Medieval World : Ali & Alaina

Medieval World : Ali & Alaina

Pertemuan takdir

"Jika kau ingin merubah takdir, yang cukup kamu lakukan adalah jangan terus menerus mengikuti air."

Aku terbangun dalam atap dan dinding yang sedikit rapuh dan ringkih, aku tidak tahu mengapa aku bisa berada disini. Dengan sedikit cemas aku memeriksa seluruh tempat di sekitarku, tetapi aku tidak menemukan hal aneh selain tempat asing yang sedikit berantakan. Namun beberapa saat kemudian ada sebelah tangan yang meraba punggung ku dengan gelisah. Aku kaget dan juga terkesima. 'siapakah gadis cantik yang berada tepat di hadapanku ini?'

"Kamu sudah sadar?," Tanya gadis itu dengan lembut.

Aku yang masih terkesima dengan kecantikannya menjawab dengan terbata-bata "I-iya".

"Syukurlah!"

ucapnya sambil meraba-raba dinding dan membalikan badannya dan mulai duduk pada kursi yang tersedia di ruang yang mungkin juga bisa disebut sebagai ruang tamu.

"Hei, Apa yang membuatmu tertidur di depan rumahku?" Tanya nya.

Aku bingung ingin memberi jawaban seperti apa, karena aku benar benar tidak mengingat apapun, bahkan sekarang jika di pikir-pikir aku sama sekali tidak mengetahui siapa diriku dan mengapa aku bisa berakhir di tempat gadis ini.

"Tidak apa jika kamu tidak ingin menceritakannya, dan maaf jika aku hanya bisa membalut lukamu dengan sehelai kain, karena..hmmm...kamu bisa lihat sendiri aku tidak bisa melihat, aku hanya mendengar mu meraung seperti kesakitan pada dada mu saat kamu sedang tidur, jadi aku berinisiatif untuk membersihkan dan mengobatinya meski hanya dengan itu."

Aku baru tersadar bahwa memang dadaku telah terbalut oleh kain, saat gadis itu membicarakannya.

"Terimakasih banyak, begini sudah cukup membantuku, maaf bila merepotkan mu." Ucapku.

"Tidak apa-apa". Jawabnya, ia pun lalu berdiri dan berjalan ke Arah dapur.

Aku termenung sejenak sambil mengingat-ingat dengan keras tentang apa yang sebenarnya nya terjadi pada diriku, namun semakin aku mengingat-ingat hanya membuat kepalaku sakit. Dari pada aku membuang-buang waktu untuk memikirkan hal yang sulit, aku beranjak merapikan barang-barang yang berceceran di sekelilingku.

Saat hampir selesai membereskan ruangan terdengar suara seperti barang yang berjatuhan dari arah dalam, akupun langsung bergegas melihat apa yang sebenarnya terjadi dan ternyata aku lihat gadis itu tersungkur di lantai dengan sayuran yang berantakan.

"Apa kamu baik-baik saja?" Ucapku sambil memegang tangan dan pundaknya.

"t-tidak! Aku tidak apa-apa!". Jawabnya tegas sambil menyela tanganku.

"Maaf aku menyentuhmu tiba-tiba, aku ti-tidak bermaksud untuk.. Aku hanya ingin membantumu". Ucapku.

Aku benar benar takut perbuatanku yang tiba tiba membuatnya marah.

"M-maaf, aku hanya terkejut, karena sebelumnya tidak ada yang menyentuh-ku, aku lupa bahwa sekarang ada orang lain dirumah ini". Ucapnya.

Sepertinya kita berdua sama-sama salah faham dengan apa yang terjadi dan membuat keadaan menjadi sedikit canggung.

"Kamu sedang ingin membuat apa?".

Ucapku sambil membereskan sayuran yang berceceran.

"Aku ingin memasak" Ucapnya.

"Biar aku bantu". Jawabku.

"Tidak usah itu akan merepotkan mu, biar aku sendiri saja." Ujarnya.

"Tidak apa-apa, sebagai ucapan terimakasih telah menyelamatkanku." Jawabku.

