"Maukah kau menikahi ku, untuk menutupi aib keluarga ku?" tanya Jisya pada seorang satpam yang diam menatapnya datar.
Kisah seorang gadis yang lebih rela di nikahi oleh seorang satpam muda demi tidak menikah dengan seorang pengusaha angkuh dan playboy.
Sanggupkah satpam datar itu bertahan di tengah-tengah keluarga istrinya yang sering menghinanya? atau dia memilih pergi saja? dan siapa kah sebenarnya satpam muda itu?
Mari ikuti kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Salsabilah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Permintaan Seorang Gadis Pada Satpam Tampan
Sudah hampir satu jam Jisya menunggu calon suaminya untuk melangsungkan ijab kabul, tapi pria itu belum juga datang.
Jisya sudah terlihat resah karena berpikir kemana perginya pria itu.
Sesekali terlihat Jisya melihat ke arah pintu utama. Akan tetapi hasilnya tetap nihil, karena sang kekasih belum juga ada tanda-tanda untuk datang.
"Jisya, mana calon suami mu itu? Kok dia belum datang juga?" Tanya Mama Sua.
"Mungkin sebentar lagi, Ma." Jawab Jisya menunduk.
"Sebentarnya itu sampai kapan coba? Sampai karatan? Yang benar saja! Ini sudah hampir lebih satu jam loh kita menunggunya!" Ketus Arini kakak nomor 1 Jisya.
Tap tap tap
Terdengar langkah seseorang berlari masuk ke dalam.
Terlihat Arya adik bungsu Jisya yang sedang mengatur nafas.
"Ada apa dengan mu, Arya?" Tanya Mama Sua.
Arya melihat ke arah kakaknya. "Kak Jisya, kata keluarga kak Malvin. Kak Malvin-nya pergi keluar negeri pukul 9 malam tadi, kak!" Ucap Arya membuat semua orang-orang di buat syok.
"Bagaimana bisa? Apa yang ada di otak pria itu. Jadi ini siapa yang mau menikahi Jisya coba!" Pekik Mama Sua memegang kepalanya yang terasa pusing sehingga membuatnya hampir saja pingsan.
"Bikin malu keluarga saja! Bagaimana ini Jisya!" Timpal Arini melihat Jisya seolah semua orang mulai menyalahkan gadis itu yang sedang duduk masih membeku mendengar calon suaminya malah kabur ke luar negeri saat detik-detik pernikahan mereka akan di langsungkan.
Bulir bening mulai berjatuhan dari kedua mata wanita cantik itu.
"Jisya! Bagaimana ini? Kalau sampai kau tidak jadi menikah hari ini, samua keluarga kita akan di permalukan, Jisya!" Ucap Papa Damar mulai marah karena ulah Daniel.
"J-Jisya juga tidak tahu, Pa..." Lirihnya terisak.
Saat semua orang sedang pusing memikirkan malu yang akan mereka tanggung jika sampai Jisya tidak jadi menikah. Tiba-tiba seorang pengusaha menawar kan diri untuk menikahi Jisya.
"Bagaimana kalau saya saja yang menggantikan posisi calon suami Jisya, Paman?" Kata pria itu tersenyum penuh arti. Pria itu juga salah satu tamu undangan.
Gampang bukan? Senang-senang dapat seorang wanita cantik tanpa modal pulak. Siapa yang tidak mau coba. Batin Ryan.
"Kalau begitu, mari kita langsung kan saja acara nikahnya yang sudah tertunda," kata Papa Damar dengan senang hati langsung menerima pria itu karena tahu jika pria yang menawarkan diri itu adalah seorang laki-laki yang kaya.
Jisya menggeleng keras, "T-tidak... Jisya tidak mau menikah dengannya, Pa. Jisya tidak mengenalinya..." Kata Jisya menolak langsung.
Kurang ajar wanita ini, cih!. batin Ryan geram karena wanita itu menolaknya mentah-mentah.
Sebenarnya Jisya tahu siapa pria itu. Karena sudah beberapa kali Jisya tidak sengaja bertemu dengan laki-laki itu yang sering di dampingi oleh wanita-wanita muda dan seksi. Tentu saja dia tidak ingin menikah dengan pria seperti itu.
"Jangan bercanda kamu, Jisya! Bukannya bersyukur ada yang mau tawarin untuk di nikahi. Tapi malah di tolak, lagi!" Arini sangat marah dan berpikir adiknya itu sangat bodoh.
Tetap menggeleng keras meski dia mendapat tatapan tajam dari keluarganya yang hadir.
"J-Jisya tetap tidak mau, Pa..." Kata wanita itu sembari berdiri dan menggeleng keras.
"Jisya!" Bentak Papa Damar.
"Biarkan saja dia Pa! Suruh saja dia mencari siapa yang mau menikahinya! Yang terpenting hari ini, dia harus menikah!" Ucap Mama Sua tiba-tiba berubah padahal sebelumnya dia sangat menyayangi putri nomor 3 nya itu.
"Benar kata, Mama. Dia itu terlalu keras kepala! Sekarang juga kamu cari sendiri, yang mana saja laki-laki yang mau menikahi mu, terserah! Kami tidak peduli!" Arini benar-benar tak bisa mengontrol diri melihat adiknya.
Jisya menunduk dan berjalan keluar dari rumah itu menghampiri seorang satpam yang menjaga di kompleks elite yang di tempati oleh keluarga Damar.
"Apa yang sedang di lakukan oleh wanita itu?" Bisik-bisik terdengar dari beberapa tamu undangan.
Jisya semakin dekat menghampiri seorang satpam muda.
"Maukah kau menikahi ku, untuk menutup aib keluarga ku?" Kata Jisya dengan pandangan memohon pada seorang satpam yang tampak datar dengan kaca mata putih selalu pria itu pakai beserta sebuah tapi berwarna hitam di kepalanya penampilan sehari-hari pria itu.
Pria itu tak langsung menjawab dan hanya memilih diam.
"Tolong aku... Aku tidak mau menikah dengan laki-laki yang berada di dalam sana itu.." Jisya benar-benar memohon pada satpam tersebut.
Wajah datar pria itu perlahan mengangguk menyetujui permintaan Jisya karena kasihan melihat tatapan matanya.
"Terima kasih." Kata Jisya membawa pria itu ke hadapan semua orang.
"Aku akan menikah dengannya." Kata Jisya membuat semua orang syok yang membuat Mama Sua hampir terjatuh saat melihat pilihan putrinya hanyalah seorang satpam yang jauh lebih berlipat-lipat kali ganda pria yang pertama ingin menikahinya.