Ayesha hidup bagai di neraka karena tinggal bersama mertua dan kakak ipar yang slalu semena mena terhadapnya.
Bukan hanya itu saja, kekesalan Ayesha pun memuncak saat Rama memilih akan menikah lagi dan di dukung oleh keluarganya .
"Jika bercerai dari Rama, siapa yang mau menikahi janda miskin sepertimu!" -Ratna (Ibu Mertua)-
"Aku akan berlaku adil, Yesha." -Rama-
Ayesha memilih bercerai dari Rama dan memulai kehidupan baru, tidak ia sangka takdir membawanya bertemu kembali dengan mantan kekasihnya semasa sekolah dulu.
"Menikahlah denganku, Ay." -Kevin King Wiguna-
"Aku seorang janda, tidak pantas untukmu." -Ayesha-
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shann29, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 25
"Mir, ibu bagi duit dong." Kata Mira pada anak perempuannya itu.
"Mira ga ada duit bu."
"Jangan bohong, ibu tau suamimu baru gajian kemarin."
"Tapi sudah untuk bayar ini itu, Bu."
"Bayar apa? Selama ini kebutuhan rumah kan Rama yang penuhi, kamu sama suamimu cuma numpang aja, beli beras buat makan aja gak pernah, padahal keluargamu yang banyak." Ketus Ratna.
Mira kesal karna jika sang Ibu sedang butuh uang dan tidak diberi, slalu saja jadi mengungkit semuanya.
"Mas Tino kan kerjanya cuma sales bu, duitnya gak sebanyak Rama yang sudah jadi manager."
"Makanya cari suami tuh yang kaya, habis nikah harusnya kamu di bahagiain sama suami, bukan malah suami kamu jadi ikut numpang kesini." Kata Ratna dengan kesal dan meninggalkan Mira seorang diri yang juga kesal mendengar kata kata yang keluar dari mulut Ibu nya itu.
Ratna berjalan menuju mini market di depan kompleknya, namun ia di pepet oleh motor yang dinaiki oleh dua orang.
Ratna yang melihatnya pun segera berjalan cepat, namun di cegat oleh orang tadi.
"Mana cicilan hutangmu!!" Tanya debt collector sebuah pinjaman bank keliling.
"Nanti sih, seminggu lagi balik aja lagi." Ketus Ratna tanpa takut.
"Kamu sudah nunggak satu bulan, enak saja, emang kita kesini gak pake bensin!!" Sentak debt collector.
"Ya sudah jangan kesini, lebih baik uang bensinnya buat nutupin hutang ku ke bos kalian."
Kedua debt collector itu hanya menggeleng gelengkan kepalanya, baru kali ini mereka menemuka ibu ibu tua yang seenaknya sendiri.
"Ingat ya Bu. Jika minggu depan Ibu tak kunjung bayar cicilan Ibu, akan ada barang yang kami ambil dari rumah Ibu, perjanjian itu sudah di tanda tangani oleh Ibu saat meminjam uang." Ancam debt collector membuat Ratna terlihat menggerutu tanpa suara.
Ratna kembali kerumahnya dan tidak jadi membeli barang yang ia beli di mini market, mood nya sudah berantakan karena di tagih hutang saat di jalan. Apa lagi tadi ada beberapa tetangganya yang melihat ke arahnya dengan tatapan meremehkan.
Malam hari, Rama dan Tiara pulang bersama, tentu saja mereka memilih makan diluar dulu dengan alasan, Mira sedang ingin makan kwetiau seafood.
"Koq lama sekali sih pulangnya?" Tanya Ratna dengan ketus.
"Rama sedang banyak pekerjaan Bu."
"Kenapa Tiara ikut ikutan pulang malam?"
"Biar hemar ongkos, Bu." Jawab Tiara sekenanya.
"Ya sudah, kamu kan numpang sama anak Ibu. Mana sini ongkosnya buat Ibu." Ratna menengadahkan telapak tangannya.
"Ibu apa apaan sih?" Tanya Rama tak suka.
"Ibu cuma minta hak Ibu, Ram. Dia ini disini sudah numpang, makan gratis, pakai air dan listrik seenaknya, masa dia gak bayar apa apa, malah sekarang nebeng sama kamu pulang dan pergi."
Mendengar hal itu Rama merasa geram, ternyata inilah dulu yang dilakukan oleh Ratna pada Ayesha, namun Ayesha tidak pernah mengadu, tidak pernah mengeluh, tapi hal itu juga membuat Rama tetap menjadi tidak peka.
"Hentikan, Bu!!" Sentak Rama. "Sudah cukup ibu berbuat seenaknya dulu pada Ayesha, jangan lakukan hal seperti itu lagi pada Tiara."
Ratna tidak terima sang anak membela istrinya itu, Ratna bertolak pinggang dan balik membentak Rama.
