Dia terlahir dengan dantian cacat. Meski demikian tekadnya kuat untuk menjadi yang terkuat. Sayangnya, ia diremehkan oleh anggota Klan-nya sendiri.
Dengan latihan fisik dan tehnik pernafasan Alam yang diajarkan oleh kakeknya, ia tumbuh menjadi Naga yang ditakuti langit dan bumi, membuat para tetua ingin menyingkirkannya.
Kemudian para tetua memutuskan mengirimnya ke Benua Qingyun untuk menjalani kontrak pernikahan.
Di sinilah kisah legenda dimulai ....
***Season Dua***
Xiao Yue secara tidak sengaja mencapai Ranah Tidak Diketahui, sehingga ia naik ke Domain Dewa meninggalkan Fang Yuan dan Putrinya.
Apa yang akan dilakukan oleh Fang Yuan? Akankah ia akan menuju Domain Dewa juga untuk membawa Xiao Yue kembali ke Dunia atau membawa Putrinya ke Domain Dewa dan hidup bersama dengan Xiao Yue di sana?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bang Regar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kedatangan Diaken Akademi Kekaisaran
Patriark Xiao Yan memutuskan merahasiakan kekuatan yang dimiliki oleh Fang Yuan, karena menantunya itu memutuskan menggunakan jurus Klan Xiao saat seleksi penerimaan murid Akademi Kekaisaran.
Dia juga tak ingin Klan lain di kota Houshan ketakutan saat mengetahui Fang Yuan bisa menghancurkan mereka dan menyewa pembunuh bayaran untuk melenyapkannya atau Patriark Klan Guan meminta bantuan Pangeran Ketujuh membantu mereka menyingkirkannya. Untuk sementara mereka harus menahan diri membanggakan kekuatan yang dimiliki oleh Fang Yuan, hingga tingkat Kultivasi-nya tinggi atau menjadi Alkemis.
***
Malamnya, Fang Yuan memutuskan tidak tidur. Dia kembali melakukan Kultivasi dan menelan Pill Penempaan Tubuh pemberian Patriark Xiao Yan.
Setelah berhasil mengatasi Dantian-nya yang cacat, kini motivasi Fang Yuan bukan lagi hidup tenang dan olahraga malam setiap hari. Dia kini terobsesi menjadi seniman beladiri terkuat dan menjelajahi dunia, karena ia telah melihat pemandangan dunia yang sangat luas dari atas Kapal terbang Assosiasi Shangren. Kota Houshan yang kecil ini hanyalah batu loncatan saja, Klan Xiao cuma alat untuk memuluskan langkah tersebut.
Ayam jantan pun berkokok dan matahari segera terbit. Dia membuka matanya dan melihat sekilas wajah Xiao Yue yang masih terlelap tidur dalam balutan selimut tebalnya. Di masa depan bisa saja mereka memilih jalan yang berbeda, bila ia meninggalkan Kekaisaran Wei ini dan ia tak perlu khawatir karena Xiao Yue saat itu pasti telah menjadi Kultivator hebat—tak akan sulit baginya mendapatkan suami dari keluarga terpandang atau Klan besar. Lagu pula pernikahan mereka bukan berlandaskan rasa cinta, tetapi simbiosis mutualisme—dia memberikan sumberdaya berharga untuk Xiao Yue dan Klan Xiao menampungnya, tak lebih dari itu.
Fang Yuan meregangkan otot-ototnya dan keluar dari kamar Xiao Yue. Dia menuju halaman belakang kediaman Klan Xiao dan berlari sepuluh putaran mengelilingi bukit.
Xiao Yue terbangun dan memandangi punggung Fang Yuan. Senyum tipis terpancar dari wajahnya, ia tak menyangka Fang Yuan bertaruh nyawa demi dirinya, padahal awalnya ia menduga Fang Yuan menikah dengannya hanya untuk menikmati tubuhnya saja. Namun, sekarang pemikiran itu ia tepis. “Yuan gege ... tetaplah di sisiku selamanya,” gumam Xiao Yue.
Murid-murid Klan Xiao bila disuruh berlari mengitari bukit belakang kediaman Klan Xiao mungkin mereka hanya mampu berlari setengah putaran saja, sedangkan Fang Yuan hanya butuh satu batang dupa saja.
Keringatnya hanya keluar sedikit dan nafasnya pun biasa saja—tidak tersengal-sengal seperti kebanyakan orang yang habis olahraga.
“Hari ini seleksi penerimaan murid Akademi Kekaisaran, aku tak pernah segugup ini. Apakah aku harus menunjukkan kekuatan asliku saja agar diterima?” Fang Yuan berjalan kembali ke kamar Xiao Yue sembari melamun.
Boommm!
“Ah!” Xiao Yue memegang keningnya yang terbentur dagu Fang Yuan. “Yuan gege?
“Ah, maaf Yue‘er! Apakah sakit?” Fang Yuan mengelus kening Xiao Yue yang memasang wajah cemberut, tetapi justru malah terlihat menggemaskan dimata Fang Yuan. “Hmm ....” Dia berpikir mengajak Xiao Yue melanjutkan ronde kedua, tetapi tidak jadi karena kasihan—Xiao Yue sudah mandi dan mengenakan jubah Klan Xiao untuk mengikuti seleksi penerimaan murid Akademi Kekaisaran.
