Bagaimana perasaan jiwamu jika dalam hitungan bulan setelah menikah, suami kamu menjatuhkan talak tiga. Lalu mengusirmu dan menghinamu habis-habisan.
Padahal, wanita tersebut mengabdi kepada sang suami. Dia adalah Zumairah Alqonza. Ia mendadak menjadi Janda muda karena diceraikan oleh suaminya yang bernama Zaki. Zaki menceraikan Zumairah karena ia sudah bosan dan Zumairah adalah wanita miskin.
Bagaimana nasib Zumairah ke depannya? Apakah dia terlunta-lunta atau sebaliknya? Yuk, cap cus baca pada cerita selanjutnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayu Sekti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tolong!
Pagi itu Zumairah akan ke rumah Mbok Yum sebentar untuk melihat hewan ternaknya.
"Mbok, aku lihat ayam dan kambing milik Ibu ya?"
Sebelum melihat ke kandang, Zuma meminta izin kepada Mbok Yun yang ternyata beliau sedang menyapu halaman.
"Iya Nak, lihat saja. Kambing dan ayamnya sudah Ibu beri makan, kamu tenang saja ya? Kamu fokus benerin rumah kamu dulu saja. Ibu sangat prihatin dengan musibah yang menimpa kalian. Kalau kamu mau sarapan, bisa sarapan di rumah Mbok Yum. Mbok masak nasi goreng," kata Mbok sambil menyapu halaman.
"Makasih Mbok tawarannya, tetapi saya mau masak di rumah saja. Masih ada kompor yang kebetulan tidak terbakar kok. Yasudah, Zuma mau pulang."
Akhirnya Zuma pulang. Di samping rumah Mbok Yum, Wiwin masih bersama Zaki entah sedang memperbincangkan apa.
"Zuma tolong. Saya dipegangin Wiwin seperti ini. Dia itu gila ya!"
Zaki merengek meminta tolong kepada Zuma akibat ulah Wiwin yang keterlaluan.
Namun, Zuma tidak menggubris karena Zuma tidak suka dengan Zaki yang ternyata sedang membohongi keluarganya. Ia langsung saja masuk ke dalam tendanya kembali dan langsung menuju tempat di mana tempat makanan berada.
"Nak, hari ini kita tidak perlu memasak. Ada saja tetangga yang memberi makanan kepada kita. Yuk, kita ajak Lina untuk sarapan!"
Akhirnya mereka bertiga sarapan pagi karena mereka akan secepatnya menuju sawah untuk menyelesaikan acara memanen padi.
Setelah sarapan selesai, Zuma mau memberi tahu sesuatu kepada Lina dan sang Ibu.
"Bu lihat ini! Saya menemukan ponsel milik Zaki di depan tenda ini. Silakan dibaca!"
Bu Dijah dan Lina kemudian membaca chat yang ada dalam pesan WA milik Zaki.
"Astaga. Keterlaluan itu Si Zaki. Zuma, secepatnya kita lapor saja pada pihak kepolisian. Ini namanya perilaku sudah di batas kewajaran seseorang. Sudah ada bukti. Kita tinggal ke pihak kepolisian saja!"
Lina ikut geram ketika melihat chat WA tersebut. Ternyata pelaku pembakaran rumah Bu Dijah tidak lain adalah mantan mantunya Bu Dijah sendiri. Dendam kesumat membuat Zaki melakukan perbuatan nekat tersebut demi memenuhi ambisinya.
"Astaghfirullah, Zaki kau gila sekali. Jika Zaki memang benar mencintai Zuma, tidak seharusnya menjadi pria pendendam. Ini namanya sudah kejam. Saya mohon, orang seperti Zaki dilaporkan saja ke polisi. Ibu tidak mau lagi ada masalah yang mengganggu kehidupan kita!"
Bu Dijah syok dengan kelakuan Zaki yang diluar dugaan. Awalnya beliau hanya berfirasat, eh, firasatnya berbuah kenyataan.
"Begini saja Bu. Saya dan Zuma mengurusi masalah ini ke pihak kepolisian. Ibu dan tetangga memanen padi seperti biasanya. Atau kalau Ibu masih capek, istirahat saja dulu. Biar urusan panen, yang menyelesaikan adalah tetangga kita."
Lina siap membantu Zuma melapor kepada pihak kepolisian mengenai tindak kejahatan yang dilakukan oleh Zaki.
"Ibu ke sawah saja. Ibu tidak enak dengan para tetangga yang sudah banyak membantu kita. Terus kalian naik apa ke kantor polisi? Jauh lho?" tanya Bu Dijah yang bingung karena Zuma tidak mempunyai motor untuk pergi.
"Zuma saya antar pakai mobil. Ibu tenang saja ya? Mobilnya ada di dekat rumah Mbok Yum," jawab Lina yang akan membantu mengantar Zuma sampai ke kantor polisi terdekat.
"Syukurlah kalau begitu. Untung saja ada Nak Lina di sini. Tapi kamu apa tidak ada pekerjaan hari ini? Saya tidak mau merepotkan kamu lho?"
Bu Dijah takut jika Lina sedang bekerja dan merepotkan.
"Tenang Bu. Lina itu nggak kerja kok. Tugasnya hanya habisin uangnya orangtua. Kini saatnya Lina menjadi orang baik. Yasudah, ayo kita berangkat sekarang sebelum Zaki curiga. Bu, jangan sampai Zaki melarikan diri. Biarkan Zaki ikut memanen padi."
