Di Benua Tian Yuan, semua orang berlatih Dao Sihir hingga ke puncak, menjadi dewa abadi sejati. Itu telah di lakukan dari generasi ke generasi, tradisi yang orang semua percaya bahwa Dao Sihir adalah satu-satunya jalan menuju puncak keabadian.
Namun Jian Xin, pemuda sampah yang di anggap sebagai pemborosan oleh semua orang tiba-tiba muncul dengan Jalan Dao yang berbeda. Jalan Dao yang menantang langit, jalan Dao yang telah di tinggalkan semua orang. Yaitu Dao Pedang .....
Dengan hati Dao Pedang yang kuat, dia menempuh jalan yang lebih sulit dan menyakitkan dari orang lain. Semua untuk membuktikan bahwa Dao yang dia miliki bisa membawannya ke puncak!
Dalam perjalanan yang menyakitkan itu, dia tiba-tiba menemukan rahasia besar yang telah lama menghilang. Rahasia yang di tinggalkan oleh Dewa Dao pertama!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Soccer@, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21 : Sadis!
Melihat Jiang Xin yang bisa dengan mudah menghindari serangan Jiang Wusang, sedikit kejutan melintas di pupil mata para petinggi Klan, bahkan Jiang Rao menyipitkan matanya saat dia menatap Jiang Xin dengan serius.
Jiang Ruyin juga tidak jauh berbeda dengan para petinggi klan, tapi setelah terkejut. Sudut bibirnya mengulas senyum tipis.
Di samping, Jiang Shing dan Jiang Hui memiliki ekspresi tidak senang di wajah mereka. Sebelumnya, mereka sudah bersiap untuk merayakan kemenangan. Tapi di luar dugaan, Jiang Xin sebenarnya mampu menghindari serangan Jiang Wusang yang membuat mereka kesal.
"Cih, itu hanya kebetulan saja. Apa yang perlu di banggakan, lihat saja. Begitu Sang'er melakukan serangan kedua, Jiang Xin akan langsung di kalahkan!" kata Jiang Shing sambil mendengus kesal.
"Ya, ya. Benar, itu hanya kebetulan," sambung Jiang Hui.
Sementara itu, di antara kerumunan penonton. Jiang Lin menatap Jing Xin di atas panggung pertempuran dengan senyum tipis di wajahnya, membuat dia terlihat sangat cantik. Namun tidak ada orang yang bisa melihat keindahan itu karena fokus semua orang tertuju ke arah panggung pertempuran.
Di sisi lain, setelah serangannya berhasil di hindari dan di susul dengan nada sombong pihak lain. Wajah Jiang Wusang menjadi sangat muram.
"Jiang Xin, jangan sombong. Kamu hanya beruntung, kali ini. Aku ingin melihat apakah kamu masih beruntung seperti sebelumnya!" cibir Jiang Wusang dengan kesal.
Setelah mengatakan itu, dia menyatukan kedua telapak tangannya, membentuk segel jari yang unik. Ketika itu terjadi, tiga bola api seukuran kepalan tangan muncul di atas kepalanya. Membuat suhu di sekitar dengan cepat naik.
Melihat ini, orang-orang di alun-alun menatap Jiang Wusang dengan kagum, bahkan para petinggi Klan menganggukkan kepala dengan senyum puas.
"Jiang Wusang cukup berbakat, hanya dalam waktu sepuluh hari. Dia sudah bisa mencapai penguasaan teknik pusaran Api Yang Membakar hingga ke tingkat ini!" ujar salah satu Tetua.
"Ya, bahkan aku sendiri. Ketika mempelajari Teknik Pusaran; Api Yang Membakar. Itu membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk bisa menciptakan tiga bola api!" kata Tetua lainya.
"Jiang Wusang ini, jika tidak terjadi kecelakaan. Dia akan menjadi pillar penting untuk Klan Jiang nanti!" puji Tetua berjanggut putih.
Mendengar ini, senyum bangga muncul di wajah Jiang Shing dan Jiang Hui. Kedua pria paruh baya itu kemudian menatap ke arah Jiang Ruyin dengan tatapan mengejek.
"Kakak Ruyin, apa kamu mendengarnya? Sang'er sangat berbakat, bahkan para Tetua mengakui itu!" kata Jiang Shing dengan senyum sombong.
"Ya, jadi kakak Ruyin tidak perlu lagi mempertahankan posisi kepala Klan. Berikan saja itu kepada Kakak Shing, itu akan lebih baik!" sambung Jiang Jiang Hui sambil tersenyum licik.
Jiang Ruyin mengerutkan kening, namun dia tetap diam. Saat ini, dia tidak perduli dengan posisi kepala Klan. Apa yang dia pikirkan saat ini adalah bagaimana caranya agar dia bisa menghentikan pertarungan di atas arena sebelum Jiang Wusang melukai Jiang Xin.