“Tak apa, kenapa Yuan gege melamun?” Intuisi Xiao Yue mengatakan kalau Fang Yuan sedang memikirkan sesuatu hingga membuatnya gelisah.
“Aku cuma memikirkan, mungkin aku tidak akan diterima di Akademi Kekaisaran. Karena aku belum bisa mengontrol Roh beladiriku sepenuhnya,” sahut Fang Yuan.
Xiao Yue tertawa terkekeh-kekeh, ternyata hanya itu yang membuat orang yang bisa mengalahkan Ranah Tianzun itu gelisah.
Fang Yuan mengerutkan keningnya, “Apa kamu senang suamimu tidak lolos ke Akademi Kekaisaran, sehingga menertawaiku?” Fang Yuan cemberut.
“Bukan gege! Aku merasa lucu saja, orang sekuat gege gelisah tidak diterima di Akademi Kekaisaran,” sahut Xiao Yue. “Tapi tak perlu khawatir, Klan Xiao memiliki tiket emas yang bisa membuat gege otomatis menjadi murid Akademi Kekaisaran. Tiket emas itu adalah peninggalan leluhur Klan Xiao—dia mendapatkan hadiah itu karena membantu Kekaisaran Wei melawan invasi musuh.”
Wajah Fang Yuan kembali tersenyum dan langsung memeluk Xiao Yue saking senangnya. Berarti ia tak perlu lagi menunjukkan kekuatan fisiknya yang diluar nalar itu.
“Yuan gege! Kau berkeringat, aku sudah mandi!” keluh Xiao Yue mendorong tubuh Fang Yuan yang langsung tertawa terkekeh-kekeh sambil masuk ke dalam kamar.
***
Siluman Elang yang setara dengan Ranah Alam Utusan Dewa mengelilingi langit kota Houshan. Diaken wanita dengan Hanfu merah ditunjuk oleh Kepala Akademi Kekaisaran sebagai penanggung jawab penyeleksian calon murid di Kota Houshan.
Wajahnya masam, karena ditunjuk ke kota kecil yang sangat jauh dari ibukota Kekaisaran Wei itu. Namun, ia tak bisa membantah perintah Kepala Akademi Kekaisaran, sehingga dengan terpaksa menyetujuinya, padahal tahun sebelumnya ia ditunjuk ke kota besar dan membawa dua murid jenius, sehingga ia mendapatkan Poin prestasi yang sedikit lagi akan mencapai ambang batas untuk menjadi Guru Pelataran Luar.
Di Akademi Kekaisaran, bukan hanya murid-murid saja yang perlu mengumpulkan Poin prestasi, tetapi Diaken dan Guru juga perlu mengumpulkan Poin prestasi untuk ditukarkan menaikkan status mereka di Akademi Kekaisaran.
Adapun tingkatan status di Akademi Kekaisaran adalah
Murid Luar—tingkat Kultivasi Ranah Penempaan Tubuh Tahap Xuan dan Ranah Penempaan Tubuh Tahap Di.
Murid Dalam—tingkat Kultivasi Ranah Penempaan Tubuh Tahap Tian.
Murid Senior—Murid yang telah menembus Ranah Alam Langit dan hanya fokus berkultivasi serta melaksanakan misi dari Akademi Kekaisaran serta tidak perlu ada Guru atau Diaken pembimbing.
Diaken—Murid senior yang telah mencapai minimal Ranah Tianzun untuk membantu para Guru mendidik murid Luar atau Murid Dalam. Namun, bagi yang tak mau akan diberikan pilihan kembali ke Klan masing-masing.
Guru Pelataran Luar— Minimal mencapai Ranah Saint.
Guru Pelataran Dalam—Minimal mencapai Ranah Immortal.
Sesepuh Akademi Kekaisaran—Ranah Chaos Ancient God.
Kepala Akademi Kekaisaran—Ranah Chaos Ancient God (Sesepuh terkuat). Hanya ada satu Kepala Akademi Kekaisaran yang mencapai Ranah Absolute God, yaitu pendiri Akademi Kekaisaran yang juga Kaisar Kekaisaran Wei pertama.
***
Siluman Elang yang ditunggangi oleh Diaken Akademi Kekaisaran itu mendarat di halaman kediaman Walikota Houshan dan ia terkejut ada banyak Tetua dari Sekte besar juga yang telah hadir di sana. Padahal informasi dari Akademi Kekaisaran, hanya Sekte kecil dan menengah saja yang datang ke kota Houshan setiap tahunnya. Namun, kenapa tahun ini berbeda? Diaken tersebut bertanya-tanya dalam pikirannya, apakah ada murid jenius yang telah muncul di kota kecil ini?
Diaken tersebut tersenyum, Kultivasi-nya sudah mencapai Ranah Saint, tetapi belum memiliki cukup Poin prestasi untuk menjadi Guru Pelataran Luar. Dia sebenarnya termasuk murid jenius yang berkultivasi sangat cepat, di usia 32 tahun ia sudah menjadi Diaken. Namun, ia tidak puas hanya mendapatkan jabatan itu, ia ingin menjadi Guru termuda sepanjang sejarah Akademi Kekaisaran dan harapannya untuk menjadi Guru pelataran luar itu akan segera terwujud, apabila dugaannya ini benar. Karena Satu Poin prestasi dari murid jenius sudah cukup untuk bekalnya menjadi Guru Pelataran Luar.