NovelToon NovelToon
Love Me, Again

Love Me, Again

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintapertama / Nikahkontrak / Perjodohan / Patahhati
Popularitas:8.6M
Nilai: 4.8
Nama Author: embunpagi

Hampir separuh dari hidupnya Gisell habiskan hanya untuk mengejar cinta Rega. Namun, pria itu tak pernah membalas perasaan cintanya tersebut.

Gisell tak peduli dengan penolakan Rega, ia kekeh untuk terus dan terus mengejar pria itu.

Hingga sampai pada titik dimana Rega benar-benar membuatnya patah hati dan kecewa.

Sejak saat itu, Gisel menyerah pada cintanya dan memilih untuk membencinya.

Setelah rasa benci itu tercipta, takdir justru berkata lain, mereka di pertemukan kembali dalam sebuah ikatan suci.

"Jangan sok jadi pahlawan dengan menawarkan diri menjadi suamiku, karena aku nggak butuh!" ucap Gisel sengit

"Kalau kamu nggak suka, anggap aku melakukan ini untuk orang tua kita,"

Dugh! Gisel menendang tulang kering Rega hingga pria itu mengaduh, "Jangan harap dapat ucapan terima kasih dariku!" sentak Gisel.

"Sebegitu bencinya kamu sama abang?"

"Sangat!"

"Oke, sekarang giliran abang yang buat kamu cinta abang,"

"Dih, siang-siang mimpi!" Gisel mencebik.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon embunpagi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 15

Sore itu, Gisel meminta kendra untuk menemaninya untuk mengambil cincin yang sudah di pesan khusus oleh Anes ke toko perhiasan dimana toko perhiasan yang masih di bawah naungan BaileyTex itu berlokasi di mall milik David.

Namun, karena sibuk, Kendra meminta Gisel untuk pergi duluan ke toko tersebut dan ia akan menyusul nanti.

"Apa kakak menyulitkan mas Kend? Nanti biar aku bilang sama kak Elang supaya jangan memberi mas Kend banyak pekerjaan, ini sudah sore, seharusnya mas Kend sudah waktunya pulang kerja, satu setengah bulan lagi kita akan menikah, seharusnya kakak memberi kelonggaran untuk mas Kend," ujar Gisel melaui sambungan telepon dengan calon suaminya tersebut.

"Nggak kok, sama sekali tidak menyulitkanku, sebentar lagi kelar. Aku akan menyusul ke sana. Kamu nggak apa-apa kan ke sana duluan ke sana?" sahut Kendra.

"Ya sudah, aku berangkat sendiri ke sana, tapi cepat nyusul ya, mas? Kan harus cobain cincinnya, takutnya ukurannya gak sesuai, kan nggak tahu ms Kend tambah gemuk atau kurusan, harus fitting baju juga," ujar Gisel.

Kendra mengangguk meski ia tahu Gisel tak melihatnya.

Panggilan pun berakhir, Gisel melangkah keluar kantor," Mel, kamu pukang aja duluan, aku mau ambil pesanan mommy di mall papa," ucapnya pada sang asisten.

" Apa perlu saya temani kesana, nona?" tawar melisa.

"Tidak perlu, kamu pulang saja. Aku janjian sama mas Kend," sahut Gisel.

Melisa mengerti, pasti nonanya ingin pergi kencan dengan calon suaminya. Secara selama ini mereka LDr, pikirnya. Ia masuk ke dalam mobilnya.

Pun dengan Gisel yang masuk ke dalam mobilnya. Sudah beberapa hari ini ia mengendarai mobil sendiri. Terbiasa mandiri di Paris, ia tak nyaman jika kemana-mana diantar sopir.

Gisel memilih menunggu Kendra di toko perhiasan sambil melihat-lihat. Karena lama menunggu, ia meminta pelayan toko mengeluarkan perhiasan yang di pesan oleh momminya.

Saat pelayan mengambil pesanannya, saat itu juga Rega datang bersama seorang wanita yang tak asing lagi, Nandira. Wanita itu meminta Rega menamninya untuk mencari kado untuk ibunya yang akan berulang tahun. Ia ingin memberikan kalung sebagai hadiah.

Gisel menoleh saat Dira menanyakan model kalung yang simpel tapi terlihat elegan.