Namun yang tidak mereka sadari, saat ini. Jiang Rao yang selalu tenang tiba-tiba menyipitkan matanya. Semua itu bukan tanpa alasan, tetapi sebagai Praktisi Dao Grandmaster Puncak. Dia memiliki indra yang lebih kuat dari semua orang di tempat itu, sehingga saat Jiang Xin menghindari serangan Jiang Wusang sebelumnya. Dia samar-samar merasakan Qi Dao yang sangat tajam keluar dari tubuh Jiang Xin.
Meski Qi Dao itu tidak seperti Qi Dao yang di miliki oleh Praktisi Dao Sihir, tapi Jiang Rao yakin bahwa itu adalah Qi Dao. Ini juga membuat Jiang Rao semakin yakin bahwa Jiang Xin telah membangkitkan Lautan Dao.
"Anak ini tidak biasa, " gumam Jiang Rao sambil menatap Jiang Xin di panggung pertempuran. "Apa yang kamu rencanakan nak?" sambungnya dalam hati.
Pada saat ini, Jiang Wusang telah menyelesaikan tekniknya. Dia menatap Jiang Wusang dengan tajam sambil berkata. "Jiang Xin, kamu sudah selesai!"
"Ya, sudah selesai!" Jiang Xin mengangguk.
Mendengar perkataan Jiang Xin, orang-orang berpikir bahwa Jiang Xin ketakutan melihat teknik pusaran Jiang Wusang, jadi dia berpikir untuk menyerah. Membuat orang-orang menatap Jiang Xin dengan kecewa bercampur jijik.
"Benar saja, sekali sampah tetap sampah. Dia hanya sombong setelah menghindari satu serangan tetapi ketakutan setelah melihat serangan berikutnya, bebar-benar pecundang!" hardik salah seorang murid di kerumunan.
Orang-orang lainya mengangguk setuju dengan ucapan murid itu.
Tapi Jiang Xin tidak menunjukan ekspresi apapun, bahkan tatapan yang dia gunakan untuk melihat tiga bola api di udara seperti sedang melihat sesuatu yang bisa. Ini tentu saja membuat Jiang Wusang merasa tidak nyaman.
"Cih, berpura-pura tenang, " cibir Jiang Wusang.
Kemudian, ekspresi di wajahnya berubah serius saat dia mendorong telapak tangannya ke depan. "Pergi!" teriaknya.
Begitu suara Jiang Wusang jatuh, dengan suara 'Whos'. Tiga bola api yang menggantung di udara melesat ke arah Jiang Xin dengan kecepatan yang sulit untuk di lihat oleh mata telanjang.
Hanya dalam tiga tarikan nafas, tiga bola api telah mencapai jarak setengah meter dari tempat Jiang Xin berdiri.
Semua orang di alun-alun dan para petinggi klan membuka lebar-lebar mata mereka saat tiga bola api akan mencapai Jiang Xin, seolah-olah mereka tidak ingin melewatkan apapun.
Jiang Ruyin yang duduk di platfrom tinggi diam-diam mengedarkan Qi Dao di telapak tangannya, siap menghentikan tiga bola api yang akan membakar Jiang Xin.
Saat ini, waktu seakan bergerak lambat, dan ketika tiga bola api hanya beberapa senti saja dari tubuh Jiang Xin. Tiba-tiba, suara tenang Jiang Xin memasuki telinga semua orang.
"Teknik Pusaran Dao; Kilatan Pedang!"
Begitu suara Jiang Xin jatuh, sosok Jiang Xin tiba-tiba melesat seperti kilat. Meninggalkan bayangan hitam samar di belakangnya, itu hanya untuk muncul di hadapan Jiang Wusang.
"Kamu .. " Jiang Wusang terkejut melihat sosok Jiang Xin yang tiba-tiba muncul di hadapannya seperti hantu.
Rasa takut dan teror merasuki pikiranya, membuat dia dengan panik mengedarkan Qi Dao-nya untuk membentuk bola api. Namun belum sempat dia melakukan itu, suara dingin Jiang Xin sudah lebih dulu memasuki telinganya.
"Lambat!" kata Jiang Xin.
Tangan kanannya terulur dan sebuah pedang ilusi tiba-tiba muncul di tangan Jiang Xin. "Teknik Pusaran Dao; Tebasan Bayangan!" ucapnya sambil mengayunkan pedang ilusi di tangannya, menebas sebanyak empat kali dengan gerakan kilat.
" ... Swing! .. Swing! .. Swing! ... Swing! .. "
Empat kilatan pedang muncul di atas panggung pertempuran sebelum akhirnya menghilang dengan cepat.
Hening!
Angin dingin berhembus melewati wajah-wajah yang tertegun, itu berlangsung selama beberapa saat sebelum akhirnya keheningan itu pecah oleh suara tangisan Jiang Wusang.
"Arrgghhhh!!"
Bersamaan dengan suara tangisan Jiang Wusang, kedua lengan dan kedua kakinya tiba-tiba menunjukan garis darah tipis. Lalu di bawah tatapan terkejut semua orang, lengan dan kaki Jiang Wusang tiba-tiba terpisah dari tubuhnya. Menciptakan aliran darah segar di atas panggung pertempuran.
Semangat dan jaga kenyamanan cerita biar bisa menghibur dan memuaskan pembaca.