Hanna Humaira, sosok wanita berparas cantik dengan hati tulus yang menaungi.
Di usianya yang kini menginjak usia 23 tahun, ia harus merelakan kebebasan masa mudanya, menjadi sosok single mother untuk putri semata wayangnya yang kini baru berusia 3 tahun, Maura Adira.
Hari-hari bahagia ia lalui bersama putri menggemaskan itu, hingga akhirnya kehidupan nya kembali terusik, saat sosok dari masa lalu itu kembali hadir dalam pertemuan yang tak terduga.
Apa jadinya jika laki-laki itu mengetahui bahwa kejadian malam panas itu membuahkan sosok gadis kecil dan bersikukuh untuk merebutnya?
Mampukah Hanna mempertahankan sang putri atau malah harus terjebak dalam pernikahan dengan laki-laki itu demi kebahagiaan sang putri tercinta?
Happy Reading
Saranghaja
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reinata Ramadani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kamu Hanna kan?
°°°~Happy Reading~°°°
Gadis kecil itu tampak gelisah, perasaannya begitu risau saat sang daddy tak kunjung menunjukkan batang hidungnya, pergi meninggalkan dirinya dengan dalih membelikan minuman kesukaannya.
" Mommy... Daddy keunnapa lamma? " Sudah kesekian kalinya si kecil Maura menanyakan hal yang sama, padahal nyatanya, belum ada 15 menit David pergi meninggalkan dirinya.
" Tunggu sebentar ya sayang... Kan daddy tadi bilang mau beliin Maura susu coklat... " Sahut Hanna berusaha menenangkan sang putri yang jelas-jelas tengah gelisah tak karuan.
" Molla udah eundak mahu cucu tokullat, Molla mau daddy ajah... " Timpal Maura menego.
" Iya sayang, sebentar ya... Sebentar lagi daddy pasti kembali... "
" Euhhh... Daddy lama sheukalli, Molla eundak shuka... " Keluh Maura dengan wajah kesalnya.
Tak lama kemudian, pintu ruangan Maura terdengar di ketuk.
Tok tok tok...
Membuat gadis kecil itu sontak bangkit dari tidurnya dengan tak sabaran.
" Itu daddy... Itu pashti daddy myh... "
" Maura tunggu di sini dulu ya sayang... Mommy buka pintu dulu... " Bujuk Hanna pada sang putri, namun sia-sia belaka, nyatanya gadis kecil itu langsung menggeleng tak mau.
" Eundak mahu, mau ikut mommy aja ya myh... " Pinta Maura penuh permohonan.
" Sayang... Mommy kan cuma sebentar... "
" Eundak mahu... Molla mau ikut mommy aja... Molla tatut shini sheundili... " Keukeh Maura, membuat Hanna pun akhirnya menyerah, ia tak akan bisa membujuk putrinya yang tengah merajuk itu.
Hanna membuka mula pintu ruangan itu, tampak sosok perempuan berumur sekitar pertengahan abad kini tengah berdiri menatap ke arahnya, di belakangnya berdiri dua sosok laki-laki bertubuh kekar dengan pakaian serba hitamnya, membuat si kecil Maura pun sontak beringsut ketakutan.
" Mommy... Itu capa... Molla tatut... Molla tatut myh... " Maura mengeratkan rengkuhannya, tubuhnya bergetar, gadis kecil itu tampak ketakutan, bahkan wajahnya kini ia sembunyikan di bahu sang mommy.
" Tidak apa-apa sayang... Tenanglah... " Sahut Hanna menenangkan, tangannya dengan setia mengusap lembut punggung kecil sang putri yang tengah ketakutan.
"Apa dia ketakutan melihat ku? "
Perempuan itu menatap lamat-lamat punggung kecil yang kini tengah beringsut di gendongan sang ibu. Jelas sekali gadis kecil itu tengah ketakutan, membuat nya merasa bersalah atas kedatangannya yang tiba-tiba.
" Ohh... Tidak nyonya, bukan begitu... " Sahut Hanna tak enak hati atas sikap sang putri.
" Mommy... Ayo mashuk ajah... Molla tatut, Molla tatut shama om-om shellam ituuu, hiks... "
Maura semakin terisak, gadis kecil itu bahkan mengguncang tubuh sang mommy agar kembali saja ke dalam kamarnya. Maura benar-benar takut, begitu takut pada wajah sangar kedua bodyguard yang di bawa oleh perempuan bernama Agatha itu.
Menyadari itu, mama Agatha pun membalik badannya menatap pada sang bodyguard. Menganggukkan kepalanya, kedua bodyguard itu pun langsung mengangguk hormat dan segera menyingkir dari sana.
" Ehmmm... Mohon maaf nyonya, jika putri saya sudah menyinggung anda... " Sahut Anelis tak enak hati.
" Tidak apa... " Timpal mama Agatha ramah.
" Emmm... Kalau boleh saya tau, anda sedang mencari siapa nyonya... " Tanya Hanna pada akhirnya, karena sedikitpun ia tak mengenali siapa sosok perempuan yang kini tengah berdiri di depannya itu.
" Kamu Hanna kan? Dan ini... Putrimu? "
Hanna tercengang, mengapa ibu-ibu itu mengenali dirinya dan juga putrinya, sedang dirinya, melihat wajah cantik dan terawat itu pun tak pernah, apalagi mengenal nya.
Belum juga Hanna menjawab, terlihat David dan sang asisten kini berangsur mendekati keberadaan mereka dengan langkah cepat.
" Ma... "
Hanna terhenyak, benarkah tadi laki-laki itu memanggil wanita itu dengan sebutan, mama?
Belum sempat Hanna bertanya, gadis kecil itu sudah heboh sendiri saat menatap kedatangan sang daddy, wajah yang tadi ia sembunyikan di bahu sang mommy, kini menatap penuh kelegaan pada sang daddy.
" Daddy... "
" Yes girl... "
" Molla mau shama daddy... " Pinta Maura sembari merentangkan kedua tangannya pada sang daddy, membuat David pun sontak mengambil alih gendongan Maura dari tangan Hanna tanpa kecanggungan, laki-laki itu seolah sudah terbiasa dengan keberadaan gadis kecil itu, termasuk keberadaan Hanna.
" Daddy keunnapa lamma sheukalli? "
" Maafkan daddy girl, daddy sudah membelikan susu coklat yang banyak untukmu, kamu suka? "
Gadis kecil itupun mengangguk.
" Huum, shuka sheukalli. Tapi Molla eundak shuka kalau daddy peulgi na lamma-lamma... "
🍁🍁🍁
Annyeong Chingu
Happy Reading
Saranghaja 💕💕💕