Lina khawatir jika Zaki tiba-tiba melarikan diri.
"Oh. Nanti Zaki tak suruh temani Ibu memanen padi. Semoga dia tidak curiga," kata Bu Dijah sambil senyum. Ia akan membujuk Zaki agar mau ikut ke sawah agar Zaki tidak pulang cepat ke kota.
"Sip. Bu, kita berangkat duluan yah? Hati-hati dan waspada pada ucapan Zaki!"
Akhirnya Lina dan Zumairah akan pergi ke kantor polisi untuk melaporkan tindak kejahatan yang dilakukan oleh Zaki.
Mereka akhirnya akan menuju di mana mobil terparkir. Sebelum sampai, terlihat Zaki sendirian dan masih bingung mencari-cari sesuatu. Dan Wiwin sudah tidak bersama Zaki.
"Lagi ngapain kamu, Zaki?" tanya Lina tiba-tiba.
"Kamu lihat ponselku nggak? Ponselku hilang nih. Padahal ada nomor penting yang harus dihubungi untuk memesan material bangunan!" jawab Zaki dengan panik.
"Ya nggak lah. Ketemu kamu saja tidak. Semalaman aku di dalam tenda terus. Tuh, disuruh Bu Dijah memanen padi. Kamu mau nggak bantu Bu Dijah memanen padi. Kasihan Bu Dijah dari kemarin panen padinya belum selesai. Kamu 'kan yang panggil mamanya Arga agar datang ke sini?" tanya Lina dengan nada sinis.
"Iya memang aku yang menyuruh. Salah sendiri, mantan istri orang mau diembat, ya aku adukan saja pada mamahnya. Kamu itu mau dijodohin sama Arga, kamunya malah masih di sini! Sana pulang, jangan urusin urusan rumah tangga orang nggak baik!" kata Arga yang selalu ingin menang sendiri.
"Kamu itu yang suka urusin rumah tangga orang. Sudah cerai masih saja ngejar-ngejar. Nggak punya malu. Kamu mau nggak bantuin Bu Dijah panen padi?" tanya ulang Lina.
"Nggak kamu suruh pun, aku akan membantu Bu Dijah karena aku sayang Zuma. Iya kan Zuma? Mas Zaki bantuin Ibu panen padi dulu ya?"
Akhirnya Zaki pergi menemui Bu Dijah. Tujuannya memang mencari perhatian Bu Dijah agar ia direstui hubungannya dengan Zumairah.
"Yes, kita berhasil. Yuk, kita pergi sekarang."
Akhirnya Zuma dan Lina bisa masuk ke dalam mobil tanpa diketahui oleh Zaki. Tidak lama, mobil yang dikendarai oleh Lina melesat pergi menuju kantor polisi.
"Tolong! Tolong! Tolong!"
Saat sampai di tengah perjalanan, Zuma mendengar suara seseorang yang meminta pertolongan.
"Nona Lina. Coba berhenti dulu deh. Sepertinya ada suara orang yang meminta tolong!"
Karena suara orang meminta tolong itu sangat jelas, Zuma menyuruh Lina untuk menghentikan mobilnya. Tidak lama, mobil pun berhenti.
"Iya benar. Kita keluar yuk. Sepertinya orang itu membutuhkan bantuan!"
Lina dan Zuma akhirnya keluar dari mobil. Mereka kemudian mencari-cari sumber suara.
"Kok sepertinya suara itu ada di dalam sungai itu! Coba kita lihat ke bawah!"
Ternyata Lina dan Zuma berhenti di dekat sungai yang mengarah ke tempat menuju kantor polisi.
Tidak lama, mereka melihat ke arah sungai yang mengalir air nya cukup deras.
"Lihat! Ada seorang pria nyaris terbawa arus! Ayo kita selamatkan dia!"
Zuma terkejut dengan apa yang sedang dilihatnya.
"Sepertinya itu Arga! Yah, dia Arga, Zuma! Kok dia bisa ada di sungai itu! Kita turun lewat mana coba? Jalannya sangat licin dan curam!"
Lina kaget karena yang ada dalam sungai itu adalah Arga Dinata.
"Kita lapor pada pihak warga sekitar sini saja. Yah, kita butuh bantuan mereka. Arga! Bertahanlah! Kami akan menolong kamu!"
Zuma berteriak ke arah bawah sungai agar Arga tetap bertahan.
"Tolong! Tanganku sudah tidak kuat! Hampir aku terkena arus! Sakit sekali rasanya!" teriak Arga sambil menahan rasa sakit di sekujur badannya.
Tidak lama, Zuma dan Lina mencari salah satu rumah warga agar mereka mau membantu Arga yang nyaris terbawa arus.
demi harta sanggup berjual beli...tampa memikirkan perasaan anak....egois....tepi....adakah Arga akan bahagia...pasti saja tidak...Arga amat mencintai Zuma...walaupun demikian....Arga perlu bertegas pada Papa Wira Arga....bahawa kamu tetap dengan keputusan mu memilih Zuma....kebahagiaan adalah penting walaupun nama mu di coret dalam keluarga....bawa diri bersama Zuma ke tempat lain dan buktikan bahawa tanpa harta keluarga kamu boleh bahagia gitu..lanjut...