Ayana Amalia seorang gadis berusia 19 tahun yang masih kuliah rela mengorbankan rahimnya untuk mengandung dan menjadi ibu surogasi anak dari seorang pasangan kaya raya untuk menebus hutang keluarganya dan mengobati penyakit ibunya,
namun kesalahan datang Proses ibu surogasinya gagal Ayana malah terikat cinta dengan tuannya hingga mengandung anak tuannya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nenahh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
rekaman cctv
Malam telah larut, Acara ulang tahun Marta pun sudah selesai, di depan pintu aula gedung, Ayana berpamitan dengan yang kepada nyonya besar dan juga kepada Marta.
"Ayana, kamu pulang dengan siapa," tanya marta.
"aku sudah pesan taksi online mbak!!"
"Loh, sudah larut malam begini tidak baik anak gadis pulang sendiri, kemana kamu pulangnya" tutur nyonya besar.
belum Ayana menjawab pertanyaan nyonya besar, Ilham lebih dulu menyaut takut Ayana keceplosan, menjawab apartemen yang dia tinggali sekarang.
"Kamu menginap saja di rumah kami!!" Ilham
"Benar sekali Ayana, kamu nginap ya di rumah, mbak juga rindu sama kamu." Marta setuju.
Ayana menatap nyonya besar, dia benar-benar takut dengan ibunda Ilham, tapi nyonya besar tersenyum mengusap rambutnya lembut seraya berkata.
"ikut lah nak, kamu aman bersama kami, anak gadis tidak baik sendirian pulang tengah malam seperti ini "
"Baik nyonya" Ayana tersenyum kepada nyonya besar.
"sttttttt, jangan pernah menyebut dengan sebutan itu lagi, panggil lah seperti Marta memanggilku."
"Baik ibu"
Nyonya besar tertawa melihat Ayana, entah mengapa hatinya merasa sudah menyayanginya Padahal baru saja beberapa jam dia mengenalnya.
Buu, andai ibu tau saat ini Ayana sedang mengandung darah dagingku, ibu pasti akan senang, tapi ibu juga pasti akan marah padaku karna ulahku yang menghamili gadis di luar nikah.
Mereka pulang bersama dalam satu mobil, Niko yang mengendarai mobil sedangkan Ilham duduk di depan, Ayana duduk di belakang kursi kemudi, sedangkan Marta duduk di belakang kursi Ilham dan nyonya besar duduk di tengah antara Marta dan Ayana.
sepanjang perjalanan Niko terus menggoda Ayana sesekali dia melirik ke arah Ayana lewat kaca sepion dalam, yang membuat Marta dan nyonya besar tertawa.
Beda hal dengan Ilham dia terlihat tidak suka Niko menggoda Ayana, sebab Ayana adalah kekasih gelapnya tidak suka siapa pun menggodanya.
Sampai di kediaman Ilham Abuzar rumah yang sangat mewah lebih dari kata nyaman, semua kebutuhan tersedia di dalamnya, tidak seorang pun yang tidak betah tinggal di rumah mewah bak istana.
Semua orang telah memasuki kamarnya masing-masing, Marta sudah terlelap sedari tadi dia sangat kelelahan, karna dia adalah bintang utama dalam pesta tersebut, ibu pun juga sama sudah terlelap di kamar tamu tempat dulu pertama kali Ilham menyentuh tubuh suci Ayana.
Niko pun sudah masuk ke kamarnya yang berada di samping kamar Ayana, Ayana pun sudah terlelap, sedari tadi punggungnya lelah kakinya sakit menopang dua janin yang di kandungnya.
Sebelum masuk ke kamar dia mengobrol dulu sebentar, mengucapkan selamat tidur untuk Ayana lalu dia berendam air panas dan sekarang mengerjakan tugas di laptopnya.
sedangkan Ilham matanya masih terjaga, dia tidak bisa tidur, selalu terbayang wajah wanita yang sedang mengandung anaknya.
Apakah Ayana baik-baik saja, sedari tadi dia tidak istirahat, bahkan penjaga tadi mendorongnya, aku tidak akan mengampuni penjaga itu. Niko juga sialan, terus menggoda Ayana, berani sekali dia berdandan cantik untuk banyak orang, sedangkan bersamaku dia tidak pernah dandan di hadapanku.
"Andre, coba kau suruh staf untuk melihat rekaman cctv tadi di acara Marta di depan gedung ballroom sekitar pukul delapan malam bertepatan dengan kedatangan ibuku,"
Ilham menelpon Andre, untuk memastikan si penjaga itu, dan akan memecatnya sekarang juga.
[Loh, memang ada masalah apa bro, ini sudah malam, waktunya orang istirahat, besok pagi gue cek] suara Andre yang jauh di sana.
" please bro, gue butuh sekarang, ada seorang gadis di dorong oleh salah satu penjaga dari perusahaan kita, untung ibu gue dan Niko yang tolong"
[akkhhh, yaudah, yaudah oke sekarang gue minta rekaman full nya acara tadi.] Andre frustasi dengan sahabatnya yang minta tolong selalu tiba-tiba dan terburu-buru.
