NovelToon NovelToon
Legenda Buah Surgawi

Legenda Buah Surgawi

Status: tamat
Genre:Action / Tamat / Fantasi Timur / Reinkarnasi / Balas Dendam / Mengubah Takdir / Kelahiran kembali menjadi kuat / Budidaya dan Peningkatan
Popularitas:13M
Nilai: 4.7
Nama Author: secrednaomi

[Peringatan!! Judul Novel Tidak Sesuai Dengan Isi Ceritanya]

Tumbuhnya Tujuh Buah Surgawi sejak sekian lama berhasil menggemparkan dunia persilatan.

Tujuh Buah Surgawi bukanlah buah biasa, siapapun yang memakan walau hanya salah satu dari ketujuhnya maka dia akan menjadi pendekar yang tak tertandingi.

Sehingga tidak mengherankan jika buah itu tumbuh banyak pendekar yang menginginkannya, perebutan hingga saling membunuh dan membantai bukanlah sesuatu yang asing.

Zhou Yuan adalah salah satu pemakan Buah Surgawi kedelapan yang tidak dicatat dalam sejarah, buah kedelapan itu dinamai buah kematian, sesaat ia hendak memakannya banyak orang yang menginginkannya hingga suatu ketika Zhou Yuan harus di kepung oleh banyak pendekar yang membuatnya terbunuh.

Sebelum kematiannya, Zhou Yuan memakan Buah Kematian, buah itu membuat Zhou Yuan berengkarnasi setelah seratus tahun kematiannya. Zhou Yuan berniat membalaskan dendam kematiannya di kehidupan pertamanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon secrednaomi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Eps. 6 — Melihat Bakat

"Ibu, Ayah, Yuan memberi hormat..."

Zhou Yuan berlutut saat ia sudah sampai di rumahnya, orang tuanya telah menunggunya sejak tadi.

"Yuan'er kau tidak perlu formal seperti itu, tidak ada orang lain disini." Ucap Lin Ruyue lembut.

Meski hubungan mereka adalah keluarga, Zhou Yuan dididik untuk selalu memberikan hormat kepada ayah dan ibunya dengan status mereka di keluarga Zhou.

Zhou Yuan mengangguk lalu bangkit dari posisi berlututnya, ia kemudian bertanya pada orangtuanya alasan dirinya dipanggil kesini.

"Yuan'er, umurmu sekarang sudah tujuh tahun bukan, sudah saatnya kamu melihat bakatmu dalam beladiri. Besok hari kita akan pergi ke aula keluarga Zhou bersama, Ketua serta Tetua keluarga Zhou yang lain sudah bersiap menyaksikan bakatmu di sana..."

Meski keluarga Zhou adalah keluarga yang bertitik pada sistem pemerintahan namun keluarga mereka juga tetap bagian dari dunia persilatan.

Zhao Yao dan Lin Ruyue juga sebenarnya adalah seorang pendekar, bisa dibilang hampir semua anggota keluarga Zhou merupakan seorang yang ahli beladiri.

Alasan keluarga Zhou menjadi keluarga bangsawan serta pemimpin dari sebuah kota karena di dalamnya banyak sekali anggota-anggota keluarga Zhou yang menjadi pendekar kuat.

Zhou Yuan sudah mendengar dari orang lain mengenai bakat Zhou Yao ayahnya yang merupakan pendekar jenius beladiri di generasi sekarang. Zhao Yao sepertinya berharap Zhou Yuan juga sama berbakatnya seperti dirinya.

Keesokan harinya Zhou Yuan pergi ke aula keluarga bersama Zhao Yao dan Lin Ruyue. Zhou Yuan bisa melihat ketidaksabaran orang tuanya dalam melihat bakat dirinya.

"Di kehidupanku dulu bakatku bisa dibilang lumayan bagus saat mengetesnya namun di kehidupan kedua ini aku tidak terlalu mengharapkannya..."

Menurut Zhou Yuan alat pengetes bakat tidak sepenuhnya selalu benar.