"Dek, kamu di sini juga?" tanya Rega.

Gisel tak langsung menyahut, ia fokus pada Nandira yang sedang memilih kalung. Ia pikir jika Rega akan membelikan wanita itu perhiasan. Tapi masa bodohlah, pikirnya.

"Iya, aku mau ambil cincin pernikahanku sama mas Kend," sahut Gisel kemudian.

"Ga, menurut kamu mana yang bagus?" Nandira mendekati Rega untuk meminta pendapat pria itu. Saat itu juga ia menyadari keberadaan Gisel.

"Loh, ini bukannya Gisel ya? Adik kelas aku dulu yang sering ngejar-ngejar Rega, kalau nggak salah kan? Yang waktu itu kita datang ke acara ulang tahunnya berdua, Ga?" ucap Dira.

"Maaf, Anda siapa, ya? Saya lupa, tidak pernah mengingat orang yang tidak penting soalnya," balas Gisel. Pura-pura lupa dengan wanita itu. Mana mungkin ia bisa lupa Dengan wanita yang di bawa oleh Rega untuk menyakitinya tersebut.

Nandira mencibir, ia menarik tangan Rega, supaya pria itu menghadapanya, "Mana Ga, yang bagus menurut kamu? Ini apa ini? Atau... Yang lainnya?" tanya Nandira, sengaja memanasi Gisel, namun wanita itu terlihat biasa saja bahkan acuh.

"Terserah kamu, semuanya bagus, kok," sahut Rega. Nandira mendengus mengajak Rega sama sekali tak membantu, pikirnya. Tapi, setidaknya ia puas karena mereka bertemu Gisel di sana sehingga bisa memanasi wanita itu meski tak berhasil sepertinya.

Nandira memutuskan untuk kembali memilih. Sementara Rega memilih duduk di sebelah Gisel yang sedang menunggu pesanannya.

"Kenapa nggak databg sama Kend?" tanya Rega.

"Mas Kend sebentar lagi menyusul," jawab Gisel datar.

"Mas, mana pesanan mommy saya? Saya buru-buru nih!" tanya Gisel pada pelayan toko. Pelayan itu langsung mencari manajernya yang sedang mengambil pesanan Anes.

"Maaf nona, membuat anda menunggu, ini cincin yang nyonya Aneska pesan. Bisa Anda coba dulu!" kata manajer toko yang khusus melayaninya.

Gisel mengambil cincin berlian berukuran kecil namun terlihat sangat elegan tersebut, sesuai keinginannya. Ia mencoba di jari manisnya. Manis sekali, sangat cocok dengannay. Bukan Gisel yang memuji, namun Rega yang melihat Gisel memakai cincin itu. Cincin itu terlihat pas dan semakin cantik di jari lentik Gisell. Wanita itu tersenyum.

Gisel menyukai desin cincin itu tidak simpel tapi tidak norak menurutnya. Tak ada nama pasangan masing-masing pada cincin itu sesui permintaannya. Menurut Gisel, cincin hanyalah sebuah formalitas dari pernikahan, bukan sebagai bentuk pengikat yang sebenarnya. Cinta, ketukusan dan kesetiaanlah pengikat yang sesungguhnya. Sayangnya, ia belum bisa melakukannya juga pada Kendra. Namun, ia akan berusaha untuk menumbuhkan cintanya. Bukankah ada pepatah jawa yang mengatakan Witing tresno jalaran seko kulino? Ia akan mempraktekkannya nanti.

"Yang cowok, bisa sekalian di coba, dokter Rega?" manajer itu mengambilnya dan menyodorkannya pada Rega. Ia pikir Rega adalah calon suami Gisel.

"Tapi dia bukan..." belum Gisel selesai bicara, pelayan laki-laki itu sudah memasangkan cincin itu pada jari manis Rega.

"Bagaimana, dokter Rega? Pas dan nyaman di pakai atau perlu di perbaiki lagi?" tanya manajer toko yang mengetahui siapa Gisel dan Rega. Dulu, keduanya sering datang ke toko tersebutbuntuk mengambilkan pesanan Anes atau Amel. Manajer itu tak menyangka jika keduanya akan berjodoh seperti ini.

