"Perkenalkan, dia yang akan menjadi suamimu dalam misi kali ini."
"Sebentar, aku tidak setuju!"
"Dan aku, tidak menerima penolakan!"
"Bersiaplah, Miss Catty. Aku tidak menoleransi kesalahan sekecil apapun."
Catherine Abellia, bergabung dengan organisasi Intel, Black Omega Agency, untuk mencari tau tentang kasus kematian ayahnya yang janggal. Berusaha mati-matian menjadi lulusan terbaik di angkatannya agar bisa bergabung dengan pasukan inti. Mencari selangkah demi selangkah. Ia mencintai pekerjaannya dan anggota timnya yang sangat gila.
Namun, ketika dia sudah lebih dekat dengan kebenaran tentang kasus Ayahnya, Catty harus bekerjasama dengan anggota Dewan Tinggi! Oh, really? Dia harus bekerjasama dengan orang yang gila kesempurnaan yang bahkan sudah lama tidak terjun lapangan? Wait, mereka bahkan harus terlibat dalam pernikahan? Ia harus menikahi pria yang memiliki kekasih? Tuhan, ini sangat buruk!
Oke, fine! Atasannya sudah gila!
Ayo, ramaikan lapak ini dengan Vote dan komen.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon seraphic, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
14. Pernikahan
Seminggu setelah rapat rahasia berlangsung, orang-orang milik pria itu bekerja dengan begitu cepat, sigap dan tangkas. Tanpa perlu menunggu waktu lama, acara pernikahan sudah bisa dilangsungkan. Tim organisasi juga sudah menyiapkan identitas baru untuk mempelai wanita. Seorang wanita muda yang tidak memiliki bekingan dan nama keluarga besar di belakangnya. Tim yang bekerja untuk mengumpulkan informasi, kali ini mendapatkan tugas untuk menyebarkan berita. Mereka bahkan tidak tau apa untungnya menyebarkan berita tentang seorang pewaris dari kalangan pebisnis.
Acara pernikahan seorang Abercio Rolland dilakukan secara privasi, namun, beritanya tersebar kemana-mana. Orang-orang bahkan tidak tau bagaimana ingin mencari kebenaran tentang hal ini. Karena, berita langsung menyebar begitu saja tanpa tau darimana sumbernya. Seperti api yang disiram minyak, melebar tanpa bisa ditahan. Tak ada yang mengetahui nama atau rupa pengantin. Mereka hanya bisa mengetahui bahwa benar adanya Abercio Rolland sudah menikah, tanpa tau siapa yang menyebarkannya.
Tersebar sebuah foto, acara intimade wedding yang di lakukan di sebuah villa yang diketahui milik keluarga Rolland. Hanya saja, tak ada foto yang menunjukkan bahwa yang menikah adalah pria kasanova idaman wanita itu.
Jika memang benar, dengan siapa ia menikah? Siapa mempelainya? Dari keluarga mana wanita itu berasal?
******
******
Di pusat ibukota, sebuah mobil mewah yang melaju menuju basement parkir apartemen dihentikan oleh kurumunan wartawan. Orang-orang ini mengelilingi mobil seperti semut yang mengerubungi makanan. Bahkan, mobil tak bisa bergerak sama sekali karena aksi mereka.
Udara di pelataran apartemen itu terasa amat sangat menyesakkan. Lampu kilat kamera yang menyala berkejaran, menerangi wajah-wajah wartawan yang berdesakan. Suara riuh pertanyaan dan teriakan saling bersahutan, menciptakan simfoni kebisingan yang nyaris tak tertahankan. Di tengah kerumunan itu, terlihat beberapa petugas keamanan apartemen yang berusaha mengatur kerumunan, namun upaya mereka seakan sia-sia.
Para wartawan ini, seperti serigala lapar yang mengintai mangsanya, tak henti-hentinya mendesak, ingin mendapatkan akses untuk mendekat, ingin mewawancarai sosok yang menjadi incaran mereka.
Akhirnya, seorang perempuan berambut pirang dengan gaun simpelnya keluar dari mobil dari sana dengan kawalan bodyguard-nya. Tim keamanan apartemen bekerjasama untuk membuka jalan, menghalangi orang-orang ini untuk mendekat.
"Nona Felice! Benarkah Abercio menikah?"
"Putri, Abercio menikah, apakah anda mengetahui siapa mempelainya?"
"Nona Felice, apakah anda sudah putus dengan kekasih anda?"
"Apakah bukan anda yang menikah dengan Abercio, Nona?"
"Abercio berselingkuh, atau memang kalian sudah putus? Tolong jawaban anda, Nona Felice!"
Suara riuh pertanyaan yang dilayangkan pada perempuan yang berjalan sambil menutupi wajahnya dari serangan blitz kamera itu, tidak mendapatkan jawaban. Dengan dompet ditangannya yang menghalangi lampu kilat kamera, ia berjalan lurus menuju pintu masuk apartemen dengan pengawalan ekstra.
Pada akhirnya, para wartawan itu tidak mendapatkan jawaban apapun setelah bekerja begitu lama. Wanita berambut hitam itu masuk tanpa mempedulikan pertanyaan dan keberadaan mereka.
BRAKK!
PRANG!
Suara hantaman dan lemparan menggema di lantai teratas hunian mewah, membuat para pekerja menyingkir dari amukan tuannya. Barang-barang berhamburan dengan kaca pecah yang tersebar kemana-mana. Pelakunya berteriak nyaring dengan tangan yang menjambak rambutnya sendiri.