Kita berdua memasak bersamaan dan akupun terkejut dengan caranya memasak, sayur-sayur yang ia masak tak di potong-potong terlebih dahulu, ia masukan berbagai macam sayur itu langsung kedalam panci.

Aku menanyakan hal itu, "Mengapa tidak di memotong sayurannya terlebih dahulu?"

dia menjawab, "memotong sayuran itu sulit, jariku selalu ikut terkena irisan pisau."

sebenarnya itu jawaban yang seharusnya sudah aku ketahui, bodohnya diriku malah bertanya seperti itu.

"Maaf, aku benar-benar lupa." Ucapku dengan penuh rasa bersalah.

"Tidak, tidak perlu meminta maaf." Jawabnya dengan lembut.

"Baiklah, tapi sekarang sudah ada aku disini, biarkan aku yang mengiris sayur-sayuran itu." Ucapku.

Lalu kita berdua bersama-sama memasak sayuran yang entah apa nama masakan yang sedang kami masak ini.

Sejujurnya aku tidak mengerti mengapa ini semua bisa terjadi, ada banyak hal yang tidak aku mengerti seharian ini, aku sama sekali tidak mengerti bagaimana cara takdir bekerja.

Entah mengapa selama memasak bersamanya, aku selalu terkesima dengan kecantikannya dan tanpa sadar aku terus memandangi wajahnya. Timbul pertanyaan kecil di hati, 'apakah dia benar-benar buta?,' Mengapa gadis berparas bak malaikat seperti ini diberi kekurangan yang cukup berat untuk di terima.

Lalu Akupun melambai-lambaikan tangan-ku di depan wajahnya, benar saja dia tidak berkedip sama sekali, dia benar-benar buta.

Begitulah tuhan yang maha adil menegaskan, bahwasanya tidak ada yang sempurna di dunia ini kecuali diri-nya.

secantik bidadari pun memiliki kekurangan. Hakikat manusia memang untuk saling melengkapi.

"Terimakasih atas makanannya, oh ya sepertinya kita belum bertukar nama, namaku alaina, kalo kamu?" Ujarnya.

Pertanyaan yang sangat sederhana namun sulit untuk ku jawab, membuatku termenung cukup lama dan coba untuk mengingat-ingat kembali siapa nama diriku, namun sia-sia Aki tak berhasil mengingat namaku sendiri.

"H- hey!, apa kamu baik baik saja?,"Celetuknya sontak menyadarkan segera dalam lamunan.

" I-iya aku tidak apa-apa, tapi ada yang ingin aku katakan, sebenarnya aku tidak tahu siapa diriku sebenarnya, bahkan alasan mengapa aku bisa berakhir di depan rumah mu seperti yang kau tanyakan sebelumnya , jujur aku benar-benar tidak tahu apa yang telah terjadi dan sama sekali tidak ingat apapun".

Mendengar pernyataan dari ku gadis tersebut terdiam dan termenung seolah-olah sedang mengingat sesuatu, tapi aku tidak tahu itu hanya firasatku saja. Atau mungkin dia hanya sedang berfikir dan berprasangka bahwa aku sedang berbohong.

"Apa benar begitu? Aku turut prihatin ..." Jawabnya dengan penuh perhatian.

"Iya benar begitu, apa kamu percaya?," Tanyak ku.

"Iya aku percaya." Jawabnya.

"Kok kamu bisa percaya semudah itu, apa kamu tidak takut padaku? Bagaimana kalo aku sebenarnya orang jahat yang sedang menyamar untuk menyakitimu!" Tanyaku dengan tegas.

"Kalo kamu memang orang jahat, mungkin saat aku terjatuh kamu tidak akan membantuku, dan kita tidak akan makan bersama saat ini, aku percaya ceritamu dan percaya jika kamu orang baik." Ucapnya sambil tersenyum ramah.

