NovelToon NovelToon
SUAMI IMPOTENKU

SUAMI IMPOTENKU

Status: tamat
Genre:Tamat / Terpaksa Menikahi Suami Cacat
Popularitas:4.2M
Nilai: 4.7
Nama Author: GuloJowo

BY : GULOJOWO NOVEL KE-7 😘

"Menikahlah dengan ku, aku pastikan ayah mu bisa melihat lagi."

Gluk!

"Dan jika kamu bisa membangunkan milik ku, maka aku akan memberikan apapun yang kamu inginkan."

Gluk!

Lagi-lagi Kirana, gadis yang akrab dengan panggilan Kiran itu menelan ludahnya berkali-kali saat mendengar ucapan dari bosnya yang menurut rumor yang beredar di kantor tempatnya bekerja, bosnya itu mengidap impoten.

Apakah Kirana akan menerima tawaran bosnya itu dengan iming-iming yang dijanjikan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon GuloJowo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

PART 25

"Apa kamu tidak ingin mempersilahkan kami masuk Ran?" Ucapan mama Davina membuat Kirana tersadar dari keterkejutannya.

"I-iya Bu, mari silahkan masuk." Kirana berjalan mendahului ketiganya menuju ke pintu rumahnya yang terbuka lebar.

Mama Davina dan papa Haris serta sekretaris Niko pun langsung masuk ke dalam rumah setelah dipersilahkan oleh sang tuan rumah. Sekretaris Niko segera meletakkan barang bawaannya yang tadi sempat dibeli oleh Mama Davina ke atas meja.

"Ana!" Seru pak Irwan dari dalam. Terdengar suara televisi yang menyala. Ya, setelah tadi sarapan bersama dengan ayahnya, Kirana langsung membimbing sang ayah duduk di depan TV. Tak lupa Kirana menyalakan TV untuk menemani ayahnya. Sedangkan dirinya langsung keluar dari rumah untuk menyiram tanaman.

"Iya ayah!" Kirana ikut berseru. "Sebentar ya Bu, Tuan, Pak, Kiran ke dalam dulu." Kirana langsung masuk ke dalam setelah mendapat anggukan dari ketiganya. "Ayah." Kirana menghampiri ayahnya yang masih duduk di depan televisi.

"Ayah tadi seperti mendengar suara orang, apa ada tamu?"

"I-iya ayah." Dada Kirana sudah mulai berdebar-debar. Pasti ada sesuatu penting yang akan dibicarakan oleh presdir dan juga istrinya hingga mereka menyempatkan diri untuk datang ke rumahnya.

"Siapa?"

"Eem, i-itu bos Ana di kantor yah."

"Owh, ada perlu apa kok datang ke rumah?"

"A-Ana belum tau yah." Memang Kirana belum tahu maksud dan tujuan calon mertuanya itu datang ke rumah, jadi dirinya tidak tahu harus mengatakan apa kepada ayahnya. "Sebentar ya yah, Ana mau buat minum dulu."

"Ya sudah sana."

Kirana segera menuju ke dapur. Saat dirinya sedang mengeluarkan beberapa gelas dari lemari penyimpanan, tiba-tiba saja sekretaris Niko masuk ke dapur.

"Ran, mau buat minum kan?"

"Eh, i-iya pak."

"Buatkan saya kopi saja." Ujar sekretaris Niko.

"Baik pak."

Sekretaris Niko langsung berlalu dari dapur kemudian menyapa Pak Irwan yang duduk di depan televisi. "Pagi pak." Sekretaris Niko meraih tangan Pak Irwan kemudian menciumnya.

"Pagi, tumben pagi-pagi sudah datang ke rumah." Balas Pak Irwan. Keduanya sudah terlihat akrab. Pak Irwan sudah mengenali suara sekretaris Niko yang sempat diperkenalkan Kirana sebagai bosnya.