Kenyataannya di dunia persilatan, meski seseorang mempunyai bakat yang tinggi namun selama mereka malas berlatih dan belajar, kekuatan mereka tidak akan mencapai sesuatu yang mereka inginkan.

Beberapa langkah kemudian, Zhou Yuan akhirnya sampai di aula utama keluarga Zhou.

Di sana sudah banyak sekali Tetua Keluarga Zhou yang ingin menonton untuk melihat bakat dirinya.

Kecerdasan serta sikap dewasa Zhou Yuan yang disebut-sebut sebagai anak jenius di Keluarga Zhou cukup membuat orang-orang tersebut penasaran dengan bakat dirinya dalam beladiri, mereka yakin Zhou Yuan akan menjadi pendekar yang kuat di masa depan nanti.

Zhou Yuan tersenyum tipis saat melihat penonton tersebut, andai mereka tahu bahwa di dalam tubuh anak kecilnya ini adalah seorang laki-laki yang berusia empat puluh tahun mungkin mereka akan menarik penilaian-penilaian padanya sebagai anak jenius.

Di tengah aula tersebut ada seorang pria yang sudah tua telah menunggu kedatangannya, pria sepuh itu memiliki rambut, kumis, dan jenggot yang sudah memutih, meski penampilannya seperti seseorang yang berusia lima puluh tahun tetapi usia aslinya lebih dari seratus tahun.

Pria sepuh tersebut adalah Ketua keluarga Zhou saat ini, dia juga merupakan Kakek dari Zhou Yuan yaitu Zhou Bing.

"Yuan'er, kau pergilah ke depan..." Ucap Zhou Yao mengelus pucuk kepala anaknya.

Zhao Yuan mengangguk sebelum melangkahkan kakinya ke tengah aula, seketika itu juga hampir semua pasang mata langsung tertuju ke arahnya.

"Hei lihat, dia adalah cucu Ketua Keluarga yang sering dibicarakan karena kecerdasannya, aku yakin bakatnya sangat tinggi dalam beladiri." Kata salah satu Tetua.

"Itu belum tentu..." Balas yang lainnya, "meski dia sangat cerdas tidak ada kepastian dia bakal hebat dalam beladiri, selama ia tidak ditakdirkan menjadi seorang pendekar, tetap saja kecerdasannya tidak berarti."

Zhou Yuan mendengar bisik-bisik itu sambil tersenyum tipis. Zhou Yuan sudah lama telah membuka gerbang dantiannya maka sudah dipastikan hidupnya telah menjadi seorang pendekar, hanya saja ia tidak mengungkapkan itu pada yang lain.

"Ketua, Yuan datang memberi hormat..." Zhou Yuan berlutut di hadapan Zhou Bing sesudah ia berada di dekatnya.

Zhou Bing tertawa, menepuk-nepuk pundak Zhou Yuan dengan sedikit gemas. "Bangun cucuku, kau seperti tidak menganggap aku kakek saja disini..." Zhou Bing tertawa.

Zhou Yuan tersenyum canggung lalu mengangguk pelan, berbeda dengan sikap orang tuanya pada dirinya, sikap kakeknya itu cenderung memanjakan Zhou Yuan selama tujuh tahun terakhir ini.

Sebagai cucu satu-satunya, Zhou Bing selalu ingin menghabiskan waktunya bersama Zhou Yuan, jika saja bukan karena kepentingan Keluarga Zhou mungkin Zhou Bing sudah lama pensiun dan menghabiskan waktunya bersama cucu kesayangannya itu.

Pandangan Zhou Yuan kemudian tertuju pada bola kaca tak jauh dari keduanya berdiri.

"Yuan'er, kau sepertinya mengerti apa yang harus kau lakukan disini bukan?" Zhou Bing melihat ke arah mana pandangan cucunya itu.

Zhou Yuan mengangguk, bola kaca yang di taruh di atas meja tersebut bukanlah bola kaca biasa melainkan alat khusus yang dapat mengetes bakat seseorang.

