"Langsung saja karena aku tak punya banyak waktu dan kita tidak perlu berkenalan. Oke, buat aku hamil dan ini uang untukmu!." Sombongnya menyodorkan sejumlah uang yang cukup banyak.
"Kau membeliku?."
"Samuel Dirgawijaya, kau datang ku pastikan kau menerima tawaran ini." Ucap Naura membalas tatapan mata biru Sam.
Harap bijak memilih bacaan!
Dilarang nge-hate karena ini hanya cerita fiksi ya.. Untuk segala kekurangan dalam penulisan harap dimaklumi karena author masih pemula dan masih dalam tahap proses pembelajaran.
Simak kisah selengkapnya.>>>
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dilla_Nurpasya_Aryany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 10
Naura melangkah keluar dari restoran diikuti Nesy kedua wanita itu memasuki mobil membelah jalanan raya untuk pulang. Dua pasang mata memperhatikan kepergian Naura dari dalam mobil, rupanya Sam belum pulang menunggu Naura terlebih dahulu.
"Bagaimana dengan identitasnya?." Tanya Samuel kepada Andre.
Andre memberikan iPad kepada Sam di sana sudah ada informasi mengenai Naura Shenyna, Andre membiarkan atasannya untuk melihat dan mengetahui siapa Naura sebenarnya. "Kau tidak tertarik untuk hal seperti ini namun ternyata wanita itu mampu membuatmu penasaran." Ujar Andre.
"Diamlah!."
Andre merapatkan mulutnya saat mendapat teguran. "Bahkan Sam juga setuju dengan tawaran itu." Batin Andre yang tidak menduga akan hal ini.
"Mengenai pria yang pernah terlibat dengan Naura di masa lalu itu tidak ada kejelasan, wanita itu menutup identitasnya dengan baik." Lapor Andre.
Setelah selesai melihat identitas Naura, Sam menyerahkan kembali iPad kepada Andre. "Novan selama ini tidak pernah membicarakan tentang Naura, hanya memiliki seorang adik perempuan saja."
Andre menatap wajah atasan sekaligus sahabatnya itu. "Kau menyayangkan pertemuan mu dengan Naura yang terlambat?."
Samuel tak langsung menjawab namun ia hanya melemparkan tatapan tajam ke arah Andre. "Tidak salah juga."
Andre mengembangkan senyum. "Sudah kubilang kau tidak akan menyesal menemui klien wanita ini tuan."
Tidak ada jawaban dari Sam ia hanya memberi kode kepada Andre untuk menjalankan mobilnya. "Rumah utama atau rumahmu?."
"Rumahku." Balas singkat Sam yang berencana pulang ke rumahnya bukan ke rumah utama keluarga Dirgawijaya.
Selama beberapa menit di perjalanan akhirnya Sam sampai di halaman rumah, pria itu masuk ke dalam para pembantu menyapa penuh hormat.
"Dimana Giselle?."
"Ada di kamarnya tuan."
Sam langsung berjalan menuju kamarnya, si bibi pembantu menghela nafas ia sudah dapat memastikan bahwa mereka berdua bertengkar lagi untuk yang ke sekian kalinya.
Sesampainya di kamar terlihat Giselle sedang duduk di kursi meja rias, wanita itu berdiri saat suaminya pulang. "Sam.."
Sam hanya melihat sekilas ke arah Giselle lalu pria itu melepas pakaian formalnya, dengan sigap Giselle menghampiri membantu suaminya melepas pakaian. "Tentang yang kemarin aku minta maaf dan aku mengaku salah sayang."
Tidak ada jawaban dari Sam tentu saja ia masih kesal dan jengkel, tatapan pria itu sudah enggan menatap Giselle. "Kau tidak salah karena itulah dirimu!."
Giselle menunduk akan perlakuan Sam yang begitu dingin. Setelah selesai membantu melepas pakaian, Giselle membiarkan suaminya mandi dan ganti baju.
Setelah selesai ganti baju Sam melangkah menuju ruang kerja karena memang ada beberapa email yang belum diperiksa, Giselle yang merasa diacuhkan tak nyaman ia kembali mendekati Sam bahkan duduk di atas pangkuan suaminya.
"Kau tidak lihat aku sedang apa?."
"Aku tahu, tapi apa bisakah kau memperhatikanku sayang ada sesuatu yang ingin ku bicarakan denganmu. Stop dulu fokus pada komputer." Pinta Giselle.
"Turunlah dari pangkuanku dan katakan apa yang ingin kau bicarakan."
Melihat Sam yang tampak kecapean Giselle memilih turun dan duduk di sampingnya. "Oke, aku juga setuju memiliki seorang anak Sam."
Samuel langsung menatap wajah Giselle dengan reaksi wajah yang masih datar penuh tanda tanya.
Giselle tersenyum. "Untuk membuatmu bahagia dan untuk tetap menjaga bentuk tubuhku agar tetap ideal, aku sudah mencarikan anak angkat untuk kita berdua. Bukankah itu ide yang sangat bagus dan adil?."
Sam mengalihkan pandangan ia berdecak sekilas. "Kau saja, aku tidak ada waktu untuk membesarkan keturunan orang!."
"Sam..." Rengek Giselle.
Samuel berdiri dari duduknya. "Kesabaran ku terhadapmu sudah habis Giselle, lakukan apapun yang kau mau terserah. Dan aku sendiri tidak akan meminta kau untuk mengandung anakku lagi, aku tak mungkin membiarkan keturunanku tumbuh pada rahim yang membenci keberadaannya."
"Sam apa yang kau ucapkan barusan! apa kau berniat untuk menceraikan ku!??." Pekik Giselle yang tak terima dengan ucapan suaminya.
"Mudah bagiku melakukannya." Timpal Sam tanpa melihat wajah Giselle.
.
.
Tinggalkan jejaknya ya sebagai dukungan buat othor!🤗
buah jatuh sepohon pohonnya
/Tongue//Tongue//Tongue/
tinggal papa Wiguna yang bum tau
bar-bar akan keinginannya
gue yakin kalian jodoh
jadi semulus apapun karirmu jangan lupa keharmonisan kelurgamu.