Entah apa yang membuatnya mudah percaya pada orang asing seperti aku ini, tapi mendengar dia berkata seperti itu membuat aku begitu senang, dan rasa hangat di dalam dada

"Baiklah, kalo begitu, bagaimana jika aku memberikan sebuah nama untuk mu?, itu ide yang bagus bukan?, lagi pula aku memiliki cita - cita untuk menamai seseorang suatu hari nanti, karena ada kamu sekarang yang tak memiliki nama, mari capai cita-citaku sekarang!" Ucapnya dengan penuh semangat.

Terdengar sangat lucu di kuping ku saat dia berkata seperti itu , dan suasana yang hangat ini seperti mengingatkanku akan sesuatu yang dahulu pernah terjadi tapi entah itu apa aku sama sekali tidak mengingatnya.

"Hey bagaimana?! Kok kamu diam saja, apa kamu tidak ingin aku memberikanmu nama?" Celetuknya sontak menyadarkan ku dari lamunan.

"H-hem, baiklah berikanlah aku nama yang bagus!" Jawabku.

"Nah.. Oke sebentar aku pikirkan dulu, "Ucapnya.

Lalu ia beranjak dari tempat duduk sambil memikirkan namaku. "Nah! Gelas!, namamu sekarang gelas!" Celetuk nya, Saat tangannya menyentuh gelas di meja.

"Tidak-tidak! Masa gelas, yang bagusan dikit dong alaina." Jawabku.

"Haha iya-iya aku cuman bercanda," Lalu ia kembali memikirkan nama yang bagus untuk-ku.

"Ah, sendok!"

"Piring!"

"Hmmm, centong!"

"Garpu!".

"Sebutin aja semua! Coba kiri dikit tuh ada termos! Awas kesenggol panas!" Ucapku, yang sedikit merasa kesal karena ia hanya main-main dan hanya menyebutkan semua yang disentuh oleh tangannya. Tapi entah kenapa perasaan ku senang, karena ini membuat suasana antara aku dan dia manjadi akrab.

"Sekarang serius, mmmm..... Ali! Ya Ali-ali-ali-ali! Namamu sekarang adalah Ali, bagus bukan?" Ucapnya dengan penuh semangat.

"Ali ya? Hmmm.. Bagus kok, Ali."Jawabku.

"Tapi seperti masih ada yang kurang, coba kita kasih tambahan dibelakangnya seperti, Ali hmmmmm Ali apa ya???... Ah iyaa, Ali sendal jepit, sangat cocok untukmu! Hahaha..." Celotehnya.

"Tidak! Ali saja sudah cukup!" Jawabku.

Sebenarnya aku cukup terkejut dengan sikap alaina yang ternyata cukup periang dan penuh tawa, ini sangat merubah kesan ku kepadanya saat pertama kali berbicara dengannya, ku kira dia adalah gadis yang lugu dan pendiam tapi ternyata aku salah. Ternyata dia adalah gadis yang amat periang.

Dan begitulah awal aku bertemu dengan alaina,gadis penyelamat hidupku, pertemuan diantara kami tidak memiliki rasa canggung yang begitu lama, semua mengalir begitu cepat seperti kami sudah saling mengenal satu sama lain begitu lama. Mungkin kehilangan ingatanku adalah bagian dari takdir pertemuan ku dengan dirinya.

Setelah selesai makan, aku mengusulkan untuk membagi tugas saat ini, aku meminta Alaina untuk beristirahat dan membiarkan aku yang membereskan meja dan mencuci piringnya, karena aku melihat Alaina tampak kelelahan jadi aku tak ingin ia melakukan hal-hal yang bisa aku lakukan.

Setelah selesai membereskan pekerjaanku, aku berjalan ke halaman rumah untuk melihat keadaan sekitar, tampak terlihat sekelilingku adalah kebun dan hutan juga gunung dan gunung yang terlihat sangat indah dan menakjubkan, tapi sepertinya tempat ini sangat jauh dari pemukiman, karena aku tidak melihat ada rumah atau semacamnya di kejauhan sana, tetapi tempat ini cukup menenangkan untuk di tinggali.

