Di hari pernikahannya Ayla memilih pergi dan tak ingin menikahi laki-laki yang dia cintai.
Tapi dia tak menyangka,akhirnya tunangannya malah memilih menikahi kakaknya sendiri.
Sejak saat itu, Ayla pikir kisah cintanya sudah berakhir. Dan berusaha menghapus semua rasa cintanya pada lelaki itu.
Tapi, ternyata laki-laki yang sudah menjadi kakak iparnya itu tidak berhenti mengejarnya.
Bagaimana bisa dia kembali mencintai pria yang sudah memilih wanita lain, bahkan sudah menjadi kakak iparnya itu.
Bisakah Ayla benar-benar terlepas dari kakak iparnya. Ataukah dia akan memilih mengembangkan sisa-sisa cintanya pada kakak iparnya?
Baca kisah mereka, dalam novel.
"Di Kejar Kakak Ipar"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss HF, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Juan & Ayla : Menemuimu
"J... J... Ju... An... "Panggil Ayla yang terlepas sekitar 2 meter dari Juan.
Dengan sisa tenaganya memanggil Juan,
" Ju... An... " Nafas Ayla terasa sesak, mendekati Juan darah mengalir dari arah tubuh Juan.
"Tidak, Juan. Sadar. Ku Mohon. " Batin Ayla berteriak memanggil nama Juan, pandangannya mulai samar, melihat tubuh Juan.
Segera Juan dan Ayla di bawa ke rumah sakit. Luka Ayla tidak begitu parah,mendapatkan jahitan di kening, kaki dan lengannya, akan tetapi Juan harus menjalani operasi. Cidera di kaki, kepala, tangannya.
Keesokan harinya, Ayla yang baru sadarkan diri, merasa tubuhnya remuk, dan rasa sakit yang menyesakkan dada.
"Ayla.. Kamu sudah sadar sayang." Ucap Anna lalu mengelus pipi putrinya itu, sementara Linda segera memanggil dokter.
"Juh... Juan mana?" Tanya Ayla dengan air mata yang mengalir, takut Juan tak selamat. Dan dia ingin bangun.
"Tenang sayang, kamu masih terluka. Jahitan mu akan terbuka kalau kamu tidak tenang." Ucap Anna berusaha menenagkan Ayla.
Ayla terus meronta tetap ingin pergi menemui Juan.
"Plakkk" Sebuah tamparan dari Anna menghentikannya.
"Bagaimana kamu akan pergi dalam keadaan seperti ini?" Ucap Anna marah dan Ayla memegang pipinya menangis lalu menatap Anna marah.
"Biar saya periksa anda lebih dahulu. Anda belum boleh m banyak bergerak." Ucap dokter yang kemudian di bantu perawat memperbaiki posisi Ayla.
Ayla masih melihat ke arah Anna dengan marah.
"Kenapa? Kamu mau mama minta maaf sudah menamparmu? Seandainya kamu pergi dengan keadaan seperti ini, apa yang bisa kamu lakukan untuk menyembuhkan Juan?" Ucap Anna yang lalu pergi dari ruangan.
"Sayang, biar bibi yang memeriksa keadaan Juan dan mengabarkannya padamu. Oke?" Ucap Linda mengelus pipi Ayla dan kemudian pergi.
Tak lama kemudian, Linda kembali dengan wajah sedih.
Ayla hendak menangis melihat ekspresi Linda.
"Dia masih di ruang ICU, setelah operasi selama 12 jam, dia masih belum sadarkan diri dan belum tau kapan... "
"Gak mungkin... " Ucap Ayla menangis dan berdiri dari tempat tidurnya. Tapi dia langsung terjatuh karena tenaga nya yang belum pulih, dan kakinya yang masih terluka.
Melihat Ayla yang berusaha keras untuk melihat Juan, Linda memutuskan membantu keponakannya itu. Karena hanya dia yang tau perasaan Ayla selama ini pada Juan.
"Kita akan pergi, setelah mengobati kakimu." Bujuk Linda pada keponakannya tersayang itu. Ayla mengangguk lemas.
Setelah selesai di cuci dan di rapikan luka di kakinya. Perawat membantu Ayla duduk di kursi roda. Tapi, belum sempat keluar. Anna dan Teddy masuk di susul dengan beberapa perawat yang akan membawa Ayla pulang.
Ayla menggila, dan tak ingin pulang sebelum melihat keadaan Juan.
Tapi, dokter memberikannya penenang dan akhirnya dia dibawa pulang secara paksa oleh keluarganya.
"Dia kita sembunyikan agar dia tak perlu terluka seperti ini." Ucap Anna yang marah pada Linda, karena mendukung Ayla.
"Sampai kapan? Sampai dia nenek kakek? Apa kak Anna tidak melihat. Dia dilahirkan untuk keluarga ini, dan menghadapi ini semua sudah menjadi tanggung jawabnya sebagai putri Theodore." Jawab Linda.
"Aku. Tidak mau Ayla bertemu lagi atau berurusan lagi dengan keluarga Arvano." Ucap Anna tegas.
