Bercertia tentang anak laki2 yang segala kelebihannya di sembunyikan oleh teman masa kecilnya
Ketika SMP mereka pun mulai berpacaran, namun selama hubungan mereka. Anak laki2 itu justru malah di perlakukan seperti babu.
Puncaknya ketika SMA, anak laki2 itu kerap kali di buat layaknya seperti anjing peliharaann yang selalu patuh dan menurut pada gadis teman masa kecilnya itu.
Namun, setelah sekian lama di posisi itu, anak laki2 itupun akhirnya merasa muak dan memutuskan gadis teman masa kecilnya itu.
Bagaimana kira2 kehidupan anak laki2 itu setelah putus dari teman masa kecilnya itu..?
Yuk simak ceritanya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RizSlide, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14 : Ajakan kencan..?
Siang harinya, Seiji terlihat sedang sibuk deng komputernya. Disana dia sedang mendesign sendiri ruang studio yang akan segera di kerjakan oleh orang2 suruhan ayahnya dalam waktu dekat.
Dia ingin ruangan itu di design oleh dirinya sendiri karena nantinya ruangan itulah yang akan menjadi tempatnya untuk menyalurkan hobi dan bakatnya.
Saat ini dia sama sekali tidak kepikiran tentang hal2 yang mungkin membuatnya sedih seperti sebelumnya, itu karena dia sangat fokus mempersiapkan project cover lagunya di platform YT.
Tiba2 masuk sebuah pesan di ponselnya, setelah di cek ternyata itu adalah Karin.
"Oh,ini Karin.." gumam Seiji
Seiji langsung teringat kejadian kemarin, ketika dia murung teman2nya mencoba menghibur dirinya dengan mengajaknya pergi karaoke namun dia menolak dengan alasan tidak enak badan.
Karena semalam dia fokus mengobrol dengan kakaknya tentang rencana project YT dirinya, dia lupa menghubungi teman2nya untuk meminta maaf pada mereka terkait kemarin.
Seiji langsung membuka pesan itu..
...> LINE <...
Karin : "Hey.. Kau sedang apa..?"
Seiji : "Aku sedang di depan komputerku.. Ada apa..?"
Karin : "Oh begitu, jadi apa kau sudah merasa lebih baik..?"
Karin : (Sticker khawatir)
Seiji pun tersenyum melihat stiker yang dikirmkan oleh Karin.
Seiji : " Aku sudah lebih baik.."
Seiji : "Ngomong2 aku minta maaf soal kemarin, seharusnya aku tidak begitu dingin pada kalian.
Seiji : "Aku benar2 minta maaf.."
Seiji : (Sticker memohon maaf)
Karin yang sedang tiduran di kasurnya pun tersenyum melihat stiker yang di kirimkan Seiji. Dan dirinya juga merasa lega karena Seiji sudah baik2 saja.
Karin : "Apa kau ada rencana harI ini..?"
Karin : "Aku bosan dirumah.."
Karin : (Sticker bosan)
Seiji : "Aku sedang mengatur sebuah rencana proyek baruku dirumah.."
Seiji : "Apa Miki dan Yuri tidak mengajakmu keluar..?"
Di kamarnya Karin merubah posisinya menjadi tengkurap di kasurnya lalu kembali membalas pesan Seiji
Karin : "Yuri masih di kampung orang tuanya karena neneknya sedang sakit keras.."
Karin : "Dan miki sedang menemani kakaknya mengunjungi kerabatnya.."
Karin : (Stiker sedih)
Seiji menyadarkan tubuhnya di kursi depan komputernya di kamar.
Seiji : "Benar juga, aku lupa kalau Yuri masih belum kebali.."
Seiji : (sticker tersenyum menggaruk kepala)
Seiji : "Bagaimana dengan Kenji.."
Karin : "Maksudmu aku harus mengajaknya pergi keluar begitu.."
Karin : (stiker wajah sebal yang imut)
Melihat stiker yang dikirimkan Karin membuat Seiji kembali tersenyum sambil menatap layar ponselnya.
Seiji : "Ya tidak ada salahnya bukan..?"
Karin : (sticker sebal dan membuang muka)
Seiji kembali teringat dengan hutangnya pada Karin, dia juga belum meminta maaf dengan benar padanya karena kejadian kemarin.
Dia berfikir untuk mengajak Karin pergi keluar untuk meminta maaf dan melunasi hutangnya. Dan dia coba mengatakan itu pada Karin.
Sementara itu Karin terlihat cukup gelisah di kamarnya karena Seiji tidak kunjung membalas pesannya.
"Cling..!!" sebuah pesan masuk
Seiji : "Bagaimana kalau kita keluar, apa ada yang ingin kau lakukan hari ini..?"
Karin langsung bangkit dari posisinya karena membaca pesan dari Seiji. Dia langsung mengucek matanya beberapa kali sebelum kembali membaca pesan dari Seiji yang mengajaknya pergi bersama nya hari ini.
"Eh, beneran nih? Dia mengajakku pergi..?"
"Berdua..? Bukankah itu artinya.."
"Kencan..!!"
