Ketika tombak itu dihunuskan ke arahnya, Qu Fengxiao sudah tidak memiliki terlalu banyak harapan lagi untuk mengembalikan segalanya seperti semula. Satu-satunya keluarga yang ia punya membunuhnya. Dia jatuh ke dalam keputusasaan. Tapi siapa sangka, dia akan terbangun di dunia lain di mana teknologi lebih maju dari duniannya. Ditambah, dia harus berurusan dengan ilmuwan gila dari sebuah institusi raksasa yang terhubung dengan keluarganya.
Belum selesai dengan itu, tiba-tiba seseorang mengajaknya menikah dan membuatnya bingung dengan keberadaan dua pria yang terlihat mirip di dua dunia.
"Tuan Dewa Kuno, kau tidak sedang mempermainkanku, kan?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chintyaboo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
22. Badai Menanti
Hari-hari Qu Fengxiao berjalan dengan tenang. Dia juga menjadi lebih dekat dengan Lucas. Saat Lucas mulai masuk sekolah, Huo Yuzheng akan mengantarnya sebelum pergi ke Xi’an. Kemudian Qu Fengxiao akan menjemput.
Karena Lucas masih asing dengan negara ini, mangkanya tidak bisa pulang-pergi sendiri. Kekuatannya juga tidak terlihat. Dia seperti anak SD pada umumnya.
Qu Fengxiao menunggu di dalam mobil sambil melihat ke gerbang sekolah. Lucas dengan seragam sekolahnya berjalan keluar dari gerbang bersama teman baru. Qu Fengxiao langsung keluar dari mobil dan melambaikan tangan.
“Itu ibuku, aku pulang duluan.” Lucas berlari ke arah Qu Fengxiao.
Bahasa mandarinnya tidak begitu bagus. Tapi untungnya Huo Yuzheng memasukkannya ke sekolah internasional berbahasa inggris. Jadi dia tidak begitu kesulitan.
Anak-anak itu terpana saat melihat Qu Fengxiao yang tampak lebih muda dari ibu mereka sendiri. Sejauh ini, memang banyak yang memandangi Qu Fengxiao yang tampak seperti boneka barbie itu.
Matanya biru. Itulah hal pertama yang mereka perhatikan. Sekarang mereka paham dari mana Lucas mendapatkan mata biru itu.
Meski pada akhirnya, seluruh keluarga Wilson memang memiliki mata biru yang umum di eropa.
Saat Lucas di hadapannya, Qu Fengxiao berkata, “Bagaimana sekolahmu?”
“Sangat bagus. Aku berkenalan dengan teman sekelas dan mereka menyukaiku.”
Qu Fengxiao berdecak. “Ah, aku jadi ingin menjadi anak sekolah lagi ....”
Lebih tepatnya, dia juga ingin merasakan sekolah yang normal. Tapi sekarang juga lebih baik.
“Ayo kita berkeliling. Aku akan menunjukkan banyak tempat di sekitar Shanghai.”
Lucas mengangguk semangat. Dia masuk ke mobil bersama Qu Fengxiao.
Qu Fengxiao menunjukkan jalan menuju rumah dengan detail dan kendaraan umum apa yang bisa digunakan. Dia menunjukkan semuanya.
Kemudian membawa Lucas ke pusat perbelanjaan, lalu pergi ke taman, makan di luar, dan melihat pemandangan malam di perkotaan.
Qu Fengxiao biasanya memang bebas seperti ini. Asal banyak uang.
Mereka makan malam di sebuah restoran Jepang. Qu Fengxiao memesan cukup banyak sampai meja dipenuhi makanan. Lucas sampai termenung.
“Makan yang banyak biar cepat tinggi. Kamu masih dalam masa pertumbuhan.”
Lucas mengangguk pelan.
“Omong-omong, apa kau sudah mengingat jalan menuju rumah?”
“Jika melewatinya beberapa kali lagi aku akan ingat.” Lucas terpikirkan satu hal. “Apa Ibu akan pergi juga?”
Qu Fengxiao diam untuk sesaat. Ia terkekeh dan mengalihkannya dengan meletakkan udang ke atas nasi milik Lucas.
“Aku takut suatu hari menjadi sangat sibuk,” katanya. “Mungkin ... aku tidak bisa menemanimu dalam waktu yang lama. Kamu harus bisa melakukan semuanya sendiri.”
