Kejora wanita yang memiliki sindrom bersin-bersin jika sedang berbohong layaknya sebuah cerita Pinokio, di undang ke sebuah pernikahan yang sangat mewah dan megah sebagai tamu VVIP tanpa tahu yang menjadi pengantin pria nya adalah atasan di tempatnya bekerja sekaligus pria yang selalu antipati terhadapnya.
Dan tanpa di duga oleh Kejora di tempat itulah ia terjebak dijadikan pengantin pengganti di saat mempelai wanita atasannya itu melarikan diri.
"Kenapa harus aku?" KEJORA
"Karena kau satu-satunya wanita yang tidak akan pernah bisa membuat aku jatuh cinta." MARS
Dua nama yang berada di tata Surya akankah bisa bersatu? Akankah Kejora bisa menaklukkan planet merah itu, di saat ada sebuah nama wanita lain di hati Mars sejak dulu? Apakah Mars tercipta untuk Kejora? Ataukah tercipta untuk wanita lain?
Jangan lupa follow aku dibawah ini
Ig mom_tree_17
Tik Tok Mommytree17
Ig mom_tree_17
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy tree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 6
"Tari, tunggu!" Kejora menarik tangannya, setelah keluar dari ruangan Presdir. "Kenapa kau menarik aku keluar? Aku belum selesai bertanya." Protes Kejora.
"Ya ampun, Kejora. Bisa tidak? Jika ingin bertanya lihat situasi! Kita ini hanya bawahan, dan sudah seharusnya kita mengikuti perintah atasan tanpa banyak bertanya. Ingat! Kau sudah bukan Kejora yang dulu." Tari langsung menghentikan perkataannya, menatap wajah Kejora yang terlihat bersedih. "Kejora, maaf. Bukan maksudku untuk --"
"Aku tahu, aku yang sekarang hanyalah orang miskin yang sudah seharusnya tahu diri." Sahut Kejora, berjalan cepat memasuki ruang pantry.
Sementara Tari, hanya bisa terdiam. Menatap punggung Kejora, dengan perasaan bersalahnya.
***
"Bagaimana?" tanya Mars, setelah melihat kedua office girls itu keluar dari ruangannya.
"Sudah tuan." Jawab Tom. "Tuan, kalau boleh tahu. Kenapa hanya wanita yang bernama Kejora, yang dilarang menatap anda?" tanya Tom, dengan wajah yang penasaran. Karena tidak biasanya, tuan Mars memberlakukan peraturan seperti itu. Apalagi peraturan itu hanya untuk satu orang saja.
"Tom, jika kau masih ingin melihat matahari terbit. Lebih baik kau -- "
"Tidak banyak bertanya." Sahut Tom.
"Pintar .." Seru Mars, dengan senyum sinis dibibirnya.
Mars kemudian melanjutkan pekerjaannya, yang masih menumpuk di atas meja. Karena ia tidak ingin terlambat menjemput Monica, hanya karena pekerjaan yang belum selesai. Di sela-sela kegiatannya, Mars kembali mengingat warna mata milik karyawannya. Warna mata hitam pekat yang sangat di bencinya, karena warna mata itu begitu jelek dan suram. Berbanding terbalik dengan warna mata yang sangat dipuja olehnya, warna biru sejernih lautan yang dimiliki oleh dua orang. Yaitu Katie dan kekasihnya Monica.
...🍀🍀🍀...
Kejora yang sudah sampai di tempat kosan, langsung merebahkan dirinya di atas tempatnya tidur. Tempat kos yang disewanya memang sangat kecil, hanya ada satu ruangan tempat tidur dan kamar mandi di dalamnya. Walupun kecil, tapi Kejora masih bersyukur karena masih mempunyai tempat untuk berteduh.
"Kenapa aku harus menundukkan kepalaku?" gumam Kejora, saat teringat kembali perkataan Tuan Tom. Sambil berpikir, tanpa terasa mata Kejora terpejam dan terbuai dalam alam tidurnya.
"Ampun, Bu! Kejora, janji tidak akan berbohong lagi! Kejora takut di sini. Ampun .. ampun ... akhhh ..." Kejora terbangun dari tidurnya, dengan peluh yang membasahi seluruh wajahnya. Napasnya naik turun seperti orang yang baru saja berlarian jarak jauh. "Ya tuhan, sampai kapan aku terus seperti ini." Lirih Kejora, dengan isak tangis yang memilukan.
Kejora yang masih ketakutan, berusaha untuk berdiri dan berjalan menuju meja kecil yang ada didepannya. Diambilnya air minum yang ada di atas meja, dengan tangan yang gemetaran. Jika sudah seperti ini, biasanya Kejora lebih memilih untuk tetap terjaga dalam tidurnya. Karena Kejora, tidak ingin mimpi itu datang dan membuatnya kesulitan untuk bernapas.
"Ayah, Ibu, Kejora sangat merindukan kalian." Air mata menetes kembali dari sudut matanya.
...🍀🍀🍀...
Perusahaan Megatech.
"Kau pasti bermimpi nenek sihir itu lagi?" tanya Tari, saat melihat lingkaran hitam di mata sahabatnya.
Kejora menganggukkan kepalanya dengan lemah.
"Kau harus kuat Kejora, lupakan kejadian buruk itu! Jangan biarkan nenek sihir itu tertawa bahagia, karena berhasil membuatmu trauma sampai bertahun-tahun lamanya." Tari memberikan semangat untuk sahabatnya.
"Aku juga ingin melupakannya, tapi aku tidak bisa. Kau tahu aku hampir mati di gudang itu aku ... " Kejora terdiam. Napasnya kembali naik turun dengan cepat, dan tak terasa air mata menetes di pipinya.
"Hey, jangan menangis! Maafkan aku, karena sudah membuatmu mengingat kejadian itu." Tari mengusap punggung sahabatnya, dengan perlahan. Tari tahu, tidak mudah untuk melupakan kejadian mengerikan yang pernah dialami Kejora. Mungkin jika dirinya yang mengalami hal tersebut, belum tentu ia bisa bertahan hidup.
"Tidak papa," lirih Kejora, mengusap air matanya dan segera tersenyum kembali.
"Oh iya, kau sudah membuat minuman untuk Tuan Mars. Belum?" tanya Tari, menatap jam dipergelangan tangannya.
"Ya ampun, aku lupa!" Pekik Kejora.
Tari tersenyum sambil menggelengkan kepalanya.
"Kenapa kau memasak air? Kenapa tidak menggunakan air panas dari dispenser?" tanya Tari, dengan wajah yang bingung.