Sagara Bintang Hutama tak menyangka jika dia harus menikah dengan calon adik iparnya karena demi nama baik.
Saga yang setelah enam tahun di tinggal meninggal istrinya,kini harus di haruskan untuk menikahi Aireen Safira calon adik iparnya untuk menjaga nama baik kedua belah keluarga.
Saga yang sejatinya masih belum bisa melupakan mendiang istrinya membuat pernikahan paksa itu serasa neraka bagi Reen. Namun, Reen masih berusaha untuk bersikap layaknya seorang istri pada suaminya.
Semua perlakuan manis Reen tak serta merta membuat hati Saga berpaling dari bayang-bayang mendiang sang istri.
Selama menikah dengan Saga,Reen hanya mendengar ucapan kasar suaminya. Bagi Saga Reen selalu menyusahkan dirinya.
Sampai akhirnya terbuka sebuah fakta jika Reen wanita yang selama ini dia kagumi dalam diam.
Bagaimana upaya Saga bisa membuat Reen kembali padanya atau Reen akan benar-benar pergi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puspa Arum, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perasaan Rania
"Gimana tanggapan mereka Ran?"
Aireen menanyakan hasil dari perbincangan Rania dan Dave via telpon tadi
Rania memang baru saja menghubungi nomer Dave dan mengatakan jika mereka bersedia untuk bekerja sama untuk acara penyambutan bos Bintang Global yang baru.
"Pak Dave bilang, mereka akan menjadwalkan untuk kita meeting Reen."
Rania menjawab dengan senyum mengembang dan itu membuat Reen sedikit curiga dengan tingkah sahabatnya itu.
"Kayaknya ada yang lagi kasmaran nih, habis telpon bisa senyum senyum sendiri.Banyak melamun,jangan bilang lo demen sama pak Dave ya?"
Reen pun menggoda Rania yang dari tadi senyum senyum sendiri . Mendengar perkataan Reen, membuat Rania langsung merubah wajahnya yang terlihat blush karena malu.
"Itss..mana ada. Gue nggak ada apa-apa juga kali Reen sama pak Dave."
Rania tetap menyangkal dengan mengerucutkan bibirnya.
Reen tersenyum tipis mendengar ucapan sahabat nya itu.
"Tapi lo suka dia kan? Nggak usah ngelak Ran, kalau lo suka bilang suka.Jangan muna, lagian kalian belum benar-benar kenal. Siapa tahu seringnya ketemu bisa timbul benih-benih cinta. Ya nggak?" Reen kembali menggoda Rania dengan menaik turunkan alisnya.
"Mana bisa Reen, gue sama dia kayak langit sama bumi. Rasanya susah buat di gapai."
Reen melihat wajah sedih Rania saat menjawab ucapan Reen. Apa mungkin Rania akan kembali patah hati lagi?.
Reen pun merangkul bahu sahabatnya dan mendekapnya erat.
"Lo mau deket sama dia nggak? Gue tahu caranya."
Mendengar penuturan Reen tadi membuat Rania tiba-tiba seperti mendapatkan semangat baru.
"Mau.. mau.. mau..! Tapi gimana caranya?"
Rania kembali bingung bagaimana PDKT dengan Dave.Sedangkan dia menganggap dirinya hanya karyawan rendahan mana bisa dekat dengan seorang Dave yang pasti banyak penggemarnya dan pasti juga Dave punya kriteria penilaian sendiri untuk mencari pendamping hidupnya.
Reen terkekeh melihat tingkah sahabatnya itu.Lalu Reen berbisik mengutarakan apa yang menjadi rencananya.
"Lo yakin Reen, nggak lah. Masa aku harus handle urusan sama tuan Dave sih,boss nya kan lo." Rania menolak saran dari Reen dan itu membuat Reen meluruhkan bahunya.
"Ayolah, ini kesempatan lo Rania." Reen berusaha membujuk sahabatnya itu untuk lebih semangat lagi mendapatkan Dave.
"Tapi..
"Ran, gue akan selalu sama lo. Ini penawaran gue loh Ran, nggak ada kesempatan lain. Pokoknya jangan menyerah."
Reen masih berusaha menyemangati sahabat nya itu.