Lucas tampak muram. Dia tidak tahu alasannya, tapi dia tidak bertanya. Identitas Qu Fengxiao tidak biasa dan dia tidak menganggur, Lucas tahu hal itu. Jika suatu hari Qu Fengxiao tiba-tiba hilang, dia tidak akan terkejut.
“Jangan sedih. Setidaknya aku bersamamu sekarang. Meski aku tidak tahu caranya, aku akan berusaha mengambil peran ibu yang baik untukmu.”
Lucas tersenyum dan mengangguk. “Kau adalah orang pertama yang aku panggil ibu.”
“Oh, ya?”
Lucas mengangguk cepat. “Ibu kandungku meninggal saat melahirkanku. Itu sebabnya ayah dan kakak tidak menyukaiku.”
“Itu bukan salahmu. Pikiran mereka terlalu pendek jika menyalahkanmu atas sesuatu yang tidak kau ketahui. Kau bahkan tidak tahu kalau kau telah dilahirkan saat ibumu meninggal.”
“Apa ayah dan ibumu tinggal di sini juga?” tanyanya.
Qu Fengxiao tampak merenung. Dia tersenyum masam dan berkata, “Tidak. Aku pikir aku hampir mirip denganmu, ibuku juga meninggal saat aku bahkan belum bisa bicara. Ayahku ... tidak tahu.”
Lucas merasa mengajukan pertanyaan yang salah. Ia mengambil minuman berwarna hijau dan memberikannya pada Qu Fengxiao.
“Matcha ini enak. Ibu harus coba.”
Qu Fengxiao belum pernah meminumnya. Ia pun mencoba minum. Raut wajahnya berubah menjadi kerut.
“Seperti rumput.”
Ia meminumnya lagi untuk memastikan. Rautnya kembali normal.
“Tidak buruk.” Qu Fengxiao terus meminumnya.
Meski seperti rumput, rumput satu ini memiliki rasa unik dan enak.
Lucas merasa lega karena Qu Fengxiao berhasil dialihkan. Huo Yuzheng pernah berkata, Qu Fengxiao mudah teralih oleh hal-hal yang enak di mulutnya. Itu berhasil.
***
“Bocah, kau meninggalkanku di rumah dan mengantar anak itu sendirian, benar-benar mengabaikanku secara brutal!”
Qu Fengxiao merasa kepalanya seperti akan meledak saat Roh Guntur berteriak melalui transmisi spiritual. Saat ini dia masih di dalam mobil, menyetir dari arah sekolah Lucas.
“Lagi pula tidak lama. Aku memiliki sesuatu yang akan membuatmu terkejut nanti.”
“Huh, siapa yang akan percaya? Xiao Xiao, kau telah menunda selama dua bulan hanya untuk hidup santai seperti ini. Kau benar-benar sangat menganggur.”
“Aku tidak menganggur. Aku mendapatkan banyak uang.”
“Kau harus memulihkan kekuatanmu, oke! Sejak kapan kau peduli pada uang!”
“Sejak pindah alam.”
“Kau ....”
“Xiao Lei, kau semakin berisik. Aku sedang menyetir. Jika kau terus berteriak seperti itu, aku tidak akan bisa fokus. Bagaimana jika kecelakaan?”
“Seorang Qu Fengxiao bisa kecelakaan? Aku benar-benar akan meremehkanmu.”
Qu Fengxiao terkekeh. Roh Guntur ini menjadi seperti seorang kakek tua yang kolot jika jauh darinya. Tapi jika di hadapannya, bola bulu itu akan menjadi boneka kecil yang imut. Dua kepribadian yang berbeda.
“Kau dengar? Aku akan meremehkanmu!” Roh Guntur berteriak lagi.
Tiba-tiba Qu Fengxiao menginjak rem kuat-kuat dan mendadak hingga tubuhnya maju ke depan. Mata Qu Fengxiao menunjukkan kejutan luar biasa.
Di tengah situasi macat dan ramai ini, mobil-mobil yang melaju saling menabrak karena berhenti mendadak. Bahkan mobil di belakang Qu Fengxiao menabraknya hingga mobil Qu Fengxiao terguncang dan hampir menabrak mobil di depan.
Tabrakan beruntun itu menyebabkan keributan di tengah jalan sehingga hampir semua orang keluar dan marah-marah.
Qu Fengxiao di dalam mobil menghela napas. Dia tidak menabrak siapa pun, tapi mobil di belakang menabraknya. Dia tidak tahu kenapa jalan menjadi kacau seperti ini. Firasatnya mengatakan hal yang buruk akan segera terjadi.
