Kamila gadis yatim piatu mencintai Adzando sahabatnya dalam diam, hingga suatu malam keduanya terlibat dalam sebuah insiden.
Adzando seorang artis muda berbakat.
Tampan, kaya, dan populer. Itulah kata-kata yang tepat disematkan untuknya.
"Apapun yang kamu dengar dan kamu lihat, tolong percayalah padaku. Aku pasti akan bertanggung jawab dengan apa yang aku lakukan. Kumohon bersabarlah."
Karena skandal yang menimpanya, Adzando harus kehilangan karier yang ia bangun dengan susah payah, juga cintanya yang pergi meninggalkannya.
"Maafkan aku, Do. Aku harus pergi. Kamu terlalu tinggi untuk aku gapai."
"Mila... Kamu di mana? Aku tidak akan berhenti mencarimu, aku pasti akan menemukanmu!"
Kerinduan yang sangat mendalam di antara keduanya, membuat mereka berharap bahwa suatu hari nanti bisa bertemu kembali dan bersatu.
Bagaimana perjalanan cinta mereka?
Mari baca kisahnya hanya di sini ↙️
"Merindu Jodoh"
Kisah ini hanya kehaluan author semata
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Moms TZ, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 09
...*...
Keesokan harinya berita tentang penyerangan yang dilakukan Zando, terhadap pemilik Agensi MW Entertainment menjadi tranding topik di berbagai media, baik televisi, cetak maupun online. Berita yang tersiar bukan lagi penyerangan, melainkan dengan tuduhan penganiayaan.
Bahkan Zando kini telah digelandang ke kantor polisi, untuk dimintai keterangan terkait insiden tersebut.
Papa Daniel yang pagi itu tengah duduk santai di ruang keluarga, tidak sengaja melihat beritanya di televisi, dan langsung mematikan benda pipih persegi itu.
"Ada apa, Pa?" tanya Adzana, yang baru datang dari luar, usai mengantar suaminya berangkat ke kantor. Sementara dirinya sendiri tidak ke kantor, karena sudah mengajukan cuti hamil.
"Abang terlibat perkelahian dengan pemilik agensinya," beritahu Papa Daniel.
"Bagaimana bisa, Pa?"
"Lha itu, buktinya beritanya ada di tivi!"
Adzana kembali menyalakan televisi dan memilih channel yang berbeda dari yang tadi ditonton oleh papanya.
Adzana langsung membekap mulutnya seraya membulatkan mata indahnya. Wanita itu menatap layar kaca dengan seksama menyaksikan tayangan video perkelahian antara Zando dan pemilik agensi.
"Sepertinya ada yang tidak beres, dan abang dalam masalah. Apa Papa yakin tidak ingin membantu abang?"
Papa Daniel terdiam, beliau tampak seperti memikirkan sesuatu.
"Bagaimana jika kita ke kantor polisi untuk mendampingi abang? Dia butuh suport kita, Pa!" sambung Adzana.
Sementara itu, Mama Zeya terlihat berpakaian rapi bahkan membawa tas segala, tampak menuruni tangga.
"Mama mau ke mana?" tanya Adzana.
"Mama mau ke kantor polisi. Mama ingin mendampingi abang. Terserah kalian mau ikut atau tidak!" tegas Mama Zeya.
"Tunggu kakak ya, Ma. Kakak ambil tas dulu."
Adzana naik ke atas menuju kamarnya, tak lama kemudian dia sudah turun kembali.
"Ayo, Ma! Kakak tidak ingin terjadi sesuatu sama abang!"
Adzana dan Mama Zeya bergegas melangkah keluar rumah. Dan langkah mereka tertahan ketika mendengar seruan Papa Daniel.
"Kalian mau ninggalin papa gitu aja? Gak mau ngajak papa? Oke, fine! Papa berangkat sendiri!" rajuk Papa Daniel.
Adzana dan Mama Zeya beradu pandang, lalu keduanya tersenyum.