"Hei Ram, Ibu ini ibumu, sementara Ayesha dan Tiara hanya orang lain yang numpang hidup sama kamu, jangan mau di bodohi, Ram!!"
Rama menghela nafas beratnya, pikiran ibunya sulit sekali ia luruskan. Entah apa yang harus Rama perbuat agar ibunya sadar dan bisa menerima wanita manapun yang menjadi istri Rama.
"Rama capek, Bu. Mau tidur." Kata Rama lalu berniat meninggalkan Ratna untuk menuju kamarnya.
"Tunggu dulu, Ram. Ibu bagi duit dong." Pinta Ratna tanpa rasa bersalah.
"Baru tiga hari yang lalu Rama kasih duit buat Ibu. Masa sudah habis lagi?"
"Ya habis lah, kebutuhan Ibu kan banyak." Jawabnya enteng.
"Tapi gak tiga hari juga, Bu."
"Pokonya Ibu bagi duit, dulu Ayesha slalu kasih duit kalau Ibu minta. Tiara koq baik awalnya doang, kesininya pelit." Sindir Ratna.
"Ya kami harus menghemat, Bu. Kebutuhan lahiran anak kami, belum lagi kebutuhan rumah." Sahut Tiara.
"Kan kamu juga kerja, setidaknya kasih kek Ibu duit, jangan pelit begitu."
"Sudah!!" Senyak Rama.
Rama sudah terlalu lelah, jika dulu Rama pulang dalam keadaan lelah ada Ayesha yang menenangkannya, memanjakannya dengan pijatan. Bahkan Ayesha mendengarkan keluh kesah Rama selama di pekerjaannya. Tapi kini Rama hanya bisa menahannya seorang diri, tidak ada lagi semangat dan ketenangan, yang ada hanya keributan yang di buat Ratna dan juga Tiara yang enggan mengalah.
Rama meninggalkan kedua wanita itu karena merasa jengah, Tiara yang ingin menyusulnya namun di cekal oleh Ratna.
"Jangan seenaknya kamu, ya. Mulai besok, kamu harus melakukan pekerjaan rumah, masak sarapan dan mencuci pakaian. Bangun lebih pagi sebelum berangkat ke kantor."
Tiara balik menatap tajam Ratna, "Tidak mau, aku bukan pembantu gratisan seperti Ayesha dulu." Kemudian Tiara melepaskan cekalan tangan Ratna dengan kasar dan segera ke kamarnya.
Ratna dengan geram mengepalkan tangannya. "Lihat saja nanti, siapa ratu di rumah ini." Gumamnya penuh kekesalan.
Rama selesai membersihkan diri namun tidak melihat pakaian ganti di tempat biasa, "Ra, mana pakaian gantiku?"
"Ambil sendiri bisa kan, Ram. Kamar ini juga gak luas luas banget, lemari di depan kamu masa gak bisa ambil."
"Aku kan suami kamu, kamu harus melayani aku dalam segala hal." Tegas Rama.
"Ya ampun Ram, kayak ngasih duit aku berapa sih kamu minta di layani begitu. Kalau kamu mau aku layani. Transfer gajimu ke rekeningku, baru aku akan melayanimu."
"Oke aku akan memberikannya padamu, setidaknya sampai Ayesha kembali padaku. Dan kamu harus membayar tagihan listrik, air, wifi, iuran sampah, kebutuhan dapur dan juga kasih Ibu uang seperti biasanya."
"Tidak mau, apa apaan seperti itu, gajimu habis saja untuk bayar ini itu dan juga Ibumu." Jawab Tiara sekenanya.
Rama yang sudah terlalu lelah enggan membalas perkataan Tiara, ia mengambil pakaiannya sendiri dan memakainya, sungguh setelah Ayesha meninggalkan rumah, Rama seperti kehilangan arah, tidak ada lagi yang mengurusinya dari urusan pakaian hingga makanan. Rama melihat dua perbedaan dari kedua istrinya itu.
'Aku akan mencari Ayesha dan membawanya kembali, setelah Tiara melahirkan aku akan menceraikannya dan anak Tiara akan aku urus bersama Ayesha.' Batin Rama dengan yakin.
'Ayesha, ayo kembali, Sayang. Aku merindukan kelembutanmu, aku menyesal pernah mengkhianatimu, beri aku kesempatan kedua, Yesha.'
Rama sudah mencari Ayesha ke berbagai tempat dan perusahaan, namun ia tidak menemukannya. Di tambah pria yang bersama Ayesha slalu membuat Rama mendidih karena terbakar cemburu. Rama yakin jika Ayesha tidak mudah berpaling dan masih mencintai Rama.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Like, Koment, hadiah dan Vote sangat berarti untuk menaikan semangatku dalam menulis bab selanjutnya 🙏
semangat terus Thor... 😀😀💪