Baik rega maupun Gisel, refleks menatap cincin di jari manis Rega tersebut. Mereka kemudian saling menatap.

"Ga, kayaknya aku pilih gelang aja deh jadinya, kalungnya nggak ada yang aku suka!" ucap Nandira.

"Ga!" panggil Nandira mendekat karena Rega tak menggubris ucapannya.

Rega menoleh, sementara Gisel membuang pandangannya ke sisi lain, malas untuk menatap Nandira.

"Maaf, tapi bukan saya calon suaminya," Rega melepas cincin yang sangat pas di jari manisnya tersebut lalu menyerahkannya kembali pada manajer toko.

Menajer toko itupun meminta maaf karena sudah salah sangka. Sedangkan Nandira tampak kesal, ia sibuk memilih kadi untuk ibunya sehingga melewatkan momen menyebalkan barusan. Kalau dia tahu, pasti akan mencegah Rega memakai cincin itu tadi.

"Sudah?" tanya Rega pada Nandira. Ia berdiri.

"Iya, aku pilih ini aja, bagaimana menurut kamu?" tanya Dira.

"Bagus," sahut Rega singkat. Kemudian, Nandira berbisik, "Aku lupa bawa debit card, bisa tolong bayarin dulu? Nanti aku ganti,"

Rega mengangguk tanpa curiga, ia memang selalu berpikir positif pada siapapun.

Gisel tetap acuh melihat Rega membayar gelang pilihan Nandira.

"Yuk, Sel. Duluan, ya?" ucap Dira setelah selesai urusannya.

"Kendra masih lama nggak, Dek?" tanya Rega. Ia tak tega melihat Gisel harus menunggu lama.

"Dia udah di jalan, sebentar lagi sampai, abang duluan aja. Tuh dokter Dira udah nungguin," ucap Gisel jutek.

"Abang duluan, ya?"

"Hem," sahut Gisel.

Gisel menghela napasnya, ia membukan pesan dari Kendra yang mengatakan jika pria itu tak bisa datang karena harus lembur, pekerjaannya masih banyak.

Gisel memilih untuk mengambil cincin itu, Kendra bisa mencobanya saat datang kerumah nanti, pikirnya. Lalu ia pergi dari sana.

Sebenarnya, tadi Kendra sudah tiba di toko, tapi sebelum masuk, ia melihat Rega yang di pakaikan cincin oleh manajer toko. Apalagi saat Rega dan Gisel saling pandang beberapa saat tadi, membuatnya memundurkan langkahnya lalu pergi. Kendra berpikir Gisel dan Rega sangat cocok dan serasi.

Kendra merasa tak percaya diri, apakah bisa menggntikan posisi Rega yang dulu pernah singgah sekian lama bersemayam di hati Gisell. Atau bahkan mungkin sebenarnya sampai sekarang pun masih. Entahlah.

Kendra membutuhkan Sarah, sekarang. Wanita itu yang selalu mendengar keluh kesahnya, tapi sampai sekarang wanita itu masih menghindarinya dengan alasan sangat sibuk.

...****************...

1
Queen Sha
/Facepalm/semoga tidak ada malaikat yg lewat ya Pa wkwkwkwkwk
Queen Sha
akal2 para papa2
Queen Sha
Hai anak muda, mereka latihan ngelawak biar makin muda😆
Queen Sha
kumpulan para Papa2 lupa umur wkwkwkwk
Ira Wati
Kecewa
Ira Wati
Buruk
Yundari Gayosa
Luar biasa
Fajar Ayu Kurniawati
.
Kurnaesih
/Facepalm//Slight//Slight//Facepalm/
angkasa
Rega jadi cowok tidak tegas
Kurnaesih
mampir lanjut Ade nya elang penisirin 🥰
Keyko Khaka
sumpah smpe ckiet perutku gara2 ngakak baca di part nie , keren Thor , menghibur bngitz 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣👍
Katina
Luar biasa
gemini
la kok jadi betah
gemini
ya tuhan
Taris
Lumayan
maria handayani
/Shy/
Kunaenah
banyak typonya pembaca hrs pintar2 mencerna maksud dr othor😇😇😇😇😇😇😇
Mei Prw
luar biasa
Mindarsih 19
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!