Pernikahan yang sejatinya diinginkan seumur hidup sekali akhirnya kandas juga oleh sebuah pengkhianatan.
Di hari ia ingin memberikan sebuah kejutan anniversary yang ke 2 dan memberikan kabar tentang kehamilannya, Sita melihat sang suami Dani tengah mengerang nikmat di atas seorang perempuan yang tidak lain adalah sekretarisnya.
Hancur hatinya, namun ia memilih tegar. Meminta perceraian walau tidak mudah.
Hidup sebagai single mom membuat Arsita Ayuningrum tidak lagi percaya cinta dan fokus ke putra semata wayang nya Kai.
6 tahun berlalu, dan di saat tak terduga ia bertemu kembali dengan Dani Atmaja, sang mantan suami. Dani meminta Sita kembali, akankah Sita mau menerima mantan suami yang telah menghianatinya kembali? Akankah Kai Bhumi Abinawa mau menerima daddy nya?
Disaat bersamaan ada seorang pria single yang begitu tulus tengah berusaha mengambil hati Sita dan Kai. Pria itu bernama Raden Rama Hadyan Joyodiningrat.
Akankah Sita kembali kepada Dani, atau malah menerima Rama?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
20. Hanya Kamuflase
Di sebuah rumah tepatnya di sebuah kolam renang tampak seorang wanita mengenakan bikini tengah berenang ke sana kemari dengan lincah. Ia lalu menyudahi aktivitas renangnya dan keluar dari kolam lalu merebahkan tubuhnya di kursi samping kolam renang tersebut. Memakai kacamatanya lalu meminum jusnya sambil tersenyum.
"Hari yang indah. Persetan dengan Dani Atmaja. Aku tidak peduli dengannya lagi. Dasar laki-laki tidak berguna. Dengan tubuhku dan kecantikan ku aku bisa mendapatkan yang lebih dari pria itu. Haish… sebenarnya sudah dari dulu aku bercerai darinya." Wanita yang tidak lain Mauren itu bermonolog. Ternyata tindakannya yang menangis-nangis kemarin itu hanyalah kamuflase belaka. Sudah sejak lama ia ingin bercerai dengan Dani karena dia sudah bosan dan merasa tidak puas setiap kali melakukan olahraga ranjang.
"Anak… mimpi saja kau. Males banget aku punya anak. Nanti aku nggak bisa senang-senang lagi." Sebenarnya selama ini Mauren menolak mempunyai anak dari Dani bukan karena masih belum siap tapi karena ia takut menghalangi kesenangannya.
Mauren meraih ponsel di atas meja lalu menghubungi seseorang.
"Hay honey, apakah bisa bertemu. Aku kangen nih. Kalau tidak kamu yang ke rumah ya. Please, aku membutuhkanmu." Mauren berucap sensual.
"Maaf Ren aku tidak bisa. Papaku selalu mengawasi ku. Aku khawatir akan dihukum papaku. Jadi maaf aku tidak bisa lagi bertemu denganmu. Kau cari pria lain saja, aku tahu selama ini pria mu tidak hanya aku. Bye Ren." Pria di seberang sana menolak permintaan bertemu dengan Mauren. Bisa mampus aku kalau ketahuan Dante. Yang ada pedangku bisa dipotong habis nanti, ucap pria tersebut.
"Nathan brengsek. Dasar laki-laki tidak bisa diharapkan. Haish… terserahlah masih masih ada yang lain juga."Mauren menutup telponnya dengan kesal.
Susi yang mendengar pembicaraan nyonya nya itu mendengus. Sebenarnya Susi tahu betul sepak terjang Mauren. Beberapa kali ia melihat ada pria yang datang ke rumah dan ia pun sering memergoki sang nyonya tengah asik berjumpa dengan para pria itu. Bukan hanya satu tapi beberapa. Susi sebenarnya sudah lama ingin mengadu kepada Dani tapi ia tidak mau ikut campur dengan urusan rumah tangga majikannya itu. Tapi lama kelamaan ia jengah juga terbesit keinginannya untuk berhenti bekerja, tapi Susi masih punya tanggungjawab menghidupi ibu dan adiknya di kampung.
"Haaah… aku harus bisa tahan. Anggap saja tidak pernah lihat. Kalau tidak anggap saja kucing kawin." Monolog Susi.
Mauren sudah bosan berenang dan berjemur. Ia pun masuk kedalam rumah dan menyalakan televisi. Kemarahannya meledak melihat semua berita tengah mengabarkan dirinya.
"Brengsek… dasar sialan. Berita sampah. Benar-benar tidak berguna sebagai laki-laki. Apa Dani diam saja diberitakan seperti ini." Mauren langsung mengambil ponselnya dan menghubungi Dani.
"Heeh Dan. Apakah kau sangat senang sehingga kamu membiarkan berita itu menjadi viral."
"Sudahlah Ren, nanti juga mereda sendiri. Kenapa emang. Bukannya semua itu memang kelakuanmu. Kamu malu?"
