Mencari cinta sejati tidak semudah membalikkan telapak tangan. Pria bermata biru terus mencari cinta sejatinya yang telah lama menghilang. pengorbanan yang tulus tidak selalu membuahkan hasil yang memuaskan. Namun, Perjuangan untuk menemukan wanitanya akan terus ia lakukan walaupun rintangan datang menghadang.
"Aku kembali untuk mu, Tidak akan kubiarkan kau pergi dari kehidupan ku!"
Wanita cantik dan berkelas lahir dari anak konglomerat ternama di Jakarta. Sang Daddy memiliki banyak bisnis di berbagai Negara, Ia memilih berkarir dan meneruskan bisnis kelurga.
Akan kah Petualangan cinta si kembar akan berakhir di pelabuhan terakhir? bagaimana nasib Safira setelah memilih menikah dengan pria yang tidak pernah ia cinta?"
Yuk ikuti kelanjutannya hanya di karya Bunda enny76.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon enny76, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pria pemberani
Helikopter mengitari di atas permukaan perairan Eropa dengan kecepatan 300km/perjam. Dari atas helikopter Vano sudah melihat orang-orang di kapal pesiar sedang menunggu kedatangannya.
"Lihat disana kapal pesiar milik Daddy ku! tunjuk Vano pada seorang teman yang mengemudikan helikopter
"Sepertinya mereka sedang menunggu kedatangan mu Van!
"Kau benar, mereka mengibarkan bendera merah agar aku turun."
"Apa kamu yakin ingin datang sendiri?" bagaimana bila pembajak itu menjebak mu dan bermain curang!"
Vano menepuk bahu Sean "Itu sudah kesepakatan dan aku harus turun ke sana sendiri, keselamatan orang-orang di atas kapal lebih penting."
"Sungguh besar nyali mu bro! kau korban kan nyawa demi mereka." Sean gelengkan kepala tak percaya, karena Vano berani datang sendiri untuk bernegosiasi dengan para pembajak. Vano adalah teman satu kampusnya dulu, kini mereka sama-sama sudah sukses dan mengembangkan bisnis kelurga.
"Aku datang membawa takdir ku sendiri, bila memang aku harus mati di tangan pembajak itu, berarti memang sudah takdir hidup ku. Tetapi bila Tuhan masih berkehendak aku hidup, pasti ada jalan untuk aku kembali."
"Kamu jangan bermain-main dengan nyawa. Ingatlah, masih ada anak dan kelurga mu yang menanti kau kembali."
Vano menghela nafas panjang "Demi orang-orang yang aku sayangi, aku berjanji akan kembali."
"Kalau begitu, aku akan ikut menemani mu."
"Jangan bro! ini bukan urusan mu, Aku tidak ingin melibatkan orang lain. Setelah aku turun pergilah segera."
Sean menghela nafas panjang, sebelum Vano turun ke bawah, ia memberikan sebuah arloji. "Pakai lah Arloji ini, akan sangat bermanfaat buat mu. Aku akan mengetahui keberadaan mu melalui Arloji genius ini."
Vano mengangguk seraya menerima Arloji tersebut dan memakainya. "Terima kasih Sean, Aku pergi dulu." Vano menaruh tas ransel di belakang panggung dan beberapa senjata tersembunyi sudah ia simpan dengan rapih.
Sean melihat Vano menurunkan tali, ia menatap kepergian Vano dengan perasaan sedih.
"Jaga dirimu baik-baik, dan cepatlah kembali!" seru Sean, saat Vano mulai meluncur dari tali untuk turun ke bawah.
Lompatan kaki Vano begitu tepat di atas dek saat ia menjatuhkan kakinya diatas kapal pesiar. sekelompok orang yang sudah menunggu kedatangan Vano berjalan mendekat sambil menodongkan pistol ke arahnya.
"Apa kau salah satu anak Reno Mahesa."
Vano mengangguk, Mata tajam Vano melihat sekeliling orang-orang yang sedang berkumpul dengan tangan terborgol. Wajah mereka begitu suram dan ketakutan, dari sorot mata orang-orang tersebut seakan meminta pertolongan. Mereka adalah Sandra yang berjumlah sekitar 30 orang.
"Cepat geledah pria itu, apa dia membawa senjata!"
Tiga pria berkepala plontos mendapat perintah dari pria berkumis tebal, ia mendekati dan mulai menggeledah tubuh Vano. Pria bertubuh atletis itu tidak berkutik apa lagi melawan, sebab ia tidak mau gegabah di sarang penyamun.