Rania menimbang-nimbang penawaran dari Reen.Lagi pula selama beberapa kali pertemuan juga nggak akan sendiri.Namun, komunikasi mereka pasti makin intens.
"Oke !! Gue ambil kesempatan yang langka ini. Tapi, kalau dia minta ketemu sama bos dari AR Bakery gimana?"
"Bilang saja lagi di luar kota untuk sementara waktu." jawab Aireen santai.
Rania pun setuju dengan usulan sahabatnya. Demi apa, baru kali ini Rania begitu nekad untuk mendapatkan perhatian seorang laki-laki.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Di Kantor Bintang Global Rion masuk begitu saja ke dalam ruangan Saga. Sementara jam menunjukan sudah hampir jam enam sore.
Rion melihat Saga yang masih terlihat asik dengan laptopnya.
"Lo nggak mau pulang bro?"
Saga yang sedang sibuk membalas email dari Alex pun mendongakkan kepalanya menatap Rion.Lalu dia pun melihat jam tangan mahal yang melingkar di pergelangan tangannya.
"Sebentar lagi, tanggung." Saga menjawab dengan singkat dan kembali melanjutkan lagi pekerjaan nya.
Mendengar jawaban Saga, Rion pun hanya mendes*h pelan. Lalu dia pun duduk di depan meja kerja Saga.
"Kalau lo mau balik duluan, nggak papa.Lo pasti lelah."
Saga mengatakan hal itu dengan masih fokus dengan laptop nya.
"Kalau di London lo juga gini? Lo butuh istirahat juga Ga, perhatikan kesehatan lo."
Saga menatap sekilas ke arah Rion yang masih menatapnya.
"Kalau gue balik sekarang,mau ngapain? Karina sudah nggak ada. Nggak ada yang nungguin juga di rumah."
Dengan entengnya Saga membuat alasan yang membuat Rion melotot mendengar nya.
"Lo amnesia atau emang otak lo error sih, lo udah nikah lagi. Ada bini lo di rumah.Dia pasti nungguin lo."
Rion mengingatkan jika Saga sudah menikah lagi. Tapi, bukan Rion tak tahu jika memang Saga belum bisa menerima pernikahan nya itu.
Saga menarik nafas nya dengan dalam. Lalu dia hembusan dengan kasar.
"Gue nggak pernah menganggap dia sebagai istri gue Yon,mendiang Karina lah istri gue." jawaban Saga membuat Rion berdecak kesal.
"Ga,gue tahu lo cinta banget sama Karina tapi, dia sudah nggak ada.Sekarang yang ada di samping lo itu wanita yang lain. Dia berhak atas diri lo. Dia berhak lo sayangi, cintai, juga lo hargai dan hormati. Setidaknya lo jaga perasaannya."
Rion mengatakan hal itu dengan sedikit kesal dengan sifat keras kepala Saga.
"Entahlah, gue pusing denger lo ngoceh. Mendingan lo pulang. Gue nggak bisa tunda kerjaan gue Yon, malam ini harus kelar. Sudah sana pulang !"
Saga sengaja mengusir Rion karena lagi-lagi sahabatnya itu mengingatkan pernikahan yanng membuat sesak hatinya. Dia seperti merasa mengkhianati Karina.
"Songong lo, giliran udah nggak butuh di buang.Habis manis sepah di buang."
Rion yang sudah malas berdebat dengan Saga akhirnya beranjak dari tempat duduk dan melenggang pergi.
Saga hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah laku sahabat nya itu. Jam sepuluh malam Saga baru saja pulang dari kantor.
Dia masuk ke dalam rumah dengan wajah lelahnya.Saat Saga ingin naik keatas bertepatan dengan Reen yang habis dari dapur.
"Kak Saga baru pulang?"
Reen memberanikan diri untuk bertanya saat melihat suaminya akan naik ke atas lantai dua.
Mendengar suara orang yang begitu Saga benci, dia pun mengeratkan gigi nya yang terlihat dia menahan emosi.
"Lo nggak but* kan ? nggak perlu banyak basa basi.Inget perjanjian yang lo udah tanda tangani. Tidak boleh ikut campur dalam urusan gue!"
Saga begitu lantang saat mengatakan kata-kata itu. Dan itu membuat Reen sedikit terjingkat karena terkejut.
"Maaf.."
