sudah lima tahun menjalani biduk rumah tangga tapi tak cukup bagi Ayumi meluluhkan hati suaminya Dirga yang telah terpaut dengan kekasihnya.
"semoga kamu bahagia dengan pilihan mu mas, sekarang aku mundur dan membiarkan mu bersatu dengan kekasih mu yang begitu kamu agung-agungkan".
"terimakasih selama lima tahun lebih ini telah sabar membersamai ku walau namaku tak pernah ada di hatimu".
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Moms Al, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29
"aku ingin mengambil hak asuh Dania..". Ujar Dirga menatap Ayumi tanpa kedip, entahlah dia merasa jika.mantan istrinya berubah begitu banyak.
Ayumi sedikit membulatkan matanya, dia kira Dirga mengajaknya bertemu membahas Dania mengenai tidak marah lagi pada Dirga tapi nyatanya mantan suaminya itu meminta hak asuh Dania ?.
"apa kamu waras ? saya tidak kan memberikan anak saya pada orang salah seperti mu, apalagi kamu memiliki istri yang binal seperti nya. lihatlah Dania tidak tinggal saja dengan kalian istrimu masih bisa menyakitinya apalagi dia tinggal disana mungkin saja anak saya akan babak belur karena ulah istri mu". Jawab Dania menohok.
Aruna dibuat emosi dengan ucapan Ayumi yang tidak bisa disaring, menurutnya Dania saja yang nakal tidak bisa menjaga ucapannya jadi wajar dia memberi sedikit pelajaran pada anak itu agar tidak mengatainya jahat.
"kenapa kamu begitu serakah Ayumi, Dania itu juga darah daging ku, dia anak ku dan sudah sepantasnya aku juga memiliki hak padanya". Dirga kembali bersuara.
"saya tidak memungkiri hal itu, karena memang kamu adalah papa dari anak ku tapi yang jadi permasalah nya disini, saya tidak mau anak saya kejalan yang salah apalagi dia harus tinggal dengan ibu seperti istri mu ini".
Aruna menatap tajam pada Ayumi, ucapannya sungguh membuatnya hina seakan mencabik-cabik harga dirinya.
"apa maksud mu berbicara begitu ? Kamu menganggap kamu saja yang bisa menjadi ibu yang baik untuk Dania ?. Tanya Aruna dengan mata membulat.
Wanita itu terkekeh kecil dengan tangan menutup mulutnya. "nyatanya memang seperti itu bukan ? Sikap mu sangat tempramental, saya takut jika nanti Dania dijaga oleh mu nanti hanya amarah yang keluar dari dirimu. Saya takut anak ku menjadi tidak nyaman da menjadi trauma untuk nya".
"saya juga tidak mau jika anak yang selama ini saya didik dengan agama yang baik akan berubah haluan, maaf bukannya saya menghina tapi cara berpakaian mu saja sudah mencerminkan bagaimana keseharian mu". lanjut Aruna membuat dada Aruna membuat dada Aruna bergemuruh.
"heee wanita sinting!!!. Kamu kira kamu sudah baik haaa. walaupun kamu berkerudung belum tentu kamu sebaik itu. Lihat saja bahkan mas Dirga tidak menganggap mu padahal pernikahan kalian terjalin sudah lima tahun tapi tetap saja mas Dirga memilih ku karena memang aku yang terbaik dari mu". Bangga Aruna, wanita itu tersenyum mengejek kearah Ayumi.
Ayumi tersenyum dengan kepala menggeleng, setiap apa yang ditampakkan pada Aruna bisa menilai bagaimana perangai istri dari mantan suaminya ini.
"saya tidak menganggap diri saya baik, tapi pakaian saya bisa mencontoh anak saya. tapi sebaliknya dengan mu... Lihatlah gaya pakaian mu..". balas Ayumi tak kalah sinis.
"tanyakan pada suami mu bagaimana cara saya membesarkan Dania selama ini, dia memang tidak pernah imut andil dalam hal itu tapi dia selalu melihat bagaimana say bersikap pada anak saya". Sambunya lagi.
"kamu tidak berhak mengomentari gaya berpakaian ku, aku dan Dania hanya sebatas ibu dan anak sambung. Aku juga bisa menjadi ibu yang baik tanpa perlu kamu ajari". Aruna kembali berkomentar, dia tidak terima jika Ayumi merendahkannya apalagi didepan suaminya.
"terserah apa katamu, satu hal yang perlu kalian tahu saya tidak akan memberikan Dania pada kalian. Walaupun Dirga adalah papanya. Jika sebatas untuk bertemu, oke tidak masalah tapi untuk tinggal bersama kalian itu tidak akan pernah terjadi". Ayumi tentu tidak ingin berpisah dengan anak nya apalagi harus tinggal bersama dengan Dirga dan Aruna. Anggaplah sekarang dia egois kali ini.
