NovelToon NovelToon
Aku Bukan Wanita Simpanan

Aku Bukan Wanita Simpanan

Status: tamat
Genre:Romantis / Nikahkontrak / Poligami / Ibu Pengganti / POV Pelakor / Menikah Karena Anak / Tamat
Popularitas:4.9M
Nilai: 4.8
Nama Author: Vey Vii

WARNING ***
HARAP BIJAK MEMILIH BACAAN!!!

Menjadi istri kedua bukanlah cita-cita seorang gadis berusia dua puluh tiga tahun bernama Anastasia.

Ia rela menggadaikan harga diri dan rahimnya pada seorang wanita mandul demi membiayai pengobatan ayahnya.

Paras tampan menawan penuh pesona seorang Benedict Albert membuat Ana sering kali tergoda. Akankah Anastasia bertahan dalam tekanan dan sikap egois istri pertama suaminya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vey Vii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Jangan Terlalu Baik

Ben menatap Ana heran. Laki-laki itu tidak percaya jika Ana meminta sesuatu yang tidak pernah ia duga.

"Aku serius, aku sudah memikirkannya," ucap Ana.

"Anastasia, aku tidak paham. Kenapa kau tiba-tiba meminta hal seperti ini padahal sebelumnya kau benar-benar ingin menjaga jarak dariku," ungkap Ben tidak mengerti. Ia benar-benar merasa heran, pemikiran Ana bisa berubah begitu cepat dan membuat Ben kesulitan memahami maksud yang sebenarnya.

"Jangan memikirkan apapun. Aku menginginkan hal itu agar aku bisa segera hamil, bukan karena aku benar-benar ingin."

"Keterpaksaan?" tanya Ben. Ana mendongak, menatap wajah tampan itu dengan tatapan sendu. Kini gadis itu tidak punya harapan, ia akan melakukan segala cara demi bisa segera mewujudkan keinginan Rosalie.

"Aku hanya ingin kita sering melakukannya, itu saja."

"Beri aku satu alasan masuk akal. Aku memang baru mengenalmu, tapi aku tahu kau menyembunyikan sesuatu," desak Ben.

"Jika aku tidak segera hamil, Kak Rose akan menghentikan pengobatan ayahku. Aku tidak mau itu terjadi, ayahku segalanya bagiku. Aku mohon ...." Ana memohon sambil menangis. Kini gadis itu menumpahkan perasaan sedihnya setelah cukup lama menahan.

Ben menggelengkan kepala, laki-laki itu mengusap wajahnya kasar sambil mengumpat pelan. Rosalie benar-benar sudah hilang kendali, wanita itu sudah kehilangan akal sehatnya. Bagaimana bisa ia mengancam Ana dengan hal seperti itu?

"Anastasia, aku suamimu. Jika Rosalie berusaha menghentikan pengobatan ayahmu, maka aku akan melakukannya. Aku akan membiayai seluruh pengobatan itu tanpa kau minta!" seru Ben.

Ana tidak membantah, gadis itu menunduk dan diam. Tekanan serta ancaman Rosalie sukses membuatnya terguncang.

Ben memeluk Ana, laki-laki itu mengusap air mata yang menetes di kedua pipi gadis itu. Ia cukup merasa bersalah, mengapa harus melibatkan gadis malang seperti Ana untuk dimanfaatkan oleh istri pertamanya.

Awalnya Ben kira Rosalie akan bersabar dan tetap menepati janjinya sampai rencana mereka berhasil. Namun nyatanya Rosalie sudah dibutakan oleh obsesinya. Rosalie terbiasa mendapatkan segala yang ia inginkan secara instan, wanita itu tidak terbiasa untuk menunggu dan bersabar.

"Tenanglah, tidak apa. Semua akan baik-baik saja," bisik Ben.

Perlahan, Ana mulai bisa mengendalikan perasaannya dan kembali tenang. Ben mengantar gadis itu masuk ke dalam kamar dan menemaninya tidur.

🖤🖤🖤

Pukul empat sore, Ana bangun lebih dulu. Ia dan Ben tidur saling berhadapan, laki-laki itu melingkarkan lengannya di pinggul Ana, membuat gadis itu merasa nyaman.

Diam-diam, Ana mengamati wajah Ben. Laki-laki itu tidak hanya memiliki ketampanan yang mengagumkan, melainkan tatapan mata tajam yang mampu menghipnotis setiap wanita. Jika saja Rosalie bukan teman semasa kecil sekaligus orang yang ia anggap sebagai seorang kakak, mungkin Ana tidak akan bisa menahan diri untuk tidak menjatuhkan hatinya pada laki-laki itu.

"Kau memiliki segalanya, Kak. Selain kekayaan dan kesuksesan, kau memiliki suami sebaik dia. Jika aku berada di posisimu, betapa bahagianya aku," batin Ana sambil tersenyum samar.

Perlahan, tangan Ana terangkat dan mengusap wajah Ben. Dengan hati-hati Ana meraba bulu halus di sekitar wajah suaminya. Ben terlalu sempurna untuk ditolak, Ben terlalu baik untuk disakiti.