"Oke bro, kau selalu bisa di andalkan" Ilham tergelak ketika Andre mematikan telponnya kesal.
***
apartemen Andre
"Ilham sialan selalu mengganggu waktuku, kalau bukan sahabat ku sudah ku habisi dia sejak lama," namun kini dia tersenyum karna ulah sahabatnya
Lalu dia menghubungi salah satu staf yang berjaga di ruang cctv, Videonya telah di salin dan dikirim ke laptop Ilham melalui email.
Andre mengamati video yang berdurasi hampir lima jam itu, akhirnya dia menemukan video Ayana yang di seret oleh penjaga dan di dorong, lalu dia memotongnya dan mengirimkan kepada Ilham.
"ga habis fikir dengan si Ilham, kenapa tertarik mengurusi video seperti ini, di jam segini, kalau urusan kantor ya sudah bisa besok kan," Andre mengoceh sendiri di dalam kamarnya.
Lalu dia mengamati di jam terakhir sebelum acara selesai, seorang lelaki memasuki ruangan khusus tak selang lama Marta masuk juga ,dan kemudian keluar secara bersamaan,"
" apa ini? Marta, apa yang kau sembunyikan apa kau sedang menyalakan api di bawah kertas," Andre dibuat frustasi oleh sepasang suami istri ini.
"sepuluh menit? sedang apa kau bersama pria itu di dalam, ada yang tidak beres dalam hubungan mereka, aku harus mencari tau, tanpa sepengetahuan Ilham."
"baiklah aku akan tidur sekarang besok akan aku cari tau"
Baru saja Andre memejamkan matanya ponselnya berdering tertera nama seorang pemanggil yaitu Ilham Abuzar.
"ada apalagi Presdir Ilham Abuzar, baru saja aku memejamkan mataku," dengan nada suara tinggi memenuhi ruangannya dan yang mendengar di telpon terasa sakit telinganya.
Ilham tergelak,
[satu lagi permintaanku di malam ini, tolong pecat orang yang mendorong Ayana.] Ilham
"Ayana? siapa Ayana,? Oohh gadis yg ada di video itu Ayana, siapa dia?"
[kau tak perlu tau,]
"oke kalau kau nanti ada masalah menyangkut si Ayana ga akan pernah gue bantu."
Panggilan berakhir.
"siapa Ayana, membuat kerjaan ku saja di malam hari."
Andre segera meminta asistennya memecat penjaga yang mendorong Ayana, dan dia pun bisa tidur dengan nyenyak tanpa di ganggu Ilham.
Pagi hari
matahari sudah terbit menyinari kamar Ayana, dia bangun pagi sekali lalu bersiap dan turun ke bawah, di sana terlihat nyonya besar sedang duduk di sofa sambil menikmati secangkir teh panas,
Hari ini langkah kakinya di rumah ini menjadi gugup tidak seperti biasanya, karna ada nyonya besar di sini ibunda sang CEO Ilham Abuzar.
"Pagi bu," Ayana menyapa ibunda Ilham.
"pagi Ayana, kemari lah, duduk bersama ibu di sini," senyum ramah yang terukir di wajahnya adalah salah satu ciri khasnya nyonya besar, yang begitu santun baik hari dan dermawan.
Ayana menghampirinya dan duduk di samping ibunda Ilham.
"Kau mau teh?"
"Tidak Bu, Ayana mengidap anemia jadi tidak boleh minum yang mengandung tinggi kafein."
"Ya ampun kasih sekali kamu nak, mau minum apa katakan? Susu mau?"
"air jeruk hangat saja Bu asih" menatap ke arah bu Asih yang sedang menaruh beberapa kaleng biskuit di meja.
"Baik non, sebentar ya Bu asih buatkan."
Niko yang sedari tadi memperhatikan Ayana di tangga, kini mulai menghampirinya yang sedang bersama ibunya.
"kegiatanmu sehari-hari apa." tanya ibunda Ilham.
"aku kuliah bu, mengambil jurusan dokter kecantikan." jawab ayana.
"Loh kenapa tidak dokter umum saja"
"aku hanya ingin bermanfaat untuk para wanita di zaman ini, yang tidak memikirkan kesehatan wajahnya hanya karna tergiur dengan produk-produk yang bagus dengan iklannya tanpa benar-benar tau kandungannya,"
"waaaaaww, aku suka dengan pemikiran kamu," Niko yang baru datang tiba-tiba terkagum atas ucapan Ayana.
"mari Ayana ikut denganku mengobrol di halaman samping, aku ingin banyak belajar darimu tentang skincare yang sehat."
Niko menarik tangan Ayana membawanya ke halaman samping duduk di sebuah gazebo tempat dulu di mana Ilham Dann Ayana sarapan pagi.
"Bu asih bawakan juga untukku air jeruk hangat" Niko meninggikan suaranya agar Bu asih mendengarnya.
"dasar anak muda tidak bisa melihat gadis cantik, pasti langsung di dekati," nyonya besar hanya tertawa melihat tingkah Niko yang mencoba mencari alasan agar bisa bersama Ayana.