Dirga terdiam cukup lama mencerna ucapan Ayumi, sedari tadi tatapannya tidak pernah teralihkan, pria itu terus menatap ketika Ayumi berbicara. entah apa yang dipikirkan pria itu hanya dia yang tahu.
"mas.. Kenapa kamu hanya diam sih, dari tadi mulut ku berbusa tapi kamu diam saja. katakan pada mantan istri mu ini jika kamu juga berhak atas Dania. Jangan serakah jadi orang apalagi dia juga sudah menguasai rumah mu dan juga mobil. Apa belum cukup semuanya itu". Sinis Arun dengan lirikan tajam pada Ayumi tapi yang dilirik hanya bersikap santai.
Dirga menghela nafas panjang, memang selama Mejadi suami Ayumi, wanita itu terbilang sangat baik mengurus Dania dan juga dirinya. Dia begitu telaten dan tidak pernah melakukan kesalahan apapun. Dia Selalu menyenangkan Dania dalam hal apapun apalagi mengenai agama, Ayumi sangat memantau hal itu.
"jika tidak ada hal yang ingin dibicarakan lagi, saya permisi karena masih banyak hal yang perlu saya kerja kan". Ujar Ayumi menyadarkan lamunan Dirga.
"sombong banget sih kamu, kayak wanita karir saja padahal hanya pengangguran". ejek Aruna, tapi Ayumi hanya membalasnya dengan senyuman. Dia tidak perlu menjelaskan pada wanita itu mengenai pekerjaan nya.
"jangan egois Ayumi, kenapa susah sekali menyerahkan Dania pada ku. Aku juga bisa mengajarkannya seperti yang kamu ajarkan padanya setiap hari". ucap Dirga membuat Ayumi langsung menatap Dirga.
"katakan pada ku selama kita menikah apa yang kamu berikan pada dania ? perhatian ? Kasih sayang ? dua hal itu saja kamu tidak pernah lakukan apalagi kamu mengatakan ingin mengajari apa yang selama ini aku ajarkan padanya ? Apa saya tidak salah dengar ? bahkan hari-hari mu hanya Aruna, kamu rela berbohong pada anak mu sendiri karena ingin mengantar Aruna padahal anak mu juga ingin diantar kesekolah. Apa itu ya g kamu katakan bisa menjaga dania ?". Cerca Ayumi dengan dada kembang kempis, dia masih mengingat bagaimana sedihnya Dania ketika Dirga batal mengantarkan anak nya kesekolah hanya karena Aruna.
"CK!!. Anak mu saja yang cengeng. Lebay banget sih jadi anak". Bukannya membujuk Ayumi agar dia mau luluh menyerahkan Dania padanya, tapi Aruna malah menampakkan ketidaksukaan nya pada Dania.
Dirga kembali menghela nafas nya panjang, sungguh saat itu memang dia serba salah, mengingat Aruna adalah kekasih tercinta nya dan Dania adalah anak nya tapi Dania terkalahkan oleh Aruna.
"aku tetap ingin mengambil Dania, aku juga ingin dekat anak ku. Bukan cuman kamu yang ingin bersama nya tapi aku juga. Apa kamu tidak bisa menurunkan egomu sedikit saja".
Dirga kembali bersuara.
"seharusnya kamu yang menurunkan egomu, Dania sudah tidak respek pada mu karena itu juga ulah mu sendiri. Jadi jangan memaksanya". Balas Ayumi, entah bagaimana lagi dia berbicara dengan Dirga.
"kamu pasti yang menyuruh Dania agar membenci ku kan ? makanya Dania enggan berdekatan dengan ku". Tuduh Dirga.
"terserah apa katamu, biar pun saya mengatakan jika bukan saya yang mempengaruhi Dania tapi kamu tetap tida mau percaya. Jadi percuma saya menjelaskannya bukan. Kamu hanya bisa melempar tangan tapi tidak tahu jika kamu sendiri yang melukai hatinya". Dia begitu muak pada Dirga yang terus menyalahkannya tapi tidak sadar diri.
"pokoknya aku da mas Dirga akan mengambil Dania tanpa persetujuan dari mu". Ujar Aruna.
"baiklah, jika itu mau kalian, kita akan bertemu di pengadilan, sekalian mengurus surat perceraian saya dengan dirga dan juga saya akan meminta hak mengenai harta Gono gini dan juga nafkah terhadap Dania". Balas Ayumi membuat pasangan suami istri itu membulatkan matanya tak percaya.
Bersambung...