Ketika ada yang menyentuh bola kaca tersebut maka ia akan bereaksi dengan bersinar keemasan. Semakin terang cahayanya maka semakin tinggi bakat orang yang menyentuh bola tersebut.

Tapi sebaliknya, jika bola kaca itu tidak bereaksi maka dia tidak ditakdirkan menjadi seorang pendekar, dalam arti lain orang tersebut tidak akan bisa membuka gerbang dantian di tubuhnya.

Zhou Yuan di kehidupan pertama juga melakukan demikian oleh gurunya, jadi dia hafal cara kinerja bola kaca tersebut.

Zhou Yuan kemudian di persilahkan oleh Zhou Bing untuk meletakan tangannya di atas bola kaca tersebut. Zhou Yuan menarik nafasnya perlahan sebelum menaruh tangannya menyentuh bola kaca itu.

Seketika ruangan aula hening sesaat, mereka tampak fokus melihat reaksi bola kaca tersebut.

Satu detik, dua detik, lima detik, sepuluh detik, tidak ada reaksi dari bola kaca itu.

"Ini... Kenapa tidak bersinar..."

"Aneh, bukankah seharusnya bola kaca itu langsung bereaksi saat disentuh seseorang?"

"Benar seharusnya dia bersinar sekarang, apa yang terjadi sebenarnya?"

Penonton mulai berbisik-bisik melihat keganjalan tersebut, setelah setengah menit berlalu bola kaca itu tidak memunculkan secercah sinar apapun.

Zhou Yao dan Lin Ruyue bahkan mulai khawatir anaknya ternyata tidak memiliki bakat beladiri.

Berbeda dengan yang lainnya, Zhou Yuan disisi lain sedang memejamkan matanya dengan tenang, ia tampak seperti memfokuskan sesuatu di dalam dirinya.

Butuh satu menit hingga bola kaca itu bereaksi, pertama-tama bola itu bergetar hebat diikuti dengan cahaya emas yang mulai bersinar sedikit demi sedikit.

"Wah, sudah dimulai, sudah dimulai!" Seru seorang Tetua yang menonton.

Zhou Yao serta Lin Ruyue bernafas lega ketika bola kaca itu bersinar, setidaknya anaknya memang bisa menjadi seorang pendekar.

Bola kaca yang di pegang Zhou Yuan terus bersinar, awalnya bola itu hanya seterang lilin namun lama kelamaan sinarnya menyilaukan orang-orang disekitarnya.

"Ini..."

Zhou Bing yang berada di dekat bola kaca menahan nafasnya, ia baru pertama kali melihat bola kaca bersinar seterang ini di sepanjang hidupnya.

Masalahnya bola kaca itu terus bersinar sampai-sampai orang yang melihatnya menutup mata, tidak berangsur lama kemudian bola kaca itu mengalami keretakan hingga di detik berikutnya bola kaca itu meledak hebat.

1
Pebri Reja ginting
halllh...kira beneran...../Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Retno Palupi
wah Yuan semakin kaya
Retno Palupi
oh pedang emas
Retno Palupi
apa orang ini jg dulu makan buah surgawi?
Retno Palupi
lanjut
reflis guci
sedap maknyos.mantab. sulit untuk mengucabkan nya .yg panting super zuper.
Retno Palupi
harta perampok yang di bunuh tidak diambil?
Retno Palupi
jangan dibunuh dong dilumpuhkan dulu baru diluruskan masalah nya
Retno Palupi
auto kaya raya kan Yuen
Retno Palupi
kasian y penduduk desa
Retno Palupi
lanjut
Retno Palupi
lanjut kak
Retno Palupi
berarti tambah satu cewek lagi yg jd murid Yuan
Retno Palupi
berarti di dunia nya zou Yuan dianggap mati ya
Retno Palupi
kenapa g mau berlatih sih?
Retno Palupi
oh... bisa pulang lagi tidak ya?
Retno Palupi
jujur aja Yuan
Retno Palupi
syukurlah semua selamat
Retno Palupi
lanjut
Retno Palupi
lanjut, bagaimana nasib Zhou Yuan dan gadis 3 nya?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!