Wildan harus bekerja serabutan demi bisa terus mencukupi kebutuhan ibu dan dua adiknya, mengingat dirinya merupakan tulang punggung keluarga. Semuanya berubah saat Wildan mendapatkan job tak terduga dari seorang selebriti terkenal. Dia bahkan dibayar dengan mahal hanya untuk pekerjaan itu. Namun siapa yang menyangka? Wildan tergoda untuk terus melakukannya. Kira-kira job apa yang dilakukan Wildan? Karena pekerjaan itu pula dirinya banyak bertemu wanita cantik. Wildan bahkan bertemu dengan supermodel idolanya!
Inilah cerita tentang sisi gelap seorang fotografer, serta kehidupannya yang penuh lika-liku dan pengalaman unik.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desau, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 3 - Sang Primadona
Dahi Egy berkerut dalam. "Kalau mau buka jasa fotografer, ya buka ajalah. Kenapa harus tanya dulu," tukasnya.
"Itu juga usaha loh, Gy. Dan yang namanya usaha butuh strategi. Biar bisa cepat laris manis," sahut Wildan.
"Emangnya kau suka ngambil gambar apa aja, Dan?" tanya Jaka.
"Apa aja. Pokoknya gambar yang estetik dan menarik!" jawab Wildan.
"Bagaimana kalau kau bikin nama yang unik. Setahuku itu bisa menarik perhatian banyak orang loh," saran Yoga.
"Nama?" Wildan tertarik.
"Benar tuh kata Yoga, Dan. Aku akan coba kasih saran satu nama. Bagaimana kalau fotografer kere?" ujar Jaka.
"Sialan! Itu namanya mengejek," tanggap Wildan. Dia lalu menoyor kepala Jaka.
"Tapi bagus kan?" balas Jaka sambil tergelak.
"Kagak!" tolak Wildan tegas.
"Gimana kalau fotografer gado-gado?" Kini Egy yang memberikan usul.
"Dih! Nggak keren banget, Gy! Nanti Wildan dikira orang fotogenik kuliner," timpal Yoga. Dia, Wildan dan Jaka lantas tertawa.
"Terserah kalian. Yang jelas aku sudah kasih masukan buat Wildan," balas Egy.
Bertepatan dengan itu, dosen yang mengajar datang. Wildan dan kawan-kawan otomatis kembali duduk ke tempat masing-masing. Mereka mulai menjalani perkuliahan.
Dosen yang mengajar kala itu adalan Pak Dani. Ia merupakan dosen yang mengajar mata kuliah videografi. Pak Dani memberikan tugas pada seluruh mahasiswa untuk membuat film pendek. Wildan dan teman sekelasnya diberi waktu sebulan untuk membuat film pendek tersebut. Mereka juga disuruh memilih kelompok secara bebas.
Wildan dan ketiga temannya jelas akan membentuk kelompok bersama. Namun mereka masih kekurangan satu orang lagi. Karena per kelompok diharuskan berjumlah lima orang. Di setiap kelompok juga diwajibkan memiliki anggota perempuan.
"Kita harus cari anggota cewek nih," cetus Jaka.
"Menurut kalian baiknya siapa yang kita ajak?" tanya Yoga.
"Siapa aja deh. Yang penting cewek," sahut Wildan. Jujur saja, sejak tadi dia tidak fokus belajar. Wildan berusaha keras menemukan nama yang cocok untuk usaha jasa fotografernya.
"Nggak bisa gitu. Kita tidak bisa asal-asalan memilih anggota. Menurutku poin utamanya adalah hebat berakting dan cantik," imbuh Egy. Sejak tadi dia terus menatap seorang cewek. Membuat Jaka dan Yoga ikut menatap cewek tersebut. Tatapan mereka tertuju ke satu orang, yaitu Natasha. Gadis tercantik dan dikenal sebagai primadona kampus.
"Serius kau, Gy? Susah loh deketin Natasha. Dia sepertinya akan memilih kelompok Rendra," bisik Jaka.
"Apa salahnya dicoba dulu. Lagian kalian emangnya nggak mau punya anggota cewek bening kayak dia?" timpal Egy. Dia menatap ketiga temannya secara bergantian.
Jaka dan Yoga hanya terdiam. Mereka tak membantah ucapan Egy. Lagi pula lelaki seperti mereka tentu tak akan menolak sosok Natasha.
Sementara Wildan sendiri terkesan tak peduli. Dia masih saja memikirkan perihal nama jasa fotografer yang ingin dimulainya.
"Biar aku yang bicara padanya," kata Egy seraya berjalan menghampiri Natasha.
Jaka dan Yoga hanya memperhatikan dari belakang. Tetapi setelah dilihat, sepertinya Egy mendapat penolakan. Karena Natasha terlihat tersenyum kecut dan pergi begitu saja.
Dengan wajah lesu, Egy kembali bergabung bersama teman-temannya.
"Pasti ditolak ya?" tebak Jaka.
"Iya. Belagu banget tuh cewek. Mentang-mentang cantik." Egy jadi menggerutu.
Setelah menyelesaikan mata kuliahnya, Wildan langsung pulang. Dia kini mengendarai motornya dengan tenang. Melewati jalanan sepi menuju keluar gerbang kampus. Terlebih cuaca saat itu juga sedang gerimis.
Atensi Wildan tertuju pada seorang gadis di pinggir jalan. Gadis tersebut tak lain adalah Natasha. Ia tampak kesal sambil sesekali meletakkan ponsel ke telinga.
Karena mengenal Natasha, Wildan lantas berhenti.
"Ada apa, Nat? Mobilnya mogok?" tanya Wildan.
"Iya nih. Nyebelin banget. Nomor tukang bengkel langgananku nggak aktif lagi," keluh Natasha.
"Boleh aku cek mobilmu? Mungkin aku bisa bantu," ujar Wildan.
"I-iya. Tentu saja boleh. Silahkan, Dan!" Natasha dengan senang hati mengizinkan.
kira-kira glenda tau nggak ya... secara dia kan punya kenalan makhluk halus ...
bakal perang nggak ya....
ke cililitan lewat dewi sartika
Natasha memang cantik jelita
tapi wildan lebih cints sama Glenda
ke cililitan lewat dewi sartika
Nathasya memang wanita jelita
tapi sayang wildan suka sama GLENDA
awas Dan jgn macem macem ,mata mata Glenda tak terlihat olehmu ,lebih cepat pula 🤣🤣🤣