Ana menempelkan telapak tangannya di pipi Ben. Laki-laki itu bisa merasakan setiap sentuhan gadis di hadapannya, ia terbangun dan tersenyum mendapati wajah cantik menjadi pemandangan pertama saat matanya terbuka.

"Kau suka?" tanya Ben dengan suara serak.

"Apa aku membangunkanmu?" tanya Ana.

"Tidak, aku suka kau menikmatinya."

"Andai aku berada di posisi Kak Rose, aku pasti bahagia memiliki suami sepertimu," gumam Ana.

"Kini aku suamimu."

"Andai aku Kak Rose, aku akan rela hanya hidup berdua bersamamu tanpa anak jika itu memang kehendak Tuhan. Bukankah hidup kalian sudah sempurna?"

"Anastasia," lirih Ben. Ia mengecup bibir Ana sekilas, "Manusia ditakdirkan dengan sifat yang serakah dan selalu merasa kurang. Mungkin kami adalah manusia yang tidak pandai bersyukur."

Ana hanya tersenyum, ia tidak bisa menyanggah karena itulah kenyataannya. Jika saja Rosalie hanya fokus untuk sembuh dan menikmati hidupnya bersama Ben, mungkin ini semua tidak akan terjadi. Mereka tetap bisa hidup bahagia, mengadopsi anak dan merawatnya sepenuh hati. Hanya saja, Rosalie terlalu menginginkan kesempurnaan tanpa cela di mata orang lain.

"Kau tahu, Anastasia. Apa yang membuat orang kaya dan sukses selalu punya banyak masalah dalam hidupnya meski mereka terlihat hidup dengan sempurna?" tanya Ben.

"Semakin tinggi pohon, maka semakin besar pula angin yang berusaha menggoyahkannya," jawab Ana.

"Pepatah lama. Lebih tepatnya, semakin tinggi kedudukan seseorang, maka semakin besar pula tekanannya. Mereka dituntut sempurna, selalu bisa melakukan segalanya, mendapatkan segalanya. Karena mereka selalu diawasi, pendapat orang seakan menjadi tolak ukur kesempurnaannya," jelas Ben.

"Hmm, aku baru tahu."

"Jangan terlalu banyak berpikir. Nikmati hidupmu saat ini, aku berjanji akan selalu ada untukmu."

"Jangan terlalu baik padaku. Tolong jangan lakukan itu," pinta Ana.

"Aku melakukannya karena aku suamimu."

"Tidak, kita melakukannya demi kepentingan satu sama lain, demi keuntungan satu sama lain. Jangan membuatku berharap banyak, jangan berusaha menarik perasaanku," jelas Ana. Gadis itu menyingkirkan lengan kekar di pinggangnya dan turun dari kasur.

Ben terdiam. Saat ini laki-laki itu masih belum bisa meyakini apa yang terjadi dengan dirinya. Apakah semua ini ia lakukan hanya karena sebuah rasa tanggung jawab? Atau atas dorongan nafsu? Atau ada sesuatu yang lain? Ben masih belum yakin.

🖤🖤🖤

1
Rismawati Damhoeri
mau sehat, mau sakit umur itu tak bisa di perpanjang, kalau udah ajal ya mati aja. walaupun sehat
wkwkwkwkw jalu
suka ceritanya
wkwkwkwkw jalu
ceritanya bagus...sayang gk ada bonchap nya...
wkwkwkwkw jalu
sebenarnya kasihan rosalie...dia sakit..tapi dengan cara memasukkan perempuan lain ke rumahnya...sama saja dengan menggali sakitnya lebih parah
wkwkwkwkw jalu
baru baca...sukkaa
Healer
dlm novel tiada yg salah baik rose/Ben/ana...cuma rose nmpk jahat sikit tapi cuba la fahami watak rose itu sendiri......intinya jujur dgn pasangan dan keluarga itu penting dan sbg peringatan utk diri sendiri dan kaum wanita jgn membawa wanita lain ke rumah tangga mu jika tidak mau stress dan mkn hati berulam jantung kerana hati manusia bole berbagi terutamanya lelaki
Healer
kasihan jg ya si rose terlalu berat ujian nya
Nani Krisnawati
mungkin ana hamil
Rika
bagus
Wayan Sucani
Biasa
Nani Krisnawati
ben mumgkin mulai jatuh cinta dg ana yg baik dan lugu
Nani Krisnawati
roselin semakin tersiksa
Nani Krisnawati
cinta tumbuh krn biasa
Ahmad Radian
bagussszz/Good//Good//Good/
Rita Nurleni
Biasa
Rita Nurleni
Kecewa
🌹bunda 2A & 2S🌹
lah gampang bangett langsung luluh gak ada acara penolakan dlu gitu...
Heriyani Lawi
Luar biasa
Lily Haryati
baru baca novel autor ini..sangat baguuus
Doike Sia
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!