"Kakak gak mengerti. Selama ini Ayla sudah berusaha untuk hidup normal. Seperti yang kak Teddy dan kak Anna mau. Tapi, akhirnya rasa cintanya berkembang untuk Juan. Kenapa kakak gak mengerti hal ini?" Ucap Linda membela Anna.
"Cukup Linda. Jauh sebelum kelahiran Ayla. Kami sudah sepakat akan melindungi Ayla dari hidup seperti aku dan Anna." Ucap Teddy.
"Karena itu, seharusnya kalian membuangnya sejak lahir, biar dia tak perlu tau tentang keluarga ini dan hanya merawat Ayra yang kalian pilih sebagai penerus kalian." Ucap Linda marah, keluar dari ruang kerja Teddy.
Anna lalu menangis. Dia tak bisa membayangkan kalau saja kehilangan Ayla hari dimana dia pertama kali di tembak. Saat itu, Ayra dan Ayla dan beberapa anak seumuran mereka sedang berlatih menembak. Tanpa sengaja mengenai punggung Ayla dan itu membuat Anna berhenti membiarkan Ayla belajar apapun tentang keluarga Theodore.
Senjata, dan kegiatan ilegal lainnya. Dan semenjak itu pula, Ayla mulai kehilangan rasa percaya diri dan kehilangan temannya satu persatu.
Padahal salah satu alasan kenapa dia begitu semangat berlatih adalah karena temannya berlatih mengenal dan menghargai dia.
Ayla yang mulai sadar di kamarnya, melihat sekelilingnya.
"Rumah? Aku sudah di rumah? Juan... Bagaimana keadaan Juan?"batin Ayla.
"Maaaa..... papaaaaaaa.... Tanteee.... " Teriak Ayla.
"Nona, apa anda butuh sesuatu?" Tanya seorang pelayan membuka pintu.
"Mama sama Papa" Ucap Ayla.
Tak lama kemudian, Teddy dan Anna masuk ke kamar Ayla.
"Sayang, kamu sudah bangun?" Anna lalu memeluk Ayla.
"Juan, aku ingin melihat Juan." Ucap Ayla tak membalas pelukan Anna.
"Nggak, kamu gak boleh lagi bertemu dengan Juan ataupun siapapun dari keluarga Arvano." Ucap Anna tegas melepaskan pelukan Ayla.
Saat ini, Ayla tak bisa berbuat apa-apa karena tubuhnya yang masih lemah.
Tapi air matanya mengalir mendengar penolakan dari Anna.
"Setidaknya, biarkan aku menelepon seseorang dan melihatnya melalui layar." Ucap Ayla menangis.
Anna lalu bangun dan keluar dari pintu.
"Jangan buka pintu ini, kalau bukan waktunya makan dan membersihkan lukanya." Ucap Anna lalu keluar bersama suaminya.
Teddy memang adalah kepala di keluarga Theodore, tapi , jika menyangkut anaknya. Anna lah yang memegang kendali. Bahkan jika Ayla meminta bantuan pada papanya. Ayla tidak akan mendapatkan bantuan apa-apa.
Setelah 2 minggu, Ayla tak bisa mengetahui kabar Juan. Bahkan Linda sudah tak diizinkan mengunjungi Ayla.
Ayra belum mengetahui kejadian ini, karena sedang sibuk dengan pekerjaan sebagai model yang selalu berkeliling dunia.
Melihat lukanya yang sudah membaik, dan tubuhnya juga sudah lebih kuat. Ayla memutuskan mengambil pistol barunya, di dalam brangkas nya.
"Menyingkir dari pintu, atau kalian akan terluka." Teriak Ayla memperingatkan pengawal yang menjaga di pintu kamarnya.
(Suara tembakan dari kamar Ayla.)
Semua orang terkejut, dan segera menuju sumber suara.
Beberapa pengawal mecoba mendekati Ayla lalu Ayla menodongkan senjata pada mereka.
"Ayla, sejak kapan kamu?" Tanya Anna terhenti.
"Ayla, berhenti bertindak gegabah." Ucap Teddy.
"Satu-satunya hal yang aku inginkan sekarang, adalah menemui Juan. Jadi, pilihannya hanya ada 2. Pertama biarkan aku pergi sendiri dengan keadaan seperti ini. Kedua, antarkan aku menemui Juan." Ucap Ayla masih menodongkan pistolnya.
"Tidak akan per.... "
"Tidak ada pilihan lain lagi. Satu-satunya cara menghentikan aku mengunjungi Juan, membuat aku terluka atau membuat sakit dan tak bisa bergerak selamanya" Ancam Ayla.
Dari sudut matanya, melihat ada penjaga yang akan mendekati Ayla, kemudian Ayla menembak ke arah lantai di dekat kaki penjaga itu.
"Aku bersumpah, kalau kamu maju sekali lagi. Aku tidak ragu menembak kepalamu." Ancam Ayla dengan serius.
"Antarkan dia dengan selamat, sampai rumah sakit." Ucap Anna yang kemudian duduk lemas di sofa.
...****************...