"Cih, Pria bodoh sudah sadar!". Terdengar celotehan seseorang, namun aku tidak melihat ada orang lain di sekitarku, dan suaranya tidak seperti alaina. Aku hanya melihat seekor burung gagak berbulu hitam pekat yang baru hinggap di pagar rumah Alaina, ia seperti sedang menatap kearah ku.

"Apa yang sedang kau lakukan, bodoh!" Celoteh burung itu.

Mendengar itu, aku sedikit terkejut melihat gagak bisa berbicara, aku langsung mengecek suhu badanku, dan sepertinya kondisiku masih buruk, mungkin itu yang membuatku berkhayal, menganggap burung itu berbicara kepadaku, aku pun bergegas masuk kembali ke dalam rumah Alaina untuk beristirahat, namun sesaat aku melewati burung itu, burung itu kembali berbicara, "jangan acuh kan aku, bodoh!" Aku langsung syok mematung, ternyata burung itu benar-benar bicara kepadaku, aku pun langsung bergegas masuk kedalam rumah dan menutup pintu dengan cepat, aku takut itu adalah iblis yang sedang menyamar.

"Apa yang sedang kau lakukan, menutup pintu dengan keras seperti itu?" Tanya alaina.

"Aku melihat burung yang bisa bicara, aku takut itu adalah iblis yang menyamar!" Jawabku.

"Ahahaha... Bukan, itu bukanlah iblis, dia itu hewan familiar mendiang ibuku, Ali". Ucap Alaina sambil tertawa.

"Aku tidak tahu ada hewan seperti itu alaina,"Jawabku.

Aku tidak tahu bahwa ada semacam itu di dunia ini, mungkin karena aku hilang ingatan aku jadi melupakan sesuatu yang ada di dunia ini.

"Sekarang buka pintunya, biar aku perkenalkan." Ucap Alaina.

Akupun langsung membuka kembali pintunya, lalu burung itu langsung ber-celoteh dan mengolok-olok ku, "menganggap ku sebagai iblis, kau memang benar, benar pria bodoh, paling bodoh di dunia ini!".

" Maaf, aku tidak tahu! ..."

"Sudah-sudah jangan di teruskan, perkenalkan Ali namanya adalah reno, reno nama dia sekarang adalah Ali, aku yang memberikannya nama." Ujar Alaina.

"Cih tidak penting bagiku!" Celoteh burung itu lalu pergi meninggalkan kami berdua.

"Walaupun ia bersikap seperti itu, tapi sebenarnya dia se orang yang baik hati, jadi tak usah di ambil hati perkataannya, kalian hanya belum saling mengenal dengan baik saja." Ujar alaina.

Aku sebenarnya tidak mengerti tentang hal-hal baru yang aku mengerti dan masa lalu yang tidak aku ketahui, ini sangat membingungkan ku. Aku kehabisan energi untuk mencerna hal-hal yang belum aku mengerti, lebih baik saat ini aku kembali beristirahat tak perlu memikirkan hal-hal yang membuat kepalaku sakit.

Lebih baik ku tutup lebih cepat lembaran baru dan hari pertamaku terlahir kembali di dunia ini, melupakan semua tentang diri sendiri dan terbangun di tempat yang tidak di ketahui, bertemu dengan seorang gadis cantik dan burung gagak hitam pekat yang bisa bicara, sungguh satu hari yang sulit untuk di cerna oleh kepalaku, tapi ku berharap pada hari ini, akan menjadi sebuah pertanda baik untuk hari esok dan seterusnya.

Terpopuler

Comments

Jihan Hwang

Jihan Hwang

aku mampir thor, mau nyoba baca yang genre ini..semoga suka
mampir di novelku juga ya thor jika berkenan/Smile//Pray/

2024-11-15

0

『🇹 🇦 🇹 🇦メ🇨🇳☂√

『🇹 🇦 🇹 🇦メ🇨🇳☂√

beriku salam ke padanya harus hati hati karena aku tidak bersamanya

2024-11-13

2

Cevineine

Cevineine

semangat thor

2024-11-14

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!