Kebaikan hati seorang Arsy yang menolong seorang pemuda dan seorang kakek, membuat dirinya harus di kejar-kejar seorang pemuda yang terkenal kejam di dunia mafia. Kenapa?
Jika penasaran, baca yuk!
Oya, semua kisah dalam cerita ini hanyalah fiktif belaka. Tidak bermaksud untuk menyinggung siapapun.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pa'tam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 17
"Baiklah, baiklah. Kakek mengaku kalah, tapi bawa gadis itu menemui kakek. Yang penting kamu bahagia dan kalian saling mencintai," kata Kyro yang akhirnya bangkit dari pembaringannya dan duduk bersandar di bantal.
"Tapi aku baru berusaha mendekatinya kek, aku janji, bila suatu saat nanti aku mendapatkannya, aku bawa gadis itu kepada kakek," ujar Zio dengan senyum merekah di bibirnya.
Kyro belum pernah melihat Zio tersenyum seperti itu. Terlihat rona bahagia terpancar dari wajah cucunya saat menyebut nama gadis itu.
Kyro sadar, jika dirinya terlalu egois dengan memaksa Zio menerima gadis pilihannya.
"Siapa nama gadis itu?" tanya Kyro.
"Arshavina Arsy kek, dia kuliah jurusan kedokteran dan bekerja menjadi pelayan restoran untuk membiayai kuliah dan menanggung hidup keluarganya," jawab Zio semangat.
"Benar-benar gadis mandiri," ucap Kyro sambil manggut-manggut.
"Benar kek, selain cantik, dia ahli beladiri dan sangat cocok untuk cucumu yang tampan ini," ujar Zio memuji dirinya sendiri.
"Baiklah, kejar dia sampai kamu berhasil. Tapi jangan lupa perusahaan juga butuh kamu," pesan Kyro. Zio mengangguk kemudian memeluk sang kakek.
"Terima kasih kek, kalau begitu aku pulang dulu," ucap Zio lalu berpamitan.
Setelah kepergian Zio, Kyro meminta sang asisten untuk mencari informasi tentang gadis yang dimaksud Zio.
"Nama sedikit mirip dengan nama gadis yang menolongku. Mungkin hanya kebetulan saja, dalam dunia ini ada puluhan juta nama yang sama," batin Kyro.
Sang asisten pun segera mengambil laptopnya lalu menyelidiki gadis itu. Dan benar, ia mendapatkan informasi jika gadis yang maksud kuliah di universitas ternama di negara ini.
"Maaf Tuan, hanya ini yang yang bisa lacak. Sementara yang lain tidak bisa ditembus. Bahkan identitasnya juga sulit untuk didapatkan," lapor sang asisten sambil memperlihatkan hasil penyelidikannya.
"Apa ada fotonya?" tanya Kyro penasaran. Sang asisten menggeleng cepat.
"Aneh, kenapa tidak ditembus? Yang dikatakan Zio benar jika dia kuliah di universitas ternama di negara ini. Tapi identitasnya bahkan fotonya juga tidak bisa ditembus," gumam Kyro.
Kemudian Kyro memerintahkan asisten pribadinya untuk membawanya pulang. Karena kebohongan nya sudah diketahui oleh cucunya.
Tadinya Kyro berpura-pura sakit dengan harapan Zio bertemu dengan gadis pilihannya. Namun Kyro kecewa, ternyata gadis itu tidak ada dirumah sakit ini.
Kyro mengakui kebodohannya karena tidak meminta kontak gadis itu. Akhirnya Kyro pun pulang dengan perasaan kecewa.
"Kedua gadis itu cukup misterius, bagaimana menurutmu?" tanya Kyro pada asistennya.
"Benar Tuan, bahkan saat Tuan meminta ku untuk mencaritahu gadis yang bernama Arsy, saya juga tidak menemukan apa-apa," jawab sang asisten.
Kyro terdiam lalu menyandarkan tubuhnya disandaran kursi penumpang. Karena saat ini mereka sudah berada didalam mobil.
Sementara Arsy sudah sejak tadi tiba di mansionnya. Saat ada seseorang yang ingin menembus sistem pertahanannya, Arsy diam saja.
Karena sistem miliknya sudah dikunci dengan aman. kecuali ada hacker yang lebih hebat dari keluarganya, barulah Arsy melawannya dengan serius.
Namun hingga saat ini belum ada yang bisa menembus sistem pertahanan mereka. Apalagi sekarang ada di dua C yang saat ini menjadi nomor satu di dunia hacker.
Arsa masuk kedalam kamar Arsy setelah mengetuk pintu. Semenjak mereka besar, mereka tidak bisa lagi sembarangan masuk. Baik Arsa ke kamar Arsy dan Arsy ke kamar Arsa.