Dan semua itu tertangkap jelas oleh indra pendengaran Mama Davina dan juga Papa Haris. Karena letak antara ruang tamu dan ruang TV serta dapur yang bersebelahan. Mereka tidak menyangka kalau sekretaris dari anaknya itu sudah seakrab itu dengan keluarga Kirana. Apakah anaknya juga sudah seakrab itu?

Sekretaris Niko kembali duduk di ruang tamu setelah berpamitan dengan Pak Irwan. Tak berselang lama Kirana keluar dengan membawa minuman di atas nampan. Dua gelas teh hangat Kirana letakkan di atas meja depan Mama Davina dan Papa Haris. Sedangkan secangkir kopi ia letakkan di depan sekretaris Niko yang tadi memesannya.

"Mana ayah mu Ran? Bawa sini biar kami bisa ngobrol sama ayah mu." Ucap mama Davina hingga membuat Kirana terkejut.

"Hah! A-Ayah Bu?" Dada Kirana semakin berdebar-debar. Ada perlu apa calon mertuanya itu dengan ayahnya?

"Iya, kami kan belum saling kenal." Imbuh Mama Davina.

Mau tak mau Kirana segera beranjak untuk membawa ayahnya menemui kedua calon mertuanya.

Dengan di papah oleh Kirana, Pak Irwan mendudukkan tubuhnya di kursi tepat di depan Papa Haris. Kirana tadi sudah sempat membisikkan kepada ayahnya itu bahwa presdir dan Budir di kantor tempatnya bekerja ingin bertemu dengannya. Meskipun merasa kebingungan karena tidak ada angin tidak ada hujan bos besar dari anaknya itu datang berkunjung ke rumahnya beserta istrinya, namun Pak Irwan tetap menemuinya guna menghargai sang tamu.

"Selamat pagi Tuan." Pak Irwan menganggukkan kepalanya sebagai tanda sapaan karena tidak tahu harus mengulurkan tangannya ke arah mana guna berjabat tangan dengan tamunya.

"Pagi Pak." Balas Mama Davina dan Papa Haris bersamaan. "Perkenalkan, saya Davina dan ini suami saya Haris. Kami ini adalah kedua orang tua Arsen. Bos Kirana di kantor." Ujar Mama Davina memperkenalkan diri.

"Owh nak Arsen." Pak Irwan nampak mengangguk-anggukkan kepalanya. Ternyata Arsen toh nama bosnya Ana. Gumam Pak Irwan dalam hati karena baru mengetahui nama dari atasan Kirana itu. Selama ini dirinya memang tidak pernah bertanya kepada sang anak siapa nama bosnya yang sudah berbaik hati mau mengantarkan anaknya itu pulang. Sedangkan Kirana nampak mengernyitkan alisnya karena tidak paham dengan ayahnya.

"Kami datang ke sini karena ingin membicarakan hubungan di antara anak kita." Mama Davina mulai mengutarakan maksud kedatangannya.

Degh!

Nah kan, Kirana belum siap. Dirinya saja belum membicarakan hal ini dengan ayahnya, tapi kedua calon mertuanya itu sudah mendahului dirinya. Lalu apa yang harus ia katakan kepada ayahnya nanti?

"Hubungan? Hubungan apa?" Tanya Pak Irwan karena tidak mengerti dengan maksud yang diucapkan oleh Mama Davina.

"Eem, saya pamit ke depan dulu ya. Mau angkat telepon sebentar. Permisi." Sekretaris Niko langsung bangkit dari duduknya kemudian melesat keluar. Sekretaris Niko sadar dirinya bukan siapa-siapa. Jadi dirinya tidak ingin terlibat dengan urusan pribadi kedua keluarga itu kecuali memang dirinya dibutuhkan. Sekretaris Niko memilih mendudukkan tubuhnya di teras rumah.

"Kamu belum cerita dengan ayah mu Ran?" Mama Davina beralih menatap ke arah Kirana yang menggeleng lemah. "Begini pak, kami ingin membicarakan hubungan di antara Kirana dan anak kami Arsen. Kemarin Kirana sudah sempat datang ke rumah. Kami juga sudah membicarakannya dengan mereka berdua." Mama Davina menjeda ucapannya sejenak guna mengambil nafas. "Kami ingin keduanya segera menikah. Dan mereka berdua juga sudah setuju."