Karin menjadi salah tingkah dan berguling kesana kemari di kasurnya. Dia merasa sangat senang karena hal itu.
Karin pun bangkit dan segera membalas pesan dari Seiji
Karin : "Terserah kau saja.."
Karin : (stiker menyilangkan tangan sambil buang muka)
Seiji : "Oke, dua jam lagi kita betemu di Roppongi Hills.."
Seiji : "Sampai jumpa disana nanti.."
Seiji : (stiker mengedipkan satu mata)
Karin : (stiker okey)
...-×-×-...
Karin meletakan ponselnya perlahan..
Namun bukannya bersiap dia malah berguling kesana kemari kegirangan karena Seiji mengajak dirinya pergi.
"Ini kencan? Aku gak mimpi kan..?" gumam Karin
Dia mencubit pipinya dan ternyata itu sakit..
"Yaaayy ini bukan mimpi.." ucap Karin bersemangat
Dia langsung bangkit dari kasurnya dan langsung membuka lemari pakaian miliknya.
Dia memilah2 pakaian mana yang akan dia pakai, namun dia sempat bingung memakai apa pada kencan pertamanya dengan Seiji hari ini.
Jam kemudian..
Seiji sudah menunggu Karin di depan sebuah Mall yang berada di daerah Minato City. Seiji terlihat mengenakan celana jeans abu2 gelap yang di padukan dengan jaket kaos berwanra putih dan jaket bomber.
Rambut perak keemasan serta tindik yang dia pakai semakin memberi kesan dewasa dan tampan pada dirinya.
Sambil menunggu Seiji terus memainkan ponselnya dengan bersandar pada sebuah pilar besar di depan mall itu.
Dia tidak sadar kalau dirinya menjadi pusat perhatian setiap orang yang melihatnya dengan penampilannya yang sangat tampan dan keren dengan pakaian kasualnya.
Tak berselang lama Karin pun datang dengan mengenakan sebuah jeans ketat panjang yang di padukan dengan tanktop putih dan sebuah jaket yang menggantung di setengah lengannya.
Dia langsung menghampiri Seiji dan menyapanya..
"H-hei, a-apa kau sudah lama menunggu..?" ucap Karin gugup
Seiji langsung menoleh kearah Karin..
Seiji sempat terpesona dengan penampilan Karin, ini adalah pertama kalinya dia bertemu dengan Karin tanpa mengenakan seragam sekolahnya yang serba mini dan terbuka seperti biasanya.
Kini penampilan kasual Karin membuat Seiji sangat terpesona dengan kecantikannya dan membuat jantungnya berdegup kencang..
"A-aku belum lama sampai.." ucap Seiji juga dengan gugup
Keduanya sempat terdiam sejenak karena merasa gugup karena melihat penampilan satu sama lain. Karin juga begitu terpesona melihat penampilan Seiji dengan pakaian kasualnya yang membuatnya menjadi semakin tampan.
Keduanya berdiri berhadapan dengan jarak cukup dekat dan membuat keduanya menjadi perhatian banyak orang yang lewat.
"Whoa, apa mereka pasangan artis.."
"Kyaa, tampan sekali.."
"Lihat gadis itu, apa dia supermodel atau apa. Aku mau jadi kekasihnya.."
"Kau buta? Lihat pria tampan di hadapan gadis itu, dia pasti pacarnya.."
"Sial, lawannya terlalu berat, kita takkan menang.."
"Pria tampan dan gadis cantik, seperti di novel saja.."
"Apa aku bisa jadi pacar laki2 itu..?"
Menyadari kalau mereka menjadi pusat perhatian membuat Seiji semakin gugup. Dia bingung harus berbuat apa.
"A-anu Karin, bagaimana kalau kita jalan sekarang.." ucap Seiji gugup
"Um, tentu.." jawab Karin juga dengan gugup
Meskipun ini bukan kali pertamanya bagi Karin bertemu laki2, tapi dia merasa kalau setiap bertemu Seiji membuat jantungnya berdegup kencang.
Dan meskipun Karin juga sering bergonta ganti pacar sebelum kenal dengan Seiji, namun tidak satupun diantara mereka yang membuat jantung Karin berdegup sekencang ini.
Bahkan ketika pertama kali Karin berpacaran dan pergi kencan dengan pacar pertamanya dulu, dia tidak merasa segugup sekarang.
Berbeda dengan Seiji, ini kali pertamanya bertemu dan mengajak pergi gadis lain selain Yuki.
"Tunggu, kita cuma berdua nih? Jangan bilang kalau kami terlihat seperti sedang berkencan.." fikir Seiji
"Sial, aku tidak memikirkan ini sebelumnya. Aku hanya berniat meminta maaf padanya dengan mengajaknya pergi karena dia bilang dia sedang bosan dalam pesannya tadi.." fikirnya
"Apa yang harus aku lakukan sekarang.." fikiran Seiji menjadi semakin tidak karuan
Baik itu Karin dan Seiji kini keduanya merasa kalau ini adalah momen yang sangat canggung dan bingung harus melakukan apa.
kukira cinta, ternyata permisi ya..