sudah lima tahun menjalani biduk rumah tangga tapi tak cukup bagi Ayumi meluluhkan hati suaminya Dirga yang telah terpaut dengan kekasihnya.
"semoga kamu bahagia dengan pilihan mu mas, sekarang aku mundur dan membiarkan mu bersatu dengan kekasih mu yang begitu kamu agung-agungkan".
"terimakasih selama lima tahun lebih ini telah sabar membersamai ku walau namaku tak pernah ada di hatimu".
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Moms Al, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33
"terimakasih nona Ayumi, saya sangat puas dengan hasil butik anda. sungguh sangat memukau, saya akan merekomendasikan pada teman-teman saya nantinya". ujar Andita ketika melihat hasil jahitan dari butik Ayumi.
"nyonya bisa saja memujinya, jika nyonya Andita puas tentu saya juga merasa senang. Terimakasih juga atas pujiannya". timpal Ayumi dengan senyum senang.
"saya beneran loh nona, oh iya ini ada undangan untuk ulang tahun pernikahan saya. Jangan lupa datang yah dengan keluarga". Andita menyodorkan undangan itu pada Ayumi.
"ah iya, insyaallah pasti saya datang jika tidak ada halangan". Ujar Ayumi.
"baiklah, kalau begitu saya permisi dulu karena masih ada urusan sedikit hehe".
"iya Nyonya, hati-hati dijalan".
Setelah nya mereka salaman diikuti cipika-cipiki sebagai salam perpisahan mereka.
Setelah mengurus semuanya, Ayumi kembali kerumahnya. Hari ini dia akan mengajak Dania dan juga keluarga nya untuk jalan-jalan, mumpung lagi weekend.
Mobil nya melaju begitu saja membelah jalanan yang sedikit macet karena orang-orang mungkin keluar untuk merefresh otak nya, mungkin juga ada yang mengajak anak nya untuk menikmati weekend mereka dilantai ataupun permandian.
perjalanan menuju rumahnya membutuhkan waktu tiga puluh lima menit, Ayumi sudah sampai didepan rumahnya. ternyata Dania sudah sedari tadi menunggu kedatangan mama nya.
"mama..". Panggil Dania dengan riang.
Ayumi segera turun dari mobilnya, wanita itu langsung berjalan kearah Dania dan juga orang tuanya yang tengah berdiri di teras rumah mereka.
"kok mama lam sih, dari tdi loh Dania nungguin". Gadis kecil itu mengerucutkan bibir tipisnya.
"oh no, anak mama ngambek deh. Maaf yah sayang, tadi mama kerja dulu sebentar". bujuk Ayumi.
Ayumi terpaksa turun tangan karena semua karyawan libur hari ini karena weekend, kebetulan weekend Andita hanya mempunyai waktu saat itu makanya Ayumi terpaksa datang untuk memberikan hasil jahitan dari butiknya yang memang sudah dipesan oleh klien nya.
"Dania masih ingin ke pantai tidak ?". Tanya Ayumi membuat anak itu langsung melihat kearah nya.
"jadi dong, masa nggak sih. Lihatlah kakek sama nenek sudah siap-siap. Aku juga sudah masa nggak jadi sih". timpalnya dengan wajah gemas.
"baiklah, kalau begitu Dania peluk mama dulu". gadis kecil Itu langsung memeluk erat tubuh Ayumi.
"okedeh.. Let's go".
akhirnya mereka berangkat juga menuju ke pantai sesuai permintaan Dania, sepanjang perjalanan hanya da celotehan gadis kecil itu yang kadang ditimpali oleh kedua orang tua Ayumi dan juga Ayumi sendiri.
"wahh rame yah mama". Ujar Dania ketika mereka sudah sampai, disana sudah banyak anak-anak dan juga para orang dewasa yang tengah bermain maupun sedang makan-makan.
"iya sayang, kan hari libur maka nya rame".
Farah dan Farhan turun lebih dulu, sepasang suami istri itu mencari tempat yang nyaman dan sedikit jauh dari keramaian karena mereka ingin menikmati kebersamaan keluarganya.
Dari arah belakang Ayumi dan Dania hanya mengekor saja. Sampai mereka menemukan gazebo yang memang sedikit orang dibagian sana.
"wah sejuknya". Ayumi menghirup udara segar pantai yang cuacanya sedikit mendukung tidak panas dan tidak mendung juga.