"Hah, menikah? Kenapa mendadak begini." Jelas saja pak Irwan terkejut.

"Bukan mendadak Pak sebenarnya. Mereka sudah menjalin hubungan selama kurang lebih satu bulan ini. Karena mereka sama-sama merasa cocok, akhirnya mereka memutuskan untuk lanjut ke jenjang yang lebih serius. Dan kami selaku dari orang tua Arsen sangat mendukung dengan keputusan yang diambil oleh keduanya. Bagaimana dengan bapak?"

"Sa-saya terserah apa kata Kirana saja Bu. Saya sebagai orang tua hanya bisa memberikan restu jika memang itu sudah menjadi keputusan Kirana." Ujar Pak Irwan karena dirinya tidak tahu harus mengatakan apa. Sedangkan Kirana sejak tadi hanya diam menunduk. "Tapi Nak Arsen dan juga Kirana tidak pernah mengatakan apa pun kepada saya."

Kirana meraih tangan ayahnya kemudian menggenggamnya erat. Kirana sangat merasa bersalah kepada ayahnya itu. Tidak ada niatan Kirana untuk menyembunyikan semua itu dari ayahnya. Hanya saja dirinya menunggu waktu yang tepat untuk berbicara dengan ayahnya. Namun sayangnya sebelum dirinya berbicara dengan sang ayah, kedua calon mertuanya itu sudah terlebih dahulu datang ke rumah.

"Maaf ya pak, mungkin anak kami saking sibuknya sampai lupa meminta Kirana kepada Anda. Atau mungkin anak kami itu malu tidak tahu harus mengatakan apa. Makanya, kami sebagai orang tuanya datang kesini menemui bapak untuk meminta Kirana menjadi istri dari anak kami."

Akhirnya hari itu juga Kirana resmi dilamar oleh kedua orang tua Arsen. Pak Irwan pun dengan senang hati menerima lamaran tersebut karena mengira Arsen yang diperkenalkan oleh calon besannya itu adalah sekretaris Niko yang selama ini dikenalnya sebagai atasan Kirana yang baik.

*****

*****

*****

Jangan lupa Like Komen dan Votenya, saweran kopi dan bunganya juga boleh ☕🌹 Tonton iklannya ya setelah membaca, terimakasih 🙏

1
Alfia Amira
Luar biasa
Nia Sripah
Lumayan
siti nurkhasanah
Luar biasa
Keho
oalah nik cintamu layu sebelum berkembang
Anda Anda
iklan terlalu banyak lgi serius serius baca masuk lgi iklan
Anda Anda
biarlah Mei berjodoh dgn niko
Alfia Amira
kebanyakan kalo dua sendok emang , apalagi cangkir kopi kecil , kalo gelas besar sih masuk , kyk aq buat biasanya 🤣🤣🤣
Anda Anda
semoga benda tumpul pak bos bisa hidup dan Kirana bersama mertua bisa senang
Nur Shazmilsya
Luar biasa
Rini Haryati
bagus
Ruk Mini
msh lom puas thorrr..nico lom sold out, begitu pun ami papa Irwin, khusus Kiran aje x ye ..tpi puasss bgt sgt terhura.. mewek2 pun..hah...tq bgt thorr d tunggu karya2 mu lagi 🙏👍👍👍
Muji Erawati
Luar biasa
Lis Dianti
mungkin nanti bisa bangun kalo bapaknya Kirana Uda jumpa donor matanya
Lis Dianti
😭😭😭
Lis Dianti
bisa jadi arsen yg buat bapaknya Kirana butaa
Once Maredni
si arsen gak sopan" nya sama mertua
Sastri Dalila
👍👍👍
Oely Duma
cerita absurd
Maulida Hayati
Arsen Arsen kenapa kembali ke Elisa
Maulida Hayati
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!