Reen mengatakan kata maaf dengan lirih dan menundukkan kepalanya.
Saga pun tak menghiraukan ucapan kata maaf Reen. Akhirnya dia memilih melanjutkan langkah nya menuju kamarnya.
Reen hanya hanya bisa menghela nafas panjang dan menghembuskannya perlahan.Reen pun melangkah menuju kamarnya yang terletak di samping kamar Saga.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Pagi ini Reen terlihat sudah rapi dengan gamis cantiknya serta pasmina yang menutupi kepalanya.
"Lho non Reen pagi-pagi sudah rapih sekali,sudah mau berangkat kerja non?'
mbok Midah sempat terkejut saat melihat Reen yang sudah rapih untuk berangkat kerja.
"Iya mbok, saya berangkat dulu ya mbok. Kalau mas Saga tanya saya sudah berangkat. Assalamualaikum.."
Reen mengucapkan salam untuk berpamitan dan langsung melangkah keluar dari rumah.
"Wa'alaikumsalam.."
mbok Mudah pun menjawab salam Reen dan kembali melanjutkan pekerjaan nya.
Jam tujuh pagi waktunya sarapan. Saga terlihat turun dari lantai atas dan menuju meja makan. Dia duduk di sana dengan sembari membalas pesan Alex.
"Pagi den, silahkan kopinya."
Mbok Midah terlihat menyerahkan secangkir kopi pada Saga.
"Pagi mbok, terimakasih."
Saga pun mengucapkan terimakasih pada sang ART.
Setelah beberapa saat Saga pun memulai sarapannya. Namun, kali ini Saga belum melihat kehadiran Reen. Saga terlihat menatap arah tangga. Mbok Midah yang tak sengaja melihat tingkah Saga akhirnya angkat bicara.
"Non Reen sudah berangkat kerja den,"
Saga pun menoleh ke arah mbok Midah.
"Jam berapa dia berangkat mbok?"
Saga akhirnya bertanya pada mbok Midah tentang keberangkatan Reen seraya menyuapkan roti ke dalam mulutnya.
"Tadi mbok lihat masih jam enam den."
Saga berpikir jika Reen pasti belum sarapan. Apalagi saat berangkat sangat pagi menurutnya.
"Astaga kenapa aku jadi mikirin doa sih, masa bod*h lah mau sarapan atau belum dia sudah dewasa dan pastinya punya uang." batin Saga.
Tapi, dia pun mengingat jika dia belum pernah memberikan uang untuk kebutuhan wanita itu dan dia pun lupa dengan hal itu.
"Mbok.."
Mendengar Saga memanggil dirinya mbok Midah pun melangkah cepat menghampiri tuannya.
"Iya den,ada apa? Aden butuh sesuatu?"
Terlihat Saga mengambil amplop coklat yang ada di tas kerjanya.Lalu dia menyerahkan pada mbok Midah.
Mbok Midah mengambil amplop yang di serahkan Saga sembari menanyakan maksud dari majikannya.
"Ini uang buat apa den, mbok kan belum waktunya gajian. Biasanya juga di transfer."
mbok Midah masih bingung dengan tujuan tuannya memberikan uang padanya lalu dia meletakkan amplop itu ke atas meja makan.
"Itu uang buat belanja mbok. Saya kan disini,ada Reen juga, jadi saya kasih cash buat kebutuhan dapur dan rumah."
"Lah, den..mbok sudah di kasih uang sama non Reen buat kebutuhan dapur. Baru kemaren den, katanya non Reen, kebutuhan dapur mintanya sama non Reen."
Saga tentunya terkejut dengan penuturan mbok Midah.Ternyata Reen sudah memberikan nya.Saga pun penasaran berapa banyak Reen memberikan uang pada mbok Midah. Mbok Midah pun mengatakan sejujurnya berapa nilai uang yang Reen berikan. Setelah tahu ,Saga bertekad untuk menggantikan nya nanti.
Bersambung
irwan adik ibuknya ren apa kakanya ibuk nya ren??...
pangil pakde berarti kakaknya ibuknya ren
kalau pangil paklek berarti adik dr ibuk ren
,, banyak salah pangil sebutan sisikah dr keluarga,, dan tipo sebut nama,, dikoreksi lg thor nulisnya