Kirana Putri, seorang gadis cantik dan baik hati, tanpa disadari jatuh cinta pada seorang pria misterius bernama Dirga Praditama. Namun, Kirana tidak tahu bahwa Dirga sebenarnya menyimpan dendam mendalam terhadap masa lalu keluarga Kirana yang telah merenggut kebahagiaan keluarganya. Dalam perjalanan kisah cinta mereka, Kirana dan Dirga dihadapkan pada berbagai rintangan dan konflik hingga pada suatu hari Kirana pergi meninggalkan Dirga tanpa jejak.
Akankah cinta mereka mampu menyatukan keduanya, ataukah mereka harus rela berpisah demi kebahagiaan masing-masing? Hanya waktu yang akan menjawabnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meindah88, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab.14
"Kita menikah hari ini !"
"Apa yang pak Dirga katakan ? Saya tidak bisa menerima bapak begitu saja, pernikahan itu bukan mainan,"pekik Kinara emosional.
" Saya sudah bicarakan pada penghulu, dan dia siap menikahkan kita sekarang juga," sikap dingin Dirga tidak mempengaruhi keputusan Kinan untuk menolaknya mentah-mentah.
" Maaf, saya tidak bisa," ujar Kinara lalu beranjak pergi dari tempat itu.
Dirga menc3kal tangan Dirga dan berusaha membujuknya masuk kembali.
" Dirga, lepas tanganku ! Sentak Suci memanggil nama atasannya penuh penekanan.
" Saya akan melepas tanganmu jika kita menikah hari ini," Dirga tak kalah tegasnya.
Kinara berbalik menatapnya dengan nanar, rasa benci pada Dirga menyelimuti dalam dirinya seketika.
" Bagaimana bisa kita bisa menikah ? Saya dan anda tidak saling mencintai, lalu apa yang anda harapkan dalam pernikahan itu? " Teriak Kinara tidak terima diperlakukan seenaknya oleh atasannya sendiri.
"Balas dendam, "batin Dirga tapi tidak berani mengeluarkannya, hal itu akan merusak rencananya.
" Dengan seringnya berjalan waktu, cinta itu akan tumbuh sendiri," ujar Dirga meyakinkan gadis di depannya itu.
" Tapi aku tidak akan pernah jatuh cinta sama kamu, yang ada hanyalah balas dendam, sambung Dirga dalam hati.
" Benarkah ? Lalu bagaimana dengan Bianca kekasihmu ? Kinan ingin memastikan sebelum ia menyesal kedepannya.
" Dia hanya sahabatku bukan kekasih.
Kinara menatapnya tidak percaya apa yang dikatakan Dirga, karena melihat kedekatan mereka selama ini seperti sepasang kekasih.
" Saya ingin tahu apa alasan pak Dirga sehingga ingin menikah denganku ?"
" Saya disuruh mencari pendamping hidup oleh kakek Mahendra, karena perusahaan yang saat ini kurintis makin berkembang pesat. Kakek ingin ada wanita yang bisa memberi saya motivasi dalam menjalankan bisnis.
Dirga mengatakan sebagian kebenaran dan sebagian kebohongan. Dia harus mendapatkan gadis ini bagaimana pun caranya.
"Hanya itu ?" Kinan seolah tidak puas dengan jawaban Bima.
" Saya menyukaimu sejak melihatmu pertama kali, saya tidak ingin ada orang lain yang memiliki mu selain diriku. " Ujarnya meyakinkan.
"Lalu kenapa hanya nikah sirih ? Kenapa tidak melamar aku secara baik-baik ?"
" Karena saat ini saya sangat sibuk, setelah keadaan sudah membaik kita akan melanjutkan pesta meriah," janjinya.
" Kalau anda berbohong padaku, bagaimana ? Kinara mulai lulu dengan sandiwara yang dibuat Dirga, pemuda itu bersorak dalam hati.
" Tinggalkan diriku sendirian disaat itu dengan rasa penyesalan," ucapannya tersebut membuat hatinya ketar-ketir, entah kenapa ?"
" Baik, saya setuju," Kinara pasrah dengan apa yang akan terjadi kedepannya, berharap semoga nasibnya membaik.
***
"Sah," teriak saksi di ruangan itu.
Di depan penghulu, Dirga mengucapkan ikatan sakral terhadap gadis cantik di sampingnya.
Hanya ada dua orang saksi yang menghadiri pernikahan Kinara dan Dirga. Reihan dan Rahes baru saja ditelpon oleh bos nya untuk menjadi saksi pernikahan mereka. Kedua pengawal tersebut telah berucap janji sumpah tidak akan membocorkan pernikahan tuan nya.
" Silahkan salim tangan suaminya !" Penghulu memberi arahan.
Kinan meraih tangan suaminya kemudian menciumnya dengan takzim.
Begitu pun Dirga, ia membacakan sebuah doa kemudian mencium ubun-ubun istrinya.
"Sekarang kalian sah menjadi sepasang suami istri. Semoga hubungan kalian langgeng sampai ke Jannah dan hanya maut yang memisahkan.