Qu Fengxiao melepas sabuk dan akan keluar. Tapi tangannya tidak jadi membuka pintu mobil ketika melihat sebuah truk kehilangan kendali dan terus melaju kencang dari arah sampingnya. Semua orang berlari ketakutan dan ada yang tertabrak. Mobil-mobil yang saling menabrak itu tidak menghentikan truk yang terus melaju, menabrak semua yang menghalangi.
Qu Fengxiao menghela napas.
“Sial.”
Qu Fengxiao memegang setir kuat-kuat saat truk itu menabraknya. Mobil di sekitarnya ikut tergelincir. Tapi Qu Fengxiao langsung menekan gas dan melaju ke belakang truk begitu jalan sudah lebih luang. Saat mobilnya melewati truk itu, tatapan Qu Fengxiao bertemu dengan sepasang mata seseorang di dalam truk.
Mata merah ....
Itu adalah mata merah milik iblis!
“Sudah kuduga.” Ini memang ulah iblis.
Qu Fengxiao menginjak rem sampai mobilnya menderit dan bannya bergesek. Gesekan ban mengeluarkan percikan es dari Qu Fengxiao, merambat ke arah truk dan membekukan ban truk tersebut, memaksa truk untuk berhenti dan merekat di aspal.
Karena aksi mendadak itu, mobil Qu Fengxiao membentur mobil lainnya dan lepas kendali. Kacanya benar-benar pecah. Tapi Qu Fengxiao masih bisa mempertahankan posisi mobil agar tidak berguling seperti mobil lain akibat tabrakan.
Semua terjadi dalam sekejap mata.
“Xiao Xiao, apa terjadi sesuatu? Kenapa kau diam?” Roh Guntur terdengar cemas.
“Sedikit kecelakaan. Tapi aku baik-baik saja.” Qu Fengxiao akhirnya pulih dari rasa terkejut.
“Kecelakaan? Kau kecelakaan? Apa ada yang luka? Bagaimana bisa terjadi? Sudah kukatakan sejak awal untuk memulihkan kekuatanmu. Sekarang kau bahkan bisa mengalami kecelakaan. Ini konyol!”
Qu Fengxiao mengabaikan ocehan Roh Guntur dan melihat ke depan dengan serius. Truk itu sudah berhenti dengan ban yang beku menyatu dengan aspal. Sosok di dalamnya akhirnya keluar.
Namun, bukan bentuk manusia yang keluar.
Kabut hitam keluar dari sana dan membentuk sosok yang besar. Seperti naga dengan tubuh panjang. Matanya merah. Kakinya besar dan menginjak tiap mobil yang memenuhi jalan. Orang-orang di dalam mobil teriak ketakutan dan lari keluar. Ada yang terjebak di dalam.
Makhluk itu bergerak memberi ketakutan yang besar bagi para manusia. Orang-orang yang awalnya marah kini sangat ketakutan dan lari. Mereka meninggalkan mobil mereka. Lari terbirit-birit.
Pada saat yang sama, pasukan pertahanan negara mulai berdatangan dengan senjata seadanya serta helikopter di udara.
Qu Fengxiao masih di dalam mobil. Bukannya tidak bisa keluar. Tapi masalahnya, makhluk itu ada di depannya. Kulit tebal itu tercetak di kaca mobil depannya dan memberi retakan sebelum akhirnya sepasang mata merah terlihat.
Dia melihat Qu Fengxiao.
Tapi raut Qu Fengxiao sama sekali tidak menunjukkan rasa takut. Melainkan perasaan dingin yang dalam.
Tidak hanya ada makhluk besar itu. Di belakangnya juga ada makhluk lain seperti kelabang yang membuat kekacauan dan memakan manusia. Di atasnya, makhluk lain menginjak atap mobilnya sampai jejak kakinya tercetak.
Tidak hanya ada satu makhluk di sini.
Polisi segera mengamankan tempat dan membuat palang pembatas. Mereka berpencar untuk mengevakuasi warga dan melumpuhkan makhluk itu. Namun, tembakan bius tidak mempan. Mereka juga tidak bisa membunuh makhluk itu.
Tembakan demi tembakan dilancarkan. Bom dilempar dan membuat beberapa mobil meledak.