"kami menemukan ini di saku celananya." pria itu mengangkat pisau lipat dan pistol yang baru saja ia temukan.
"Cepet buka isi tasnya! Aku sudah tidak sabar ingin melihat uang! teriak pria berkumis.
"Hanya beberapa potong pakaian dan Roti!" balas anak buah si kumis sambil mengeluarkan isi tas ransel Vano.
"Hey! mana uang yang telah kau janjikan, ternyata kau berani datang tanpa membawa uang yang kami minta!"
Vano berdecak "Aku akan memberikan uang yang kalian inginkan, terapi aku ingin kalian lepaskan orang-orang tidak berdosa itu, lalu pertemukan aku dengan Ketua genk kalian!"
Pria berkumis bertubuh gempal berjalan kearah Vano, ia memukul kepala Vano dengan senjata api di tangannya "Besar juga nyali mu, hah!
"BUGH!
Vano tidak perduli untuk menahan rasa sakit saat kepalanya mulai mengeluarkan darah segar, ia masih berpikir panjang untuk melawan komplotan perampokan kapal pesiar miliknya. Ia tahu pasti komplotan ini bukan lah orang sembarangan. Sudah pasti di belakang mereka ada orang-orang penting yang menunggangi
"Aku ingin bertemu dengan kepala genk kalian, baru aku keluarkan uang yang aku janjikan pada kalian!" seru Vano tegas, sorot matanya menyiratkan kekuatan.
"BUGH!
Pria berkepala plontos menendang perut Vano dengan keras, hingga tubuh Vano terdorong ke belakang.
"Berikan kami uang 300 Milyar dan emas batangan murni satu peti, baru kami akan bebaskan manusia-manusia tidak berguna itu!!
"Aku tidak memiliki uang cash, tetapi mudah bagi ku memberikan apa yang kalian inginkan! Beritahu aku di mana Ketua kalian, lalu bebaskan mereka!"
"Bedebah, kau cari mati ingin bertemu dengan ketua genk kami! pria bertubuh gempal dengan kumis tebal menghantam tubuh Vano, tetapi kali ini Vano melawan dengan menghantam balik.
"Berani sekali kau melawan ku!
"Habisi pria itu, dia telah membohongi kita!' seruan pria tersebut membuat anak buahnya yang lain ikut melawan. Parang dan golok adalah senjata mereka untuk melawan Vano, tetapi Vano bertarung hanya dengan tangan kosong dan berhasil merubuhkan mereka sekaligus.
"Sialan! ternyata dia tangguh juga! aku harus buat perhitungan pada pemuda itu sebelum anak buah ku mati sia-sia
"Dorr
"Dorr
"Aaakhh!
Tembakan di arahkan pada para sandraan, dua orang dari mereka langsung meregang nyawa dan ambruk. Suara pekikan dan teriakan ketakutan semakin menambah tegang suasana.
"Berhenti! Vano berteriak, menantang pria bertubuh gempal.
"Aku tidak akan menghentikan sebelum kau menyerah!
Vano melihat orang-orang sandraan ketakutan, ia mulai mengangkat tangan "Aku menyerah, asalkan kau tidak membunuh mereka lagi!"
"Kau selalu ingin bernegosiasi, tetapi tidak tepati janji! Borgol dia dan masukan ke dalam ruangan bawah!"
Beberapa anak buah pria berkumis tebal itu memborgol kedua tangan Vano dan mendorong nya untuk berjalan menuju tangga bawah.
"Bos, kenapa tidak tembak mati saja pria Itu! tukas salah satu teman nya.
"Bodoh! dia itu berlian, kita sandra dia agar Tuan Reno menebusnya dengan harga fantastis."
Pria itu terkekeh "Kamu sungguh cerdas, ketua pasti senang mendapatkan harta karun yang tak ternilai.
💜💜💜💜
Jangan lupa terus dukung karya Bunda, agar lebih semangat untuk Nulis...
cewek rambut panjang.... Safira kah...?
beruntung mereka, masih ada Markus yang bisa ngasih makan dan ramuan...
kok kayak nggak asing ya.... nama Markus ini....
ku beri kopi buat bunda biar gak ngantuk...
serta sekuntum mawar 🌹 merah tanda kasih sayang ku buat bunda Enny 😘....
love Nathan Alea dan zeevano 😍😘
semangat ya bund