Cherry Cute Edouard Matulessy nama yang begitu panjang, tapi tak sepanjang kisah asmaranya. Gadis 23 tahun dengan fisik sempurna, tapi lagi-lagi tak sesempurna kisah percintaannya.
Yang pada akhirnya memilih berlayar untuk melupakan nasib percintaannya atau malah menemukan cinta baru di dalam kapal pesiar.
Bagaimana cherry si gadis cantik menyempurnakan kisah cintanya???
Yang penasaran bisa mampir!!! 🥰🥰🥰🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon riska nur agustin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berdebat
Setelah beberapa saat pegawai butik kembali dengan 3 buah gaun hitam dengan berbagai bentuk, tapi mata Cherry terus menatap satu gaun dengan bentuk kesukaannya.
"Dasar wanita! " batin Ad menatap ekspresi Cherry, tadi saja sok sok an menolak, tapi saat sudah di depan matanya malah jadi mupeng." Ambil yang kau mau! " perintah Ad dengan melepas genggamannya.
"Tidak mau, kalau bayar sendiri! " nona muda itu juga tak ingin melewatkan gratisan tentunya.
"Ck, aku menyuruhmu berarti aku yang bayar nona! "
"Oh, bagus kalau begitu! ".
Cherry mengambil gaun yang sedari tadi mencuri perhatian nya, sebuah gaun cocktail panjang dengan tali spaghetti di bahu dan belahan sampai setengah pahanya, cukup simple tapi masih cocok untuk di pakai di pesta.
" Anda bisa mencobanya dulu nona! " saran pegawai butik.
"Ide bagus! "
Cherry begitu bersemangat mencobanya, ia bukan gadis munafik, ia sangat suka belanja tapi tetap sesuai porsinya, apalagi kalau gratis seperti sekarang, entah kemana sikap penolakan mati mati an tadi.
"Dasar! " gumam Ad yang terus memperhatikan Cherry, apa lagi kalau di lihat dari bagian belakang saat Cherry berjalan ke ruang ganti, bumper belakangnya bergoyang begitu indah di matanya. "Oh, shit! " umpatnya saat merasakan reaksi lain dari tubuhnya.
"Tuan! " panggil Afonso membuyarkan imajinasi tuannya.
Afonso sempat kelimpungan mencari dua tamu nya yang entah berantah, ia mengumpat beberapa kali saat kembali di tinggalkan, hingga matanya tak sengaja menatap tuannya yang sedang duduk sendirian di balik kaca butik transparan.
"Kau dari mana saja? " tanya Ad dengan santai.
"Harusnya saya yang bertanya seperti itu, anda dari mana saja, saya sudah mencari kemana-mana, jika anda ingin sekali mampir ke suatu tempat anda bisa bicarakan dengan saja, jangan tiba-tiba hilang di belakang saya, pokoknya saya tidak mau tau, saya akan berjalan di belakang anda saja, anda sudah 2 kali melakukan ini pada saya! " cerocos Afonso meluapkan kekesalannya.
"Ck, cerewet! " satu kata yang menambah menambah kekesalan anak buahnya.
"Hufffttt! " Afonso hanya bisa menarik nafas panjang guna mengurangi kekesalannya, beginilah nasib bawahan yang tak bisa keras meluapkan amarahnya. "Ngomong-ngomong nona muda ada di mana, saya tak melihatnya sedari melihat anda? " tanya Afonso menyadari sesuatu yang kurang.
"Bukan urusanmu! " skak mat, yang membuat Afonso tak berani bertanya lagi.
Tak, tak, tak
Langkah kaki Cherry keluar dari balik ruang ganti, dengan gaun tadi yang mencetak jelas bagian tubuh body goalnya, karena itu ia jarang memiliki masalah pada gaun yang ia pilih.
"Bagaimana menurutmu? " tanya Cherry pada Ad, berputar pelan memperlihatkan setiap sisi gaun yang membalut tubuh indahnya.
Hal itu malah membuat atensi dua pria di depannya, Afonso melongo melihat keindahan di depannya, sangat sempurna tanpa ada kecacatan. Berbanding terbalik dengan tuannya yang terlihat kesal, walaupun awalnya sempat memuji keindahan didepan matanya.
"Ck, gaunnya jelek, tidak cocok di tubuh mu, cari yang lebih tertutup! " Ucap Ad berbanding terbalik dengan hatinya, gaun itu sangat cocok jika hanya di pertontonkan padanya saja.
"No, aku suka ini! " tolak keras Cherry.
"Tapi aku tidak suka, ganti! " perintah tegas.
"Tidak mau, aku suka ini, titik! "
"Aku bilang ganti, cari yang lebih tertutup, sekalipun 10 gaun akan aku belikan, tapi tidak yang itu! " bujuk Ad.
" Tapi aku maunya yang ini, " Cherry tetap pada pendiriannya, " Mbak, aku mau yang ini, dia yang bayar! " lanjutnya menujukan Ad lalu berjalan masuk ke dalam ruang ganti lagi.
Pegawai butik hanya diam mematung, bingung mana yang harus ia dengar, termasuk orang-orang di sekitar yang sedari tadi melihat perdebatan.
.
.
. lanjut☺