" Dan untuk kamu anak mudah, jaga istrimu baik-baik ! Jaga hati istrimu jangan sampai dia kecewa. Dahulukan istrimu daripada yang lain, rumah tangga akan suram tanpa keceriaan seorang istri.
Seorang penghulu memberi banyak wejangan pada Dirga dan Kinara, tujuannya adalah agar mereka tidak mempermainkan sebuah pernikahan.
" Rumah yang bos kemarin beli, semuanya sudah dibersihkan. Isinya sudah tertata dengan rapi. " Lapor Reihan pada Dirga.
" Baik, kami segera ke sana.
Dengan penuh kemenangan Dirga membawa istrinya ke rumah yang baru saja dibeli olehnya.
Dirga dan Kinara berada dalam mobil dengan keheningan, rasa canggung keduanya makin marasuki relung hati mereka masing-masing.
Kinan mengerutkan kening bingung memandang rumah sederhana namun asri dan sejuk dipandang mata.
"Bukankah Dirga tinggal di rumah sang kakek Mahendra selama ini ? Kenapa tidak tinggal di sana saja ?" Pikirnya namun tidak berani menyampaikan apa yang ada dipikirannya.
" Masuk ! "Dirga menuntun istrinya masuk dalam rumah sederhana tersebut. Walau ia tahu, bahwa istrinya itu dipenuhi banyak pertanyaan dalam benaknya.
" Kamar kamu di sini dan aku di sebelah," ucapan Dirga makin membuat Kinara bingung.
" Ma-maksud kamu !
Kinan kini berani berbicara santai dengan Dirga karena menurutnya mereka sudah suami istri.
" Untuk sementara saja, karena aku ingin fokus dengan bisnis ku dulu.
Kinan mengangguk pura-pura paham dengan suaminya.
" Aku kembali ke kantor ya !" Besok baru kamu kembali bekerja.
Kinan menurut saja percuma membantah menurutnya.
Malam yang larut, dingin semakin menusuk kalbu. Rasa resa dalam hati perempuan itu ketika menanti seseorang namun tidak kunjung datang.
Membuka jendela membiarkan angin masuk dalam ruangan. Dingin makin terasa menembus dinding kulit tipisnya. Mengusapnya pelan agar terasa hangat. Bukan ini yang diinginkan, melainkan kahadiran seseorang yang bisa memberinya kehangatan.
" Apakah langkah yang kuambil ini salah ?Aku berharap dugaanku tidak benar.
Setelah beberapa lama melamun, dia pun kembali ke tempat tidurnya dan terlelap berharap suaminya akan tetap datang menemaninya.
" Dirga, ayo dong ke sana ! Aku ingin melihat sebagus apa suasana di tempat itu.
Malam pertama yang seharusnya dihabiskan bersama dengan seorang istri, malah sebaliknya, Dirga diajak oleh bianca menulusuri kota Jakarta.
Menikmati suasana angin malam bersama sahabatnya membuat dirinya merasa bersalah pada seseorang.
" Maaf, tapi inilah tujuanku yang sebenarnya. Aku ingin kamu s4kit hati sedalam-dalamnya melihatku bersaama perempuan lain, sama seperti yang dilakukan ibumu Hanum terhadap ibuku.
" Kamu kenapa, Dir ? Lagi mikirin sesuatu.
" Aku hanya mikirin kakek yang lagi nungguin aku di rumah. Ini sudah larut malam pasti dia belum tidur.
" Temani aku sebentar di rumah paman ya ! " Kebetulan paman dan tante keluar kota, jadi aku hanya sendirian,"manja Bianca.
"Mana mungkin Bianca? Apa kata orang-orang jika melihat ku di rumah pamanmu ?"
" Please!! Anggap saja ini pertemuan terakhir kita, tidak lama lagi aku kembali ke Kaltim.
" Hanya sampai jam satu saja, setelah itu aku pulang.
Bianca mengangguk dan tersenyum penuh arti.
Bianca mengambil sebuah minuman kesukaan Dirg, keduanya seolah berpesta di malam itu dengan riangnya.
Dirga asyik bercanda dengan Bianca hingga larut malam, mata Dirga makin melek tidak bisa terbuka hingga akhirnya ia tertidur di sofa dengan pulasnya.
Bianca tersenyum tipis melihat sahabatnya yang tergeletak di sofa begitu saja. Dia pun mengambil kesempatan berdekatan dengan Dirga dan mengambil beberapa foto untuk dijadikan sebagai kenangan saat berjauhan dengannya.
" Aku pasti kembali Dirga, aku tidak akan membiarkanmu sendirian di Jakarta. Aku tahu, banyak gadis-gadis yang mengincarmu, karena itu aku ke Kaltim hanya sebentar saja.
Ujarnya seraya mengelus lembut d4da bidang Dirga yang tersingkap karena ulahnya.
" Walaupun kamu menganggap ku sebagai sahabat, tapi bagiku kami adalah cinta pertama dan terakhir ku. Aku ingin memiliki mu seutuhnya selain seorang sahabat.