Selanjutnya mereka bertiga, berangkat bersama menuju ke kantor polisi.
.
Saat ini Zando didampingi Nino, tengah diinterogasi oleh polisi. Dia dicerca beberapa pertanyaan terkait tindakannya dan apa motif dari penyerangan yang dilakukannya tersebut. Zando menjawab dan memberikan alasan yang gamblang tanpa berbelit-belit. Bahkan kemudian dia membeberkan fakta dan barang bukti, mengapa dirinya sampai melakukan hal itu.
Polisi mencatat semua pernyataan dari Zando untuk dijadikan berita acara.
Papa Daniel bersama Mama Zeya, dan Adzana tiba di kantor polisi. Mereka langsung mendatangi tempat di mana Zando berada.
"Papa, Mama, Kakak." Zando bergumam lirih. Hatinya menghangat melihat kedatangan kedua orangtuanya beserta kembarannya. Setidaknya dia tidak merasa sendiri. Zando merasa terharu dan langsung berdiri, kemudian memeluk Papa Daniel.
"Maafkan, papa ya, Sayang. Papa akan berdiri di belakangmu dan mendukungmu. Kita semua akan selalu memberikan suport untukmu." Papa Daniel berkata seraya mengelus kepala Zando.
Zando makin tergugu menumpahkan segala perasaannya, di dalam dekapan papanya. Sedangkan Mama Zeya mengusap lembut punggung putranya, menunjukkan perhatiannya.
Seorang polisi wanita datang, dan mempersilakan Adzana untuk duduk, karena melihat perutnya yang besar.
"Silakan duduk, Nyonya," ucapnya.
"Oh ... terimakasih." Adzana mengucapkan terimakasih, lantas mendudukkan pantatnya di kursi.
Interograsi dilanjutkan kembali. Sampai akhirnya keadaan justru berbalik. Mereka membuat laporan balik, yang ditujukan kepada pemilik agensi dengan tuduhan pencemaran nama baik.
Bukan lagi Zando yang melaporkan, melainkan Papa Daniel sebagai pelapor. Meski beberapa saat yang lalu, beliau begitu keras pada Zando, tapi sebagai seorang ayah yang putranya sedang tersandung masalah, tentu membuatnya tidak tega.
Akhirnya Zando dan keluarga diperbolehkan pulang, setelah memberikan pernyataan yang dibutuhkan oleh polisi. Dan Mama Zeya tidak memperbolehkan Zando tinggal di apartemen lagi, melainkan tinggal di kediaman Adzana. Sehingga rumah Adzana kini sangat rame, seperti saat mereka dulu masih tinggal bersama, bedanya sekarang anggota keluarganya bertambah yaitu Arbi.
.
.
.
Di kantor agensi MW Entertainment, Tuan Moreno menerima panggilan dari kantor polisi, yang mengatakan seseorang bernama Daniel Al Ghifari telah melaporkan dirinya atas kasus pencemaran nama baik.
"Siapa Daniel Al Ghifari? Kenapa dia melaporkanku? Aku tidak pernah mengenalnya?" gumam Tuan Moreno.
Kemudian dia beranjak dari tempat duduknya dan keluar ruangan. Sampai di depan ruangan Ronald asistennya, pria itu menghentikan langkah.
"Ron, temani aku ke kantor polisi. Aku ingin tahu siapa pencundang yang berani melaporkan aku," ucapnya angkuh.
"Baik, Tuan."
Ronald segera mengesampingkan pekerjaannya, lalu mengikuti langkah atasannya.
Akan tetapi, ketika mereka sampai di lobi kantor, di luar dugaan terjadi kericuhan. Para penggemar setia Zando yang tergabung dengan nama Zander itu, melakukan demontrasi dan menuntut Tuan Moreno mencabut laporannya. Bahkan ada seorang ibu yang dengan berani melemparkan telur dan tepat mengenai kening Tuan Moreno, lalu disusul yang lainnya. Sehingga membuat pria itu terkejut dan menggeram marah.
