Menceritakan tentang Vela, gadis yang tiada karena di bunuh oleh orang yang telah membunuh kekasihnya. Ia terbangun di kehidupan sebelumnya, pada masa Dinasti Kerajaan. Ia seorang Putri Kerajaan bernama Tania, Putri lemah yang dibenci oleh ayahnya dan selalu disiksa oleh saudara dan ibu tirinya.
Putri Tania sangat membenci Raja Oberon, Laki-laki yang sudah lama akan dijodohkan dengannya, Tania dan keluarganya tidak bisa menolak perjodohan itu, karena Raja Oberon adalah Raja terkuat, terkejam, dan ialah Raja di atas para Raja. Namun, bagi Vela, Raja Oberon adalah orang yang sangat berarti dalam hidupnya.
Saat tiba-tiba Putri Tania (Vela) menerima Perjodohan nya dengan Raja Oberon, saat itulah semuanya berubah. Di mulai Tania yang membalas semua perlakuan ayah dan ibu tirinya, melalui kekuasaan yang diberikan Raja Oberon, dan munculnya orang-orang terdekat Vela.
#1 Fantasi series
#Kalau suka jangan lupa jejaknya❤
#*** Konten UwU tinggi ya
#1000% karya original
#Plagiat?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Salvador, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 20 : Janus??
Janus.. Batin Oberon.
Oberon tau betul, pria bernama Janus ini salah satu orang yang mengancam pada hubungannya dengan Tania.
Namanya Janus Calistio, Putra Perdana Menteri Kerajaan Dalbert yang merupakan panglima kerajaan Dalbert. Ia baru saja menyelesaikan pelatihan wajibnya di negeri seberang setelah 3 bulan (sejenis wamil). Janus adalah teman Putri Tania sejak kecil, dan bisa di bilang Janus dan Putri Tania saling memiliki ‘rasa'.
Sejak Oberon menjodohkan dirinya dengan Tania, Janus memang selalu menjaga jarak dengan Tania. Namun, seolah ingin membuat Oberon cemburu Tania dari dulu selalu bersikap romantis jika bersama Janus.
Dan yang pasti, Oberon tidak ingin itu terjadi, lagi.
Sedangkan Tania merasa sedikit pusing, ingatan tentang Janus masuk ke kepalanya. Sekarang Tania sudah mengetahui siapa Janus ini, dia hanya teman Putri Tania sejak kecil.
***
“Ayo, Oberon...” Rengek Tania, sedari tadi ia ingin Oberon berlatih dengannya dan melawan Tania seperti Bianca kemarin. Mereka kembali berlatih hari ini.
“Sudah berapa kali aku katakan, aku tidak mau!” Kukuh Oberon, tentu saja ia tidak mau melawan Tania.
“Haishh, Oberon. Kita hanya berlatih, bukan sungguhan. Ayolah...”
“Tania.” Tangan Oberon beralih menangkup ke dua pipi Tania yang cemberut, “Aku tidak ingin kelepasan, bagaimana jika kau tidak menghindar seperti Bianca kemarin, aku tidak ingin melukaimu sedikitpun, sayang.” Ucapnya lembut.
Bianca kemarin kan aku sengaja! Batinnya.
Ucapan Oberon membuat Tania teringat pada Orion dulu.
“Hanya sebentar!! Kau sudah lama melatih ku, tapi aku tidak pernah bertarung denganmu!” Ucap Vela pada Orion yang sedari tadi tidak mendengarkannya.
“Bahaya.” Ucapnya singkat, membuat Vela ingin meninju wajah tampannya itu.
“Sebentar saja, aku bisa menangkis ataupun menghindar!”
“Ck, keras kepala. Aku tidak bisa melawanmu, aku tidak ingin melukaimu sedikitpun, sayang.”
Tania senyum-senyum sendiri mengingat itu, baik sekarang maupun di masa depan, Oberon dan Orion tetaplah sama.
Sementara Oberon yang melihat Tania melamun dan tersenyum senyum menjadi bingung, “Kau kenapa?”
Tania sedikit tersentak, “Tidak. Yang jelas aku ingin kau melawanku, tidak ada bantahan!”
Bila di masa depan tidak bisa, sekarang harus bisa!. Batin Tania.
Oberon pun akhirnya pasrah pada Tania yang benar-benar keras kepala, “Baiklah, tapi aku tidak ingin melawan, hanya menghindar, dan kau harus benar-benar berhati-hati!”
“Hei, mana bisa seperti itu!” Bantah Tania.
“Iya atau tidak sama sekali”
Tania pasrah, ia menurut. Daripada tidak sama sekali, ia ingin mencoba melawan Raja Corvus ini atau di masa depan King Mafia Corvus.
Tania mulai menyerang Oberon, memukulnya, menendangnya, namun tidak ada yang kena satu pun, bahkan bisa di bilang tidak bisa menyentuh Oberon.
Ketika ingin menendang lagi, Tania terpeleset karena tanah lapangan ini sedikit licin, dengan cepat Oberon menahan tubuh Tania agar tak mencium tanah.
Posisi mereka benar-benar dekat, dengan tangan Oberon yang menahan punggung Tania, membuat wajah mereka sangat dekat, nyaris bersentuhan. Oberon sendiri dapat merasakan desah nafas Tania yang tak berauturan.
“Sudah ku katakan, Hati-hati.” Ucap Oberon, Tania hanya sedikit mengangguk mengiyakan.
Entah dorongan dari mana, Tania malah mengalungkan tangannya pada leher Oberon, perlahan tapi pasti Tania mendekatkan wajahnya, lebih tepatnya mendekatkan bibirnya pada bibir Oberon hingga bersentuhan dan sedikit menggerakkannya.
Oberon sendiri terkejut pada tindakan yang Tania lakukan, setiap hari ia selalu menahan diri untuk tidak menyentuh bibir menggoda Tania itu, namun sekarang malah Tania yang melakukannya.
Tanpa mereka sadari, tak jauh dari tempat mereka ‘berciuman', ada seseorang menyaksikannya dengan terkejut dan cemburu, “Putri Tania.” Panggilnya.
Tania yang mendengar suara laki-laki memanggilnya sontak terkejut, ia segera melepas tautannya dengan Oberon. Tania dan Oberon menoleh ke samping pada asal suara.
***
Jempol merahnya janlup!!
Vote nya juga, sekarang kan hari senin:)
tian