Qu Fengxiao dekat dengan ledakan itu. Dia segera keluar dari mobil sebelum akhirnya mobilnya ikut meledak. Dia berguling di tanah. Tapi beberapa makhluk sepertinya mengincarnya.
“Hah, kalian mengenaliku rupanya.”
Di saat semua polisi sedang sibuk pada makhluk-makhluk itu, sebuah cahaya biru cerah melesat tanpa diketahui mereka dan membawa salah satu makhluk paling besar ke langit.
Orang hanya dapat melihat salah satu yang terkuat meluncur ke langit bersama cahaya biru yang samar. Namun pada kenyataannya, sosok naga putih terbang di udara menyeret makhluk besar itu menggunakan kakinya. Makhluk itu dilempar di antara awan-awan.
Naga itu mengeluarkan sihir biru dari mulutnya yang mengenai makhluk itu. Makhluk itu tidak bisa menghindar. Sebagian tubuhnya yang terkena sihir biru membeku seketika. Sayapnya tumbuh di punggung dan digerakkan. Dia meluncur menyerang naga itu dengan lebih ganas.
Kedua makhluk itu bertarung di udara seperti monster tempur yang melakukan pertarungan hidup dan mati. Namun, hanya naga yang diunggulkan. Makhluk aneh itu terluka dan sebagian tubuhnya beku. Sayapnya bahkan patah, yang membuatnya diseret oleh naga itu lagi dan dihancurkan dalam serangan es yang dahsyat.
Makhluk itu mati dalam hitungan menit. Naga putih itu menyusut menjadi sosok wanita cantik yang berdiri di udara dengan perasaan dingin yang kuat.
“Jika aku ada di puncak, maka hanya perlu satu kejapan mata saja untuk membunuhmu.” Qu Fengxiao menepuk tangannya seperti membersihkan diri dari debu.
“Sekarang, bagaimana aku akan menangani sisanya?” Dia memandang keributan di bawah. Tidak ada satupun manusia yang melihat keberadaannya.
Dia tidak boleh menggunakan kekuatannya di hadapan manusia biasa. Alasan dia tetap di mobil adalah agar dia tidak terlihat oleh manusia. Mengambil pelajaran dari kejadian di Manchester, dia tidak boleh sampai tertangkap kamera lagi.
“Yang terkuat sudah mati. Seharusnya yang lainnya akan mengejarku untuk balas dendam,” gumamnya sambil tersenyum. Baginya, itu justru menyenangkan.
Dia harus mengalihkan semua monster itu ke tempat lain agar tidak terjadi korban jiwa lagi. Sudah cukup banyak yang mati di pihak manusia.
Qu Fengxiao menghubungi Roh Guntur. “Xiao Lei, nanti siang jemput Lucas di sekolahnya. Ada hal yang harus kulakukan terlebih dahulu. Jangan menungguku.”
“Hei, kau pikir aku ojek!” Roh Guntur menolak. Tapi dia tidak bisa melanjutkan ocehannya lagi karena hubungan transmisi terputus.
Roh Guntur tidak tahu situasinya karena yang terjadi kekacauan hanya di jalan ini. Tempat lain masih aman dan makhluk itu terlalu malas menonton berita siaran langsung.
Qu Fengxiao tidak menyalahkan karena Roh Guntur sendiri adalah makhluk dari zaman kuno yang tidak ketergantungan teknologi. Dia juga tidak bisa menyentuh teknologi karena sifat listrik dalam tubuhnya.
“Aku juga yang harus menyelesaikan ini.” Qu Fengxiao menghela nafas.
Dia mengangkat tangannya. Hawa dingin ekstrem muncul dan menyebar di udara. Dia menutup mata, membawa hawa dingin itu ke tiap makhluk yang menyerang kota untuk menarik perhatian mereka.
“Temanmu sudah mati, apa kalian ingin ikut?”
Kata-kata provokasi itu ditransmisikan. Polisi dan pembawa berita di bawah sana hanya dapat merasakan hawa dingin ekstrem, tapi tidak mendengar suaranya. Tiba-tiba saja makhluk itu seolah tidak tertarik pada mereka dan pergi ke langit.
Mereka semua bisa terbang. Sayap mereka tumbuh dari daging dan terbang ke langit, meninggalkan para manusia yang kebingungan.
Setelah menyebabkan kekacauan, mereka pergi begitu saja seperti dikendalikan sesuatu. Semua orang bertanya-tanya, tapi tidak mendapat jawaban.