Melihat hal itu, membuat yang lain langsung bertepuk tangan antusias.
"Cabut laporannya, cabut laporannya, Zando kami tidak bersalah. Dia sudah bekeja keras untuk agensi kalian, tapi kalian malah memperlakukannya dengan tidak adil," teriak lancang salah satu penggemar menggunakan pengeras suara.
Suasana benar-benar ricuh dan tidak kondusif, sampai-sampai pihak sekuriti kewalahan. Untung mereka tidak berbuat anarkis.
Begitu cintanya mereka pada Zando, begitu loyalnya mereka pada idolanya. Tapi hal itu wajar mereka lakukan, mengingat Zando juga sangat loyal pada penggemarnya.
Akhirnya mereka membubarkan diri secara teratur setelah pihak agensi mendatangkan beberapa personel polisi.
Tuan Moreno terus mengumpat dengan kata-kata kasar. Apalagi dia harus mandi lagi untuk menghilangkan bau amis pada tubuhnya.
Setelah dirasa benar-benar bersih, dan bau amis pada tubuhnya hilang, dia memutuskan untuk menyudahi mandinya, lalu berpakaian.
Tuan Moreno kemudian kembali pada tujuannya yaitu mendatangi kantor polisi untuk memenuhi panggilan.
Sesampainya di sana, dia langsung mendatangi petugas. Dan dia dicerca dengan beberapa pertanyaan.
"Apa Anda tahu siapa Tuan Daniel Al Ghifari?" tanya polisi itu pada Tuan Moreno.
"Memangnya dia siapa?" tanyanya ketus.
"Beliau adalah ayah dari saudara Zando."
"Lalu?"
"Apa Anda yakin tidak tahu siapa Tuan Daniel Al Ghifari?"
"Sebaiknya Anda tidak usah terbelit-belit Pak Polisi. Bagaimanapun saya adalah korban di sini. Tapi kenapa mereka justru melaporkan saya balik?"
"Beliau melaporkan Anda dengan kasus pencemaran nama baik. Anda membuat berita seolah mereka menikah dan menghamili teman wanitanya. Padahal tidak terjadi pernikahan di antara mereka," ucap Pak Polisi.
"Saya ingin menawarkan pada Anda. Apa masih mau melanjutkan kasus ini ke jalur hukum, atau memilih jalan damai?" sambungnya.
"Saya telah dirugikan jadi saya memilih lanjut ke jalur hukum!" sahut Tuan Moreno yakin.
"Baiklah kalau begitu," ucap Pak Polisi.
"Anda boleh meninggalkan tempat ini, dan kami akan memanggil Anda kembali nanti, tapi jangan berani-berani Anda pergi ke luar negeri."
"Tidak akan." Tuan Moreno meninggalkan ruangan polisi.
"Ronald, selidiki pria bernama Daniel Al Ghifari. Aku ingin tahu siapa dia. Berani-beraninya dia melaporkan aku balik." Tuan Moreno berkata dengan geram.
Saat ini mereka dalam perjalanan kembali menuju kantor MW Entertainment.
Setibanya di kantor, Ronald segera melaksanakan perintah atasannya. Dia pun mulai berselancar di dunia maya dengan mengetikkan nama yang di maksud pada laman pencarian.
Ronald tampak mengerutkan keningnya tajam. Berbagai artikel pemberitaan muncul terkait dengan nama yang menjadi pencariannya. Dan yang lebih mengejutkan lagi adalah pemegang saham terbesar di agensi MW Entertainment merupakan keluarga dari pria tersebut.
.
.
.
zando kah
gak guna
kmu itu salah paham weeehh/Smug/
tak can ikhsan nee🙈🏌️
kaget kan luu 🤣
keburu dikekep pakrete 🤣
tangan siapa yang melayang sembarangan /Facepalm/