"Liza, apakah Abercio belum menghubungiku balik?" tanyanya dengan mata yang memancarkan kemarahan teramat sangat.
Sang asisten menciut takut dan menjawab dengan tergagap, "Be-Belum, Nona. Tak ada panggilan masuk dari Tuan Abercio."
"ARGH! BERANINYA! BERANINYA DIA!"
Para pekerja di hunian itu mengerut ketika mendengar suara teriakan nona mereka.
"Cari tau! Cari tau dengan siapa ia sekarang! Aku ingin mengetahui dimana dan dengan siapa dia sekarang!" teriaknya memberikan perintah pada asistennya yang segera mengangguk cepat.
Tangannya bergerak cepat mengambil pil yang ada dalam botol obat di tasnya. Menegaknya dengan tergesa dan minum air yang sudah disiapkan oleh para pelayan.
Kakinya melangkah menaiki tangga, meninggalkan para pelayan yang masih ketakutan di bawah sana.
******
******
Catty duduk di kursi penumpang sebuah mobil sport mewah keluaran terbaru McLaren. Semenjak ia memasuki mobil ini tadi, tak henti-hentinya ia menyentuh dan memuji fisik mobil ini. Bahkan, berseru ketika takjub dengan performanya. Ck, benar-benar mobil kelas atas.
Mobil yang melaju dengan kecepatan tinggi sedari tadi itu, akhirnya mulai berjalan dengan santai ketika memasuki pinggiran ibu kota. McLaren berwarna abu-abu itu berhenti di depan sebuah pintu gerbang besar, tidak memperlihatkan apa yang ada dibalik pintu itu.
Pria di sebelahnya membuka jendela bagian pengemudi, lalu memasukkan pin dan membiarkan sensor yang berada di sisi gerbang memindainya.
"Owh! Pemindaian kelas atas!" seru gadis itu ketika melihat sensorik itu bekerja dengan sangat teliti.
"Hm, aku akan membawamu nanti untuk memasukkan data agar kau bisa keluar masuk dengan mudah."
"Benarkah? Apakah seluruh bagian rumahmu memakai sistem sensor seperti ini, Sir Aber—."
"Sean, cukup Sean saja. Panggil aku Abercio jika ada orang lain di sekitar." potong pria itu.
"Ah ... okay." Catty mengangguk paham. Ia melihat pintu gerbang di depannya terbuka lebar. Mobil kembali bergerak di jalan yang terbentang di hadapan mereka.
Di ujung jalan, sebuah kediaman akhirnya memasuki indra penglihatan Catty. Damn! Apakah ini rumah pria ini? Bukan istana negara? Kenapa sangat mewah dan ... sangat besar!
"Apa semua keluargamu tinggal di sini?" tanya Catty tak bisa menahan rasa penasarannya.
Namun, jawaban yang ia dapatkan hanyalah lirikan dan dengusan menyebalkan. Sudahlah, tak perlu bertanya.
Mobil berhenti di garasi yang begitu besar. Catty keluar dari mobil hanya untuk merasa takjub dan terperangah. Beginikah kehidupan seorang pewaris dan pebisnis perusahaan besar? Beberapa mobil mewah terparkir rapi disana dan memanjakan matanya. Di ujung ruangan, terdapat sebuah motor sport yang terparkir rapi. Sebenarnya, ini garasi atau showroom pribadi?
Catty mengikuti langkah besar kaki panjang pria itu yang meninggalkan garasi. Memasuki sebuah pintu kaca yang terhubung dengan rumah besar itu setelah memindai lagi sidik jarinya dengan sensor.
Gadis yang selama ini tinggal sendirian sejak memasuki sekolah Intel, tak pernah membayangkan bahwa suatu hari ia akan memasuki rumah dengan pemandangan para pelayan yang berbaris dengan rapi menyambut kedatangannya. Yah, walaupun sebenarnya mereka menyambut pria di depannya. Dua baris pelayan ini menunduk dengan hormat ketika pintu penghubung terbuka.
Catty lagi-lagi tak bisa menahan dirinya yang sangat kampungan ketika melihat interior di bagian dalam rumah ini. Bisa dipastikan, jika ia melarikan diri dari rumah ini dengan membawa salah satu lukisan atau vas yang ada disini, itu sudah bisa menjamin kehidupannya selama beberapa tahun.
Catty mendekati pria itu yang baru saja selesai berbicara dengan seorang wanita tua yang memakai seragam pelayan.
"Aku sudah lelah, aku ingin mandi dan istirahat. Dimana kamarku?" tanya Catty, mengabaikan para pelayan yang menatapnya dengan rasa ingin tahu.
"Kim, aku dan nyonya akan beristirahat. Jangan biarkan siapapun datang mengganggu."
Wanita tua itu menunduk dan menjawab dengan sopan. "Aku akan menyiapkan kamarnya."
"Tidak perlu, ia akan tidur denganku."
Catty menoleh pada pria itu dengan kaget, bahkan para pelayannya juga memberikan reaksi yang sama. Apa katanya tadi? Tidur dengannya?!
*****
*****
GENGSS~~~
Mas Laut dan Mba Kucing kambek here~
Seperti biasa, follow dan subscribe cerita mereka. Vote n Komen di lapak ini agar semakin banyak yang notis mereka.
Mampir juga ke Ig ku, @babyseraphic_ masih anget soalnya hehehe.
Love u All
Sera<3
penataan bahasanya loh keren