Qu Fengxiao terus terbang di atas awan mencari tempat untuk ‘membuang’ para makhluk ini. Dia sudah pergi cukup jauh dan dalam pengejaran beberapa jam. Tapi belum menemukan tempat yang cocok.
“Aku buang ke laut saja?”
Qu Fengxiao akhirnya pergi ke tengah laut dan mengeluarkan busurnya. Anak panah diarahkan ke langit, lalu dilepaskan. Ribuan anak panah muncul dari langit seolah membelah diri dan menyerbu makhluk-makhluk yang mengejarnya selama beberapa jam ini.
Panah itu menembus tubuh mereka dan membuat mereka beku. Mereka hancur berkeping-keping setelah beku dan jatuh ke laut. Itu semua terjadi dalam waktu singkat, sedangkan Qu Fengxiao hanya memandang di atas awan.
“Sayang sekali.”
Dia menghela napas. Jika bisa membuat makhluk-makhluk itu bekerja untuknya, maka akan lebih baik. Sayangnya, makhluk-makhluk itu tidak bisa dikendalikan. Membicarakan logika saja sudah mustahil. Mereka pada dasarnya hanya makhluk gila haus darah.
Sekarang sudah saatnya untuk pulang.
Qu Fengxiao pergi ke arah yang ia ingat. Dia pergi cukup jauh dari kota hanya untuk mencari tempat yang sepi. Laut yang sepi juga harus susah payah dicari.
Tapi saking jauhnya ia pergi, Qu Fengxiao jadi tidak mengenal arah. Ponselnya juga mati.
“....”
Kemana dia harus pergi?
Qu Fengxiao mendarat dan mencoba mencari jalan pulang. Dia melihat beberapa orang berkumpul di sebuah pondok. Ia berpikir untuk menanyakan arah.
Dia sendiri tidak tahu di mana dia berada apalagi arah pulang.
“Permisi. Aku ingin bertanya, apa nama daerah ini dan bagaimana aku bisa pergi ke Shanghai?” Qu Fengxiao bertanya dengan sopan.
Orang-orang itu melihatnya bersamaan.
Salah satunya berkata dengan ramah, “Shanghai? Itu tidak terlalu jauh. Nona bisa pergi ke arah sana, lalu menunggu bis menuju Shanghai.” Dia menunjuk ke arah jalan setapak.
“Oh, terima kasih.” Qu Fengxiao sangat bersyukur dan berjalan ke arah jalan yang dituju.
Tapi suara salah satu dari mereka menghentikan langkahnya.
“Aku melihat Nona mendarat dari langit. Alih-alih terbang, kenapa memilih jalan darat?”
Raut Qu Fengxiao menjadi serius. Dia berbalik ke arah mereka, lalu tersenyum. “Kau pasti bercanda. Tidak ada manusia yang bisa terbang.”
Pria paruh baya itu berjalan mendekati Qu Fengxiao. “Maaf jika menyinggung perasaan Nona. Tapi aku tidak mungkin salah lihat. Nona jangan khawatir, hal seperti ini bukan sesuatu yang tidak normal bagi kami.”
Qu Fengxiao melihat orang-orang di belakangnya. Jumlahnya tidak terlalu banyak dan terlihat ramah. Tapi semakin lama diperhatikan, keramahan itu semakin terlihat aneh. Senyuman mereka aneh. Tatapan mereka juga aneh. Mereka melihat Qu Fengxiao tanpa berkedip.
Qu Fengxiao sangat yakin kalau mereka manusia. Manusia-manusia ini juga tidak memiliki kekuatan spiritual, seperti manusia biasa. Tidak ada yang spesial.
Tapi kenapa Qu Fengxiao merasa ini semua aneh?
“Bisnya sudah pergi lima menit yang lalu. Di tempat ini, sangat jarang bis yang lewat menuju Shanghai. Takutnya akan memakan banyak waktu hanya untuk menunggu bis datang.”
“Tak apa. Aku akan menunggu.” Qu Fengxiao tidak ingin berurusan dengan mereka dan berbalik pergi.
Tapi lengannya ditahan. Qu Fengxiao melihat pria itu dengan terkejut dan melihat lengannya dipegang. Sejauh ini, jarang yang bisa menyentuhnya dengan leluasa selain Huo Yuzheng karena suhu tubuhnya.
Raut pria itu tampak berubah seperti melihat sesuatu yang berharga. “Apa ini Tubuh Yin?”
To be continue