itu, Rosalin menggeram frustrasi. Dengan susah payah, dia memapah Kilian seorang diri, menyeret tubuh suaminya ke dalam kastil. Langkahnya berat, tetapi tekadnya tidak goyah.
Begitu pintu kamar tertutup rapat, Rosalin menurunkan Kilian ke tempat tidur dengan hati-hati. Dia memandang suaminya yang masih terguncang, tubuhnya sesekali berkedut seperti menahan sesuatu dari dalam.
"Kilian, aku ada di sini. Tolong bertahan," katanya sambil menggenggam tangan Kilian yang dingin.
Di dalam kamar Kilian, suasana terasa sunyi dan suram. Cahaya lilin hanya menyala redup, membuat bayangan di dinding bergerak seperti sosok-sosok gelap yang mengintai. Rosalin menutup pintu dengan hati-hati setelah memastikan mereka berdua saja di sana.
**“Kilian, aku di sini. Aku tidak akan pergi. Tapi kau harus memberitahuku apa yang terjadi padamu,”** ujarnya lembut, matanya dipenuhi kekhawatiran.
**“Aku tidak tahu,”** jawab Kilian, suaranya serak. **“Cairan itu… seperti menyusup ke tubuhku. Membakar dari dalam. Tapi ini bukan hanya racun biasa.”**
Rosalin menggigit bibirnya. **“Apakah ini ada hubungannya dengan kutukanmu?”**
Kilian mendongak sedikit, menatap Rosalin melalui celah topengnya. Dia terlihat ragu, tetapi akhirnya mengangguk pelan.
**“Ini bukan kali pertama tubuhku… diambil alih,”** Kilian mengaku dengan suara rendah. **“Ada sesuatu di dalam diriku, Rosalin. Sesuatu yang mencoba keluar setiap kali aku kehilangan kendali.”**
Rosalin menatap Kilian dengan tatapan yang sulit diartikan. Ketakutan, tetapi juga keinginan untuk membantu. Dia meraih tangan Kilian yang penuh guratan hitam, meskipun pria itu mencoba menariknya kembali.
**“Kau tidak sendirian dalam hal ini. Aku tidak peduli seberapa gelap hal yang kau sembunyikan, aku tetap di sini.”**
Sebelum Kilian sempat menjawab, suara ketukan terdengar di pintu. Rosalin berdiri, membuka pintu dengan hati-hati. Seorang pelayan tua yang dikenal sebagai Emma berdiri di sana, wajahnya tegang.
**“Nyonya Rosalin, aku harus bicara dengan Anda. Ini penting,”** kata Emma, melirik ke arah Kilian di dalam kamar.
Rosalin mengangguk dan melangkah keluar sebentar, menutup pintu di belakangnya.
**“Ada apa, Emma?”** tanya Rosalin.
Emma menundukkan kepalanya, suara tuanya bergetar. **“Cairan hitam itu… aku pernah melihatnya sebelumnya. Itu adalah ramuan kutukan. Seseorang sengaja mencampurnya dengan sihir gelap untuk memperkuat makhluk yang bersemayam dalam tubuh Pangeran Kilian.”**
Mata Rosalin membelalak. **“Apa maksudmu memperkuat? Apakah itu berarti… makhluk itu akan keluar?”**
Emma mengangguk pelan. **“Jika Pangeran Kilian tidak bisa menguasai dirinya sendiri… ya, makhluk itu akan mengambil alih sepenuhnya.”**
**“Apa yang harus aku lakukan, Emma?”** tanya Rosalin dengan suara bergetar.
Emma menatap Rosalin tajam. **“Kau harus membantunya mengendalikan dirinya. Tapi itu tidak mudah. Dan satu hal lagi…”**
Emma mendekatkan wajahnya, berbisik: **“Hanya raja atau orang yang merancang kutukan ini yang tahu cara menghentikannya. Tapi…”**
Sebelum Emma bisa melanjutkan, terdengar suara kaca pecah dari dalam kamar Kilian. Rosalin bergegas kembali, membuka pintu dengan tergesa-gesa.
Kamar Kilian kini berantakan. Sebuah meja kecil terbalik, pecahan vas berserakan di lantai. Kilian berdiri di tengah ruangan, tubuhnya diselimuti aura gelap yang terasa menyesakkan.
Mata merahnya menyala di balik topeng, dan suara rendah yang bukan miliknya bergema di ruangan.
**“Kau tidak akan bisa menghentikanku, Rosalin. Bahkan cinta tidak cukup untuk menyelamatkan dia.”**
Rosalin menggigil, tetapi dia memberanikan diri melangkah maju. **“Siapapun kau, aku tidak akan menyerah. Kilian adalah suamiku, dan aku akan melakukan apapun untuk membawanya kembali.”**
Makhluk itu tertawa sinis, dan tiba-tiba Kilian jatuh berlutut, memegangi kepalanya seolah berusaha melawan sesuatu di dalam dirinya. Rosalin segera berlutut di sampingnya, memegang tangan Kilian erat.
**“Kilian, aku tahu kau ada di sana. Lawan dia! Jangan biarkan makhluk itu menang.”**
Untuk sesaat, mata Kilian kembali seperti semula. Dia menatap Rosalin dengan tatapan penuh rasa sakit. **“Rosalin… tolong aku…”**
Cliffhanger: **Kilian tiba-tiba pingsan di pelukan Rosalin, tetapi urat hitam di tubuhnya perlahan mereda. Ketika Rosalin berpikir situasinya sudah terkendali, Emma masuk dengan wajah pucat.**
**“Nyonya, kita dalam masalah besar. Raja sudah mendengar apa yang terjadi di alun-alun, dan beliau sedang dalam perjalanan kemari…”**
DUKUNGAN DARI KALIAN SANGAT BERHARGA BAGI SAYA
Mohon bantuannya untuk selalu mengklik tombol like dan komen❤️
semoga ceritanya sering update