Dania langsung berlari ke arah pantai, tentu Ayumi langsung mengejarnya karena takut anaknya kenapa-napa.
"pelan-pelan nak nanti kamu jatuh". Pinta Ayumi tapi tidak dihiraukan oleh anak nya sama sekali.
Sampai akhirnya Dania bermain pasir dan Ayumi hanya menatapnya dari dekat sesekali wanita itu akan mengajak anak nya bermain.
"mama Dudu disitu dulu yah, soalnya capek". Ayumi Terlihat ngos-ngosan karena sedari tadi mengejar Dania lari kesana kemari.
"okey ma, Dania mau main pasir dulu".
wanita yang memakai dress bunga-bunga berwarna coklat itu tengah menatap anaknya, perasaan tidak tega tiba-tiba menjalar ke hatinya.
apalagi dia harus tumbuh tanpa sosok seorang ayah yang akan selalu menemaninya, memang Dirga masih hidup tapi dia tidak yakin jika pria itu akan rajin menemui anak nya.
"haaaa.. Maafkan mama nak".
dia sangat bersyukur karena Dania tidak pernah lagi menanyakan keberadaan Dirga dan juga anak itu tidak merengek lagi untuk bertemu dengan Dirga.
Senyum manis terbit dibibir Ayumi ketika melihat anak nya bermain pasir dengan membuat istana sendirinya, bapak jelas jika gadis kecil nya sangat menikmati semua itu.
Brakkkk
seorang anak perempuan yang seumuran dengan Dania tiba-tiba datang langsung merusak istana pasir yang sedari tadi Dania buat dengan susah payah. Bahkan anak kecil itu tertawa mengejek Dania, tidak ada rasa bersalah sedikitpun padanya.
"we...weee.. Emang enak istananya dirusakin. Rasain nih, aku rusakin semuanya". ejeknya kembali, tak puas dengan itu anak itu kembali mendorong Dania begitu kencang tapi Dania langsung berdiri dan membalas perbuatan anak perempuan itu hingga terjatuh dan menangis.
"dasar pengganggu. Rasain tuh, dibalas balik malah dia yang nangis". Ejek Dania Merasa kesal.
Ayumi langsung berlari bersamaan dengan orang tua anak perempuan yang tadi merusak istana pasir Dania.
"Dania tidak apa-apa sayang ? Tanya Ayumi melihat sekujur tubuh sang anak.
"heee seharusnya yang kamu tanya itu anak saya, lihatlah ulah anak mu anak saya jadi nangis seperti ini". bentak wanita yang tidak lain ini dari anak perempuan itu.
Ayumi berbalik menatap wanita yang berpakaian sedikit kurang bahan bahkan nampak terlalu seksi dengan riasan yang sedikit tebal.
"seharusnya saya yang marah pada anda, tolong jaga anak anda dengan baik jangan suka menganggu anak-anak yang lain". balas Ayumi.
"apa maksudmu mu haaa!!!. Anak mu saja yang nakal. Lihatlah anak saya menangis karena nya".
"anak anda itu yang duluan datang seperti jalangkung dan merusak semua istana pasir anak saya. Kemudian mendorong anak saya hingga terjatuh. Giliran dibalas malah nangis. Dasar nakal cengeng". Ayumi tidak ingin mengalah karena yang salah disini bukanlah anak nya tapi anak dari wanita itu.
"baru juga istana pasir kampungan seperti ini. Yah wajar dong anak saya rusakin. Namanya juga anak-anak ingin main". Bukannya meminta maaf wanita itu malah tidak tahu malu malah membela anak nya.
sungguh kali ini Ayumi melawan wanita yang sama dengan perangai Aruna yang tidak ingin mengalah..
"ya wajar juga dong anak saya dorong anak situ, kan namanya anak-anak ingin main". Ayumi membalikkan perkataan wanita itu.
Skakmat
wanita itu tidak mampu lagi berucap, dia melihat anak nya yang masih menangis bahkan tangisannya belum mereda dan kini tengah tantrum berguling-guling di pasir hingga badannya sangat kotor.
Ayumi mengusap dada nya dengan beristighfar melihat anak itu yang tantrum, tapi bukannya di bujuk wanita itu malah semakin memarahinya dan memukuli anak itu hingga bertambah tantrum kah dia.
"Clara... Kenapa kamu memukul anak mu". panggil seorang pria langsung berlari kearah wanita yang sejak tadi memukul anaknya dengan kayu hingga badannya merah.
Bersambung...