Jika waktu kecil, bahkan mereka sering tidur bersama. Namun setelah usia 10 tahun dan keatas, mereka sudah punya privasi masing-masing.
Terutama soal tempat tidur dan juga tidak boleh sembarangan masuk dan harus mengetuk pintu terlebih dahulu.
"Kartu siapa Dek?" tanya Arsa saat melihat kartu ditangan Arsy yang berbeda dari milik mereka.
"Zio, dia memberikan kartunya kepadaku," jawab Arsy.
"Wah, bisa di porotin nih uangnya."
"Memang kakak kekurangan uang?"
Arsa tidak menjawab, ia hanya nyengir saja. Tadinya ia cuma bercanda saja. Uangnya saja tidak akan habis. Walaupun dia sering berbagi pada mereka yang kurang mampu.
Arsy menceritakan jika dia diikuti Zio sampai ke restoran. Arsa hanya mendengar cerita adiknya dengan seksama.
Arsa bisa menebak jika Zio menyukai adiknya. Lalu iapun menggoda Arsy dengan mengatakan jika Zio ingin mengejarnya.
"Lepas yang satu datang satu lagi, David sudah berhasil dipindahkan ke luar negeri oleh orang tuanya. Yang pastinya dengan sedikit ancaman," kata Arsy.
Ya, Arsy mengancam papanya David untuk membuatnya bangkrut jika putranya tidak segera dibawa keluar negeri.
Tentu saja papanya David lebih memilih perusahaan, karena jika mereka bangkrut, sudah pasti akan menjadi gelandangan.
Arsy kemudian menyimpan kartu pemberian Zio didalam dompetnya. Ia akan membawa kartu itu walaupun tidak akan dia gunakan.
"Sedang apa kalian?" tanya Aleta tiba-tiba masuk kedalam kamar putrinya.
"Tidak ada apa-apa Ma," jawab Arsy lalu menyimpan dompetnya didalam tasnya.
"Keluar yuk, Mama ada buat kue untuk camilan sore," ajak Aleta. Arsy dan Arsa pun menurut saja.
Mereka dibawa kebelakang, karena Diva dan Darmendra sudah menunggu disana dengan kue dan minuman yang sudah tersedia di meja.
Diva tersenyum saat melihat cicitnya berjalan mendekatinya. Kemudian Arsy duduk di kursi berdampingan dengan Diva.
"Jarang-jarang duduk kumpul sore seperti ini. Pada hari Minggu pun kalian jarang di ada di mansion," ucap Diva.
"Maaf Oma buyut, kami terlalu sibuk. Apalagi restoran jika weekend semakin banyak pengunjungnya," ujar Arsy lalu memeluk Diva.
Kemudian merekapun memakan kue buatan Aleta. Sambil ngobrol, kadang juga mereka tertawa bersama.
Pelayan yang melihatnya pun ikut tersenyum. Mereka ikut bahagia dengan keluarga ini. Selama mereka bekerja, belum pernah mendengar ada perselisihan atau pertengkaran diantara mereka.
Walaupun mereka sangat ramai dalam satu keluarga. Namun mereka tetap menjaga kerukunan keluarga mereka.
"Kenapa menangis?" tanya pelayan lain.
"Lihatlah, dan itu membuat aku terharu," jawab pelayan tadi.
"Benar, sudah lama aku bekerja disini, hanya pemandangan yang seperti ini yang aku lihat. Tidak seperti keluarga ditempat dulu aku bekerja. Hampir setiap hari mendengar pertengkaran mereka. Ujung-ujungnya aku yang menjadi sasarannya. Aku pun berhenti karena tidak betah. Tapi disini, aku merasa bukan pembantu rumah tangga. Meskipun sering disuruh, tapi tidak dibentak," jelas pelayan itu mengutarakan isi hatinya.
Kemudian mereka melanjutkan pekerjaannya. Walaupun mereka salah, paling cuma ditegur dan tidak dengan cara membentak, apalagi memaki.
Para pelayan disini merasa sangat dihargai dan bisa berbaur dengan majikan mereka tanpa pandang bulu.
"Bik, kue untuk Bibik dan yang lainnya sudah aku simpan di kulkas, Bibik tinggal ambil saja jika ingin memakannya," kata Aleta karena ia melihat dua pelayan tadi sedang melihat mereka.
"Baik Nyonya muda," jawab pelayan itu.
Arsa menggoda Arsy yang mengatakan jika Arsy sudah punya pacar. Arsy yang mendengar itupun menyangkalnya.
Karena tidak terima, keduanya pun saling kejar-kejaran di taman belakang. Aleta, Diva dan Darmendra hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah mereka berdua.
paham...
jd jangan terlalu sombong