"Heh dasar pria tidak berguna. Siapa yang malu. Aku bahkan masih punya nyali untuk menghadapi wartawan."
"Hahhaha ternyata seperti ini toh wajah aslimu. Ternyata tangisanmu hanya kamuflase semata. Ya ya ya nikmatilah apa yang bisa kau nikmati sekarang."
"Dasar laki-laki brengsek. Tidak berguna." Mauren lagi-lagi dibuat kesal. Dia akhirnya menghubungi seseorang dan memintanya datang.
30 menit kemudian orang yang ditelpon Mauren akhirnya datang juga.
"Hay honey, kenapa cemberut gitu hmmm." Pria itu duduk di sebelah Mauren dan merangkul pinggangnya.
"Semua orang menyebalkan Jack." Ucap Mauren manja.
"Aih… tapi aku tidak kan sayang." Pria yang bernama Jack itu mengelus punggung Mauren yang masih berbalut bikini.
"Tentu saja tidak sayang. Kau yang terbaik. Ahh.." Mauren mendesah saat tangan Jack meremas benda kenyalnya. Mauren tidak tinggal diam dia langsung meraup bibir Jack. Jack tersenyum puas.
"Jangan disini nanti art mu lihat." Jack berbisik, melepaskan pagutan nya dan membawa Mauren ke kamar untuk melanjutkan yang tertunda itu.
Susi lagi lagi harus menahan nafasnya melihat kejadian baru saja. "Ya Allaah, aku masih perawan ting-ting tapi mataku sudah tidak perawan. Haaaah… berapa kali aku lihat beginian." Susi menggerutu di dalam dapur.
🍀🍀🍀
Di dalam ruangannya Dani tengah berpikir keras. Memutar kembali ingatannya tentang video-video yang dia lihat, Mauren tidak hanya berhubungan dengan seorang pria tapi ada beberapa pria di video itu. Dani pun memanggil Anton untuk memastikan penglihatannya tidak salah.
"An.. Kamu masih ingat video yang diputar saat acara ulang tahun pernikahanku?"
"Ma-masih tuan. Ada apa ya." Wajah Anton bersemu merah. Dia yang masih perjaka ting-ting dan baru melihat video semacam itu jelas sangat malu jika harus mengingat ingat nya.
"Apakah yang di dalam video itu prianya tidak hanya satu?"
"Oh iya tuan. Walaupun saya tidak memperhatikan tapi pria yang bersama nyonya, eh maaf bersama mantan istri tuan itu lebih dari satu."
"Astagfirullah, An aku sepertinya harus memeriksakan kesehatanku. Aku takut tertular penyakit. Walaupun selama ini aku pakai pengaman tapi aku ngeri aja. Tak ku sangka Mauren semaniak itu."
"Ya Allaah .... tuan, iya benar. Seharusnya tuan periksa. Semoga tidak ada hal yang buruk."
Jujur seketika tubuh Dani merinding, ia sangat takut tertular penyakit itu. Meskipun selama berhubungan Dani selalu memakai pengaman karena Mauren belum menginginkan anak tapi Dani masih takut. Ia segera meminta Anton untuk mengantarnya ke dokter spesialis.
"An antar aku ke RS Mitra Harapan sekarang juga. Tidak ada jadwal apa-apa kan?"
"Siap tuan. Tidak ada tuan."
"Baiklah ayo jalan sekarang"
Anton patuh mengikuti perintah bosnya itu. Bagaimanapun Anton juga tidak ingin jika penyakit tersebut sampai menjangkiti bosnya.
Sepanjang perjalanan Dani sibuk menjelajahi internet untuk mencari info tentang penyakit kelamin menular dan gejala-gejala yang ditimbulkan. Dani sangat terkejut ternyata banyak sekali macam penyakit menular ****. Selama ini yang ia tahu hanya HIV dan sipilis. Dani bergidik ngeri membaca info tersebut tapi ia sedikit bernafas lega karena dari semua gejala yang dituliskan itu tidak ada yang ia rasakan. Tapi tetap Dani belum merasa tenang jika belum bertemu dengan dokter secara langsung.
Ya Allaah semoga Engkau tidak memberiku penyakit yang sedemikian. Doa Dani dalam hatinya.
"An, apakah kamu sudah membuatkan ku janji temu dokter spesialisnya."
"Sudah tuan tapi dokternya praktek jam 4 sore tuan, sekarang baru jam 3." Kelas Anton.
"Yasudah tidak apa-apa nanti mampir ke ruangan mama dulu. Sambil menunggu jam praktek dokternya."
Anton mengangguk patuh lalu melajukan mobilnya ke arah RS Mitra Harapan.
TBC
Gimana sudah puas belum.. Sudah 3 bab lho ini. Yok sawerannya yook hehehhe.
Terimakasih ya readers untuk dukungannya.
Love you all.
